Kasus Covid 19 di Nias

Edy Rahmayadi Bilang Semua Akses ke Nias Terancam Ditutup Jika PPKM Level 4 Berlaku

Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan akses ke Nias terancam ditutup jika aturan PPKM Level 4 kembali berjalan

Editor: Array A Argus
HO
Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi saat meninjau vaksinasi anak usia 6-11 tahun di Kota Gunungsitoli. Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi mewanti-wanti Nias dan Gunung Sitoli akan naik ke PPKM Level 4. 

TRIBUN-MEDAN.COM,GUNUNGSITOLI - Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi mengatakan akses ke Nias terancam ditutup jika PPKM Level 4 diterapkan. 

Maka dari itu, Edy Rahmayadi meminta kepala daerah termasuk bupati dan wali kota untuk memperketat pengawasan.

“Nias dan Gunungsitoli itu sekarang level 3, sudah tanda peringatan ke arah level 4. Kalau sudah naik, semua ditutup, jalan disekat, sekolah tidak boleh dan pasar ditutup, ini berbahaya. Untuk itu kepada bupati dan wali kota, sampaikan benar-benar kepada masyarakat,” jelas Edy saat mengunjungi Kota Gunungsitoli, Kepulauan Nias, Kamis (17/2/2022).

Ia juga meminta percepatan vaksinasi Covid-19, terutama bagi lanjut usia (Lansia) dan anak usia 6-11 tahun.

Baca juga: NASIB Adam Deni Dinyatakan Positif Covid-19, Kuasa Hukum Ungkap Kondisinya dalam Penjara

Edy Rahmayadi menuturkan, dalam kondisi pandemi Covid-19, terjadinya penyebaran virus cukup mengkhawatirkan karena posisinya berada di satu pulau.

“Kalau kita lihat virus ini, berbahaya kalau Nias tidak ditangani. Inilah hasil diskusi kita bersama Pangdam dan Kapolda,” ujarnya.

Edy berpesan, bahwa tindakan aparat aktif mengajak vaksinasi dan menjaga protokol kesehatan adalah bagian dari tugas dan bukti kepedulian negara atas kondisi rakyatnya.

Sebab, kata dia, tanpa disiplin, pandemi Covid-19 akan sulit ditangani.

“Jangan dianggap mereka (aparat) marah-marah. Aparat ini sayang kepada rakyat, karena virus ini hanya bisa putus jika dilakukan dengan protokol kesehatan, intinya masker (Prokes), jangan pernah tinggalkan,” tambahnya.

Baca juga: Angka Covid-19 Melonjak, USU Berikan Layanan Konsultasi dan Obat Gratis, Ini Caranya

Edy juga menyampaikan, vaksinasi harus terus dikejar hingga ke desa-desa.

Meskipun kesannya memaksa, namun semua itu agar imunitas rakyat meningkat, terutama menghadapi Covid-19, sehingga sekalipun harus terkena, tidak menyebabkan sakit parah.

“Untuk itu mari kita sedapat mungkin mengejar ini. Tolong dikejar supaya rakyat kita selamat. Saya tahu kalian capek, tetapi inilah tugas kita,” sebutnya.

Senada dengan itu, Kapolda Sumut Irjen Pol Panca Putra Simanjuntak mengatakan, kondisi penularan Covid-19 varian Omicron, khususnya di Gunungsitoli lebih tinggi saat ini dibanding Agustus 2021 saat varian delta melanda.

Baca juga: Cara Pemkab Langkat Menekan Penyebaran Covid-19, Intensifkan Vaksinasi Covid-19 untuk Pelajar

“Untuk Gunungsitoli kasus paling tinggi itu 34 kasus (varian delta). Tetapi untuk sekarang ini, sudah mencapai 37 kasus. Meskipun bedanya 3, tetapi itu berbahaya. Termasuk Nias, dulu 10 kasus, sekarang naik 16 kasus,” terang Panca.

Untuk itu, lanjut Panca, kehadiran mereka ke Kepulauan Nias adalah dalam rangka menjalankan instruksi pemerintah pusat, baik dalam upaya memutus penularan Omicron melalui protokol kesehatan (Prokes) yakni memperketat penggunaan masker, juga mengejar vaksinasi lengkap, terutama bagi Lansia dan anak usia 6-11 tahun.(cr14/tribun-medan.com).

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved