Laut China Selatan

INDONESIA dan Negara Tetangga Sudah Siap-siap Jika Terjadi Perang di Kawasan Indo-Pasifik

Dua pemindai radar buatan AS malah ditemukan mengapung di lepas pantai Sulawesi Selatan awal bulan ini.

Editor: AbdiTumanggor
China Military
PLA Navy latihan di Pasifik 

TRIBUN-MEDAN.COM - Perhatian dunia kini tertuju pada perang Rusia-Ukraina.

Konflik ini disebut bisa menyebar dengan cepat menjadi perang yang lebih besar.

Khawatiran, konflik berikutnya terjadi di Indo-Pasifik.

Taiwan adalah negara kunci konflik di Pasifik, dan China sebagai tokoh utama.

Namun, Indonesia rupanya sudah diam-diam mempersiapkannya selama konflik berkepanjangan.

Pejabat Angkatan Laut Indonesia sempat dipermalukan, setelah apa yang mereka klaim sebagai dua pemindai radar buatan AS malah ditemukan mengapung di lepas pantai Sulawesi Selatan awal bulan ini. Ternyata peralatan ini rutin dipakai oleh perusahaan survei Indonesia dalam pencarian seismik untuk minyak dan gas (migas).

Dalam tanda tumbuhnya sensitivitas Indonesia terkait permusuhan besar di maritimnya, komandan lokal tampaknya menarik kesimpulan dengan cepat karena silinder dengan massa 5 kilogram itu ditemukan di dekat pulau yang dulunya lokasi munculnya drone bawah tanah buatan China tahun 2021 lalu.

Sebuah benda asing diduga drone bawah air yang dilengkapi dengan kamera ditemukan nelayan di wilayah Sulawesi Selatan di dekat Kepulauan Selayar beberapa hari yang lalu. Benda ini diduga merupakan buatan dan dimiliki oleh China. (24h.com via grid.id)
Sebuah benda asing diduga drone bawah air yang dilengkapi dengan kamera ditemukan nelayan di wilayah Sulawesi Selatan di dekat Kepulauan Selayar beberapa hari yang lalu. Benda ini diduga merupakan buatan dan dimiliki oleh China. (24h.com via grid.id) (24h.com via grid.id)

Beberapa hari sebelum penemuan diumumkan, kapal perang China, yang sebelumnya telah memasuki perairan Indonesia, menimbulkan insiden diplomatik dengan menarget sinar laser tingkat militer pada pesawat patroli Boeing P-8A Poseidon Angkatan Udara Australia (RAAF) di Laut Arafura.

Dilansir dari Asia Times, Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pesawat itu telah "berada di bawah ancaman" oleh laser itu, memancar dari kapal perusak berpeluru kendali kelas Luyang ketika mendekati Selat Torres, jalur air sempit antara Australia dan Papua Nugini, yang membuka ke Laut Koral.

Penghancur dan sebuah kapal transportasi amfibi kelas Yushao berukuran 25.000 ton pertama kali dideteksi oleh P-8 lepas pantai selatan Jawa pada 12 Februari saat keduanya meluncur untuk pertemuan dengan kapal fregat kelas Jiangkai dan sebuah kapal pengisian kelas Fuchi di selatan Timor Barat.

Setelah berlayar melalui Selat Makassar, kehadiran kapal kedua yang kecil telah ditangkap di lepas pantai Maluku oleh kapal fregat Australia, HMAS Arutmin.

Kapal patroli Bakamla RI KN Pulau Nipah 321 dilepas di dermaga Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (7/3/2020) berlayar menuju daerah operasi Laut Natuna Utara.
Kapal patroli Bakamla RI KN Pulau Nipah 321 dilepas di dermaga Selat Lampa, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, Sabtu (7/3/2020) berlayar menuju daerah operasi Laut Natuna Utara. (Puspen TNI)

Kapal fregat itu baru-baru ini ditingkatkan dengan sistem radar jarak jauh Ceafar yang memungkinkannya melihat jauh ke dalam perairan Indonesia.

Bereaksi pada insiden 17 Februari dini hari itu, Kementerian Pertahanan China mengatakan pesawat patroli telah melaksanakan aksi "provokatif dan berbahaya" dalam petualangannya sedekat 4 kilometer ke kapal-kapal China untuk menjatuhkan pelampung sonar ditujukan untuk mendeteksi keberadaan kapal selam.

Departemen Pertahanan Australia mengecam "aksi militer tidak profesional dan tidak aman" yang dikatakan dapat membahayakan nyawa ABK P-8, salah satu dari 14 unitnya yang mulai berlayar dengan RAAF (Royal Australian Air Force) atau Angkatan Udara Australia sejak 2016.

Untuk sekarang, sebagian besar laser militer tidak terlihat dan dipakai untuk berbagai penemuan atau memandu senjata menembak targetnya.

Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved