Alissa Wahid Minta Kapolda Bebaskan Warga Wadas Ditahan, Gubernur Ganjar Diminta Tunda Ukur Tanah
Kasus kericuhan Wadas jadi sorotan. Pemerintah dan aparat sasaran kritik sejumlah pihak. Komnas HAM, DPR, LBH, amnesty internasional hingga Kontr
TRIBUN-MEDAN.com - Kasus kericuhan Wadas jadi sorotan. Pemerintah dan aparat sasaran kritik sejumlah pihak.
Dari Komnas HAM, DPR, LBH, amnesty internasional hingga Kontras.
Tak ketinggalan Jaringan Gusdurian angkat bicara.
Koordinator Nasional Jaringan Gusdurian Indonesia Alissa Qotrunnada Wahid atau Alissa Wahid, meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan oleh pihak kepolisian.

Alissa Wahid juga meminta Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo menunda pengukuran lahan untuk pertambangan batuan andesit di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah.
Dia menilai, tindakan pengukuran lahan perlu dimusyawarahkan terlebih dahulu dengan masyarakat setempat.
"Atas nama Gusdurian, kami meminta Kapolda Jateng untuk membebaskan warga Wadas yang ditahan. Juga meminta kepada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo untuk menunda pengukuran tanah, dan lain-lain sampai kita selesai bermusyawarah, dan menghindarkan clash antara rakyat dengan aparat negara," kata Alissa, seperti dikutip Tribun dari akun twitternya, Rabu (9/2/2022).

Ketua PBNU itu mengatakan, setiap rencana pembangunan dengan tujuan lebih besar seharusnya rakyat dilibatkan dan diajak untuk berdialog.
Dengan cara tersbeut agar tidak ada yang merasa dikorbankan.
"Berapa banyak rakyat kecil yang sudah dikorbankan atas nama pembangunan?," ucapnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, insiden penyerbuan aparat kepolisian tersebut dalam rangka pembebasan dan pengukuran lahan penambangan material andesit untuk Bendungan Bener.
Pembebasan lahan mendapat penolakan dari warga. Konon, mereka menganggap lahan itu adalah sumber kehidupan dan apabila ditambang berarti sama dengan menghilangkan penghidupan warga Wadas.
Perjuangan warga Wadas mempertahankan tanahnya dari rencana tambang ini telah dilakukan beberapa tahun belakangan, hingga akhirnya terjadi bentrok antara polisi dan warga pada hari ini.
Polda Jawa Tengah juga telah membenarkan bahwa ada sekitar 23 orang yang diamankan atas dugaan anarkis. Mereka langsung digelandang ke Polsek Bener untuk dilakukan interogasi.