Breaking News

Sidang Pemerasan

SAKSI Sebut Susah Bedakan Seragam Satpam dengan Polisi, Sidang Oknum Polisi Peras Pengendara

Sidang dugaan pemerasan yang dilakukan oknum Polisi Polsek Delitua Bripka Panca Karsa Simanjuntak bergulir di Pengadilan Negeri Medan

TRIBUN MEDAN/GITA
Sidang dugaan pemerasan yang dilakukan oknum Polisi Polsek Delitua Bripka Panca Karsa Simanjuntak, terus bergulir di Pengadilan Negeri Medan, Selasa (22/2/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Sidang dugaan pemerasan yang dilakukan oknum Polisi Polsek Delitua Bripka Panca Karsa Simanjuntak bergulir di Pengadilan Negeri Medan, Selasa (22/2/2022).

Dalam sidang lanjutan itu, Jaksa Penuntut Umum (JPU) Julita Rasmayadi Purba, menghadirkan 2 saksi yakni Eva Nur Maladewa dan Ahmad Ramadhan yang menyaksikan kejadian tersebut.

Dalam kesaksiannya, Eva mengaku saat kejadian terdakwa Panca nyaris dihakimi massa karena disangka polisi gadungan.

Untuk meredam suasana, warga sekitar lantas mengamankan terdakwa Panca ke Poskamling.

"Dia (terdakwa) dibawa ke Poskamling, di situ kami masukkan dia supaya gak ada keributan. Terus polisi datang," katanya.

Ia mengaku saat melihat kejadian, Panca sudah dikerumuni massa, dan sempat terjadi keributan.

Namun saat itu, ia belum mengetahui bahwa terdakwa Panca adalah polisi, karena Eva mengaku sulit membedakan pakaian polisi dan satpam.

"Kan mirip dengan pakaian satpam pak," katanya.

Baca juga: Tugas Rutin Polresta Deliserdang Setiap Malam Lakukan Ops Yustisi Demi Hal Ini

Baca juga: Tugas Rutin Polresta Deliserdang Setiap Malam Lakukan Ops Yustisi Demi Hal Ini

Namun, saat dicecar hakim harusnya di pakaian terdakwa ada bacaan polisi, saksi mengaku tak tahu membaca.

"Saya tidak pandai baca, tidak pandai nulis pak. Tapi yang saya liat saat itu, memang Pak Panca ini megang STNK, uang Rp 50 ribu dua jatuh di bawah. Saya gak tau kenapa, tapi kata orang itu ada polisi gadungan," ujarnya.

Sementara itu, saksi Ahmad mengaku pertama kali melihat kejadian tersebut.

Ia mengaku curiga kepada terdakwa karena menggelar razia di depan masjid.

Apalagi kata Ahmad razia hanya dilakukan oleh seorang polisi.

Lantas saat ia mendekat dan bertanya ada apa, warga sekitar juga berkumpul dan semakin banyak.

Dikatakan Ahmad, saat pihaknya menanyakan Kartu Tanda Anggota (KTA) polisi, terdakwa terkesan memperlama sehingga masyarakat mulai ribut dan menduga terdakwa polisi gadungan.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved