AKHIRNYA Terbit Rencana Buka Suara Terkait Kerangkeng Manusia di Rumahnya, Beber Pihak yang Terlibat

Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Paranginangin mengakui tidak sendirian mengurusi kerangkeng manusia di rumah pribadinya

Penulis: Anugrah Nasution |
HO / Tribun Medan
Komnas HAM bersama Polda Sumut saat melaku investigasi di kerangkeng manusia milik Terbit Rencana. 

TRIBUN MEDAN. com, MEDAN - Bupati Langkat nonaktif Terbit Rencana Paranginangin mengakui tidak sendirian mengurusi kerangkeng manusia di rumah pribadinya saat diperiksa Komnas HAM di kantor Merah Putih KPK. 

Hal itu disampaikan Komisioner Komnas HAM Beka Ulung Hapsara. 

"Jadi Terbit menyampaikan ada pihak lain, tidak hanya sendirian. Saat kita periksan, kita tanya mengenai tata kelolah, pihak pihak pihak lainya lainya juga. Seperti siapa yang urusin makan, keamanan, kesehatan para tahanan kepada dia," ujar Beke kepada Tribun, Rabu (9/2/2022) 

Namun Beka belum memberi keterangan pasti pihak pihak mana saja yang disebut Terbit terlibat dalam  mengurusi kerangkeng tersebut. 

Termasuk adanya peran organisasi pemuda dalam menjaga keamanan kerangkeng di sana. 

"Untuk peran organisasi tertentu kita masih dalami. Namun yang pasti kita tanyakan kepada dia mengenai bagaimana peran Pemerintah Daerah, BNN, siapa yang komunitas kepada pihak kesehatan dan peran keluarga mengurusi kerangkeng," sebut Beka. 

Komnas HAM sebut Beka masih berusaha  mengkonfirmasi informasi kepada pihak yang terlibat mengurus kerangkeng hingga melakuan aksi kekerasan di sana. 

"Soal pihak pihak terkait, Komnas HAM sedang mengkonfirmasi mengenai ada keterlibatan yang lainnya. Nantinya informasi juga akan kami sebar ke publik," tutur Beka. 

Sementara itu, Polda Sumut masih menyelidiki korban tewas di kerangkeng milik Rencana yang terdapat di Desa Raja Tengah, Kecamatan Kuala, Kabupaten Langkat. 

Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak menyebut ada dugaan keterlibatan organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP) di balik dugaan penyiksaan tersebut. 

Panca menyebut telah memeriksa 63 termasuk keluarga, saksi dan anggota ormas  yang dipimpin oleh Terbit Rencana yang diduga kuat mengetahui dan terlibat dalam insiden menewaskan lebih dari 3 orang yang dikerangkeng itu.

"Sudah sampai ke sana. Jadi, strukturnya kita sudah dapatkan, siapa yang bertanggung jawab, siapa pihak yang dilibatkan. Iya (sudah diperiksa), jelas ya," kata Panca. 

Selain tiga orang korban tewas, polisi juga menemukan enam orang cacat akibat dianiaya selama ditahan di kerangkeng milik Cana, atau Terbit Rencana Perangin-angin.

"Enam orang ada tanda penganiayaan sama cacat," tutupnya.

(cr17/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved