Perang Rusia Ukraina
DIAM-DIAM China Muncul Setelah Memanas Pengakuan Rusia, Donetsk dan Lugansk Merdeka dari Ukraina
Seperti apa reaksi China setelah muncul pergolakan panas antara Rusia vs Ukraina...
TRIBUN-MEDAN.com - Seperti apa reaksi China setelah muncul pergolakan panas antara Rusia vs Ukraina.
Menteri Negeri China Wang Yi diam-diam melakukan perbincangan khusus dengan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken.
Baca juga: LIVE SCTV! Atletico Vs Man United UCL Malam Ini, Setan Merah Andalkan Pengalaman Cristiano Ronaldo
Seperti dikabarkan, situasi bertambah panas setelah pengakuan Rusia terhadap kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) serta penyebaran pasukan penjaga perdamaian ke wilayah Donbass, Ukraina.
Baca juga: HEBOH Makam Wanita Dibongkar Setelah Meninggal, Wajahnya Cerah Seperti Tidur, Keluarga Curiga
China telah menyatakan 'keprihatinan' terkait situasi yang berkembang di Ukraina saat ini, setelah Rusia mengumumkan pengakuannya atas kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) dari Ukraina.
Dikutip dari laman Russia Today, Selasa (22/2/2022), Menteri Luar Negeri China Wang Yi pun melakukan pembicaraan dengan Antony Blinken dalam panggilan telepon pada Selasa waktu setempat.
Ia mengatakan bahwa 'perubahan terbaru' ini terkait dengan kegagalan berkelanjutan dalam menerapkan Perjanjian Minsk 2015.
Ini memberikan peta jalan untuk reintegrasi damai di wilayah Donbass yang memisahkan diri dari Ukraina.
Baca juga: Amerika Paling Khawatir Nasib Pejabat dan Warganya di Ukraina Setelah Pengumuman Presiden Putin
Perlu diketahui, pada Senin kemarin, Rusia mengakui dua republik yang memproklamirkan diri sebagai entitas independen, yakni DPR dan LPR.
Rusia mengklaim bahwa penolakan Ukraina untuk memenuhi kewajibannya di bawah Protokol Minsk dan penolakannya yang jelas untuk mencari resolusi yang dinegosiasikan dengan daerah pemberontak, telah menjadi landasan bahwa 'langkah yang diambil Rusia adalah benar'.
Baca juga: PERINGATAN Presiden AS Joe Biden tak Dijawab Rusia, Dekrit Vladimir Putin Memicu Perang di Ukraina
Saat mengakui republik yang memisahkan diri dari Ukraina itu sebagai negara berdaulat, Presiden Rusia Vladimir Putin memerintahkan pasukannya untuk dikerahkan ke wilayah itu demi melakukan penjagaan terhadap kemungkinan dilancarkannya aksi militer oleh pasukan Ukraina.
"Saya berbicara dengan Penasihat Negara Republik Rakyat China dan Menteri Luar Negeri Wang Yi. Saya menggarisbawahi perlunya menjaga kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina," cuit Blinken dalam akun Twitternya.
Sebagai diplomat top China, Wang Yi pun menekankan posisi China terkait masalah Ukraina tetap konsisten.
"Kekhawatiran keamanan yang sah dari negara mana pun harus dihormati dan prinsip-prinsip Piagam PBB (Perserikatan Bangsa-bangsa) harus ditegakkan," kata Wang Yi.
Wang Yi kemudian meminta semua pihak yang terlibat untuk 'menahan diri dan mengakui pentingnya menerapkan prinsip keamanan, meredakan situasi, dan menyelesaikan perbedaan melalui dialog serta negosiasi'.
Sebelumnya, pengakuan Rusia atas wilayah yang memisahkan diri dari Ukraina itu muncul di tengah meningkatnya ketegangan antara Rusia dan NATO.
Rusia menuduh NATO sebagai aliansi militer yang merusak keamanan nasionalnya dengan memperluas cakupannya ke Eropa timur.
Tidak hanya itu, Rusia juga mengklaim blok pimpinan AS itu menargetkan Ukraina untuk penempatan aset militernya, dan menganggap ini tidak dapat diterima.
Baca juga: HEBOH Makam Wanita Dibongkar Setelah Meninggal, Wajahnya Cerah Seperti Tidur, Keluarga Curiga
Sementara itu, AS dan sekutunya menolak proposal Rusia untuk memberlakukan moratorium ekspansi NATO dan mengembalikan kehadiran militernya di benua itu.
Sebaliknya, mereka justru menuduh Rusia merencanakan perang agresi terhadap Ukraina.
Di sisi lain, pendukung asing Ukraina menerbangkan pesawat yang penuh dengan senjata canggih ke Ukraina, mengklaim bahwa mereka diperlukan untuk mempertahankan negara itu dari serangan Rusia.
Namun Rusia mengatakan bahwa pengiriman itu tampaknya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan militer Ukraina dalam persiapan untuk melancarkan serangan terhadap pemberontak.
Baca juga: Amerika Paling Khawatir Nasib Pejabat dan Warganya di Ukraina Setelah Pengumuman Presiden Putin
Baca juga: Gejala Omicron yang Sering Muncul, Syarat Melakukan Isolasi Mandiri jika Tertular
Sanksi Amerika
Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden langsung mengultimatum dan telah memberlakukan sanksi ekonomi tahap pertama terhadap Federasi Rusia.
Langkah ini diambil sebagai tanggapan atas pengakuan Rusia terhadap kemerdekaan Republik Rakyat Donetsk (DPR) dan Republik Rakyat Lugansk (LPR) serta penyebaran pasukan penjaga perdamaian ke wilayah Donbass, Ukraina.
"Rusia baru saja mengumumkan bahwa mereka sedang 'mencaplok' sebagian besar Ukraina. Presiden Rusia Vladimir Putin membangun alasan untuk mengambil lebih banyak wilayah secara paksa. Ini adalah awal dari invasi Rusia ke Ukraina," kata Biden pada Selasa kemarin.
Baca juga: KASUS Persipura di Liga 1 Dibahas, Sempat Kirim Surat Kondisi 6 Pemain, 3 Ofisial Positif Covid-19
Baca juga: HASIL LIGA CHAMPIONS Bikin Kecewa Massimiliano Allegri, Juventus Imbang 1-1 atas Villarreal
Biden pun mempertanyakan 'siapa' yang mengizinkan Putin melakukan hal itu kepada negara tetangganya.
"Dalam nama Tuhan, siapa yang menurut Putin memberinya hak untuk mendeklarasikan apa yang disebut negara baru di wilayah milik tetangganya sendiri?, ini adalah pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan menuntut tanggapan tegas dari komunitas internasional," tegas Biden.
Tidak hanya itu, Biden juga mengumumkan tahap pertama sanksi yang diberlakukan terhadap Rusia, yang menargetkan VEB Development Bank, Promsvyazbank Public Joint Stock Company (PSB) dan 42 anak perusahaan mereka, utang negara Rusia, serta menjatuhkan sanksi pada 'elite dan keluarga mereka'.
Biden pun menegaskan bahwa AS telah bekerja sama dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz untuk memastikan bahwa pipa gas Nord Stream 2, yang akan membawa gas alam cair dari Rusia ke Jerman, tidak akan dibuka.
Baca juga: KASUS Persipura di Liga 1 Dibahas, Sempat Kirim Surat Kondisi 6 Pemain, 3 Ofisial Positif Covid-19
(tribunnews.com/Rt.com/Fitri Wulandari)
DIAM-DIAM China Muncul Setelah Memanas Pengakuan Rusia, Donetsk dan Lugansk Merdeka dari Ukraina