News Video
KASUS 'Suntik Mati' Pasien di RSU Eshmun Masih Tunggu Hasil Autopsi untuk Tentukan Pidana atau Bukan
"Nanti dari hasil autopsi dapat kita simpulkan apa yang menjadi penyebab kematian korban," ujar AKP Rudy.
Penulis: Arjuna Bakkara |
KASUS 'Suntik Mati' Pasien di RSU Eshmun Masih Tunggu Hasil Autopsi untuk Tentukan Pidana atau Bukan
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Keluarga Napitupulu berharap besar pada pihak kepolisian agar mendapatkan keadilan atas kematian Sakti Fernando Napitupulu (35).
Sehari setelah kematian Fernando, suasana duka sangat tergambar dari tangisan ibu dan kakak serta para kerabat keluarganya di Lingkungan IV Kelurahan Tanah Enamratus Kecamatan Marelan, Rabu (16/2/2022).
Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan, AKP Rudy Syahputra mengatakan kasus ini sedang dalam penanganan.
Pihak keluarga merasa ada kejanggalan karena ada penanganan medis yang tidak benar hingga menyebabkan kematian terhadap Sakti Fernando Napitupulu.
Atas kedatangan Rosnani Napitupulu kakak korban ke Polsek Labuhan Deli, AKP Rudy Syahputra mengatakan polisi telah membawa jenazah korban ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut untuk diautopsi.
"Nanti dari hasil autopsi dapat kita simpulkan apa yang menjadi penyebab kematian korban," ujar AKP Rudy.
Barang bukti memang belum ada yang diamankan polisi, tapi menurut AKP Rudy beberapa saksi telah dimintai keterangannya.
Ada pun saksi yang diperiksa adalah Paulina Harianja, Rosnani Napitupulu, dan Paulina Napitupulu.
Sementara ini Polres Pelabuhan Belawan belum memeriksa pihak rumah sakit atau perawat bersangkutan.
"Sementara ini kami masih meminta keterangan dari pihak keluarga korban, pihak rumah sakit belum," ujar AKP Rudy.
Kasus tersebut kata AKP Rudy, untuk menentukan masuk pidana atau bukan polisi masih menunggu setelah keluar hasil autopsi.
Terpisah, Rosnani Napitupulu mengatakan, adiknya paling bungsu meninggal 5 menit setelah disuntikkan antibiotik oleh dokter di Rumah Sakit Umum Eshmun.
Padahal sebelumnya, Rosnani telah melarang dokter untuk tidak menyuntik Sakti. Soalnya Sakti memiliki alergi, namun dokter lalai dan menyuntikkan antibiotik.
"Ada alergi obat buk, tanya dokternya. Ada, kami bilang. Dan langsung larang biar gak disuntikkan antibiotik itu. Tapi disuntik juga, dan setelah disuntik mereka bilang enggak sengaja," ujar Rosnani.
Kata Rosnani, Sakti yang sehari-hari sebagai Satpam ini sebelumnya pergi bekerja dari rumah, dan tergelincir di sekitar Jalan Kol Yos Sudarso, Jalan Bawal Belawan pada Senin (15/2/2022).
Lalu, setelah itu Sakti pulang ke rumah.
Rosnani, lalu membawa Sakti adiknya berobat ke Rumah Sakit Umum Eshmun di Jalan Marelan Pasar 1.
Setelah tergelincir dari sepeda motor, Sakti hanya luka pada bagian lengan dan sedikit oyong, namun masih normal berjalan.
Sebelumya, dia ditolak dari Rumah Sakit tersebut.
Tiba di Rumah Sakit, Sakti disuntikkan antibiotik, meski sebelumnya dilarang oleh Rosnani agar dokter tidak menyuntik.
Rosnani melihat adiknya disuntik antibiotik.
Setelah itu, Sakti langsung mengaku sesak nafas dan merasa pusing lalu kejang-kejang.
Kemudian Sakti adiknya, mengeluarkan buih dari mulut.
Lalu sampai mengeluarkan kotoran.
Atas peristiwa ini, Rosnani telah melaporkan tindakan dokter yang dianggapnya mengakibatkan orang meninggal dunia tersebut ke Polsek Medan Labuhan.
Saat ini, adiknya sedang diautopsi di Rumah Sakit Bhayangkara Polda Sumut.
Sementara itu, ketika Wartawan meyambangi rumah Sakit Umum Esmun, seseorang yang mengaku Humas bawahan Budiman melarang wartawan.
Dikonfirmasi terkait kejadian tersebut, Humas tersebut menepis kamera wartawan.
(Jun-tribun-medan.com)