Konflik Rusia Ukraina
Pengamat Perang Jelaskan Alasan Putin Menyerbu Ukraina dan Apa yang Terjadi Berikutnya
Apa yang memotivasi presiden Rusia untuk menyerang tetangganya dan mengancam tatanan dunia dengan mengorbankan ribuan korban?
TRIBUN-MEDAN.com - Vladimir Putin telah meluncurkan perang skala penuh di Ukraina dari darat, laut dan udara serta menantang ancaman sanksi dari negara-negara Barat.
Tapi apa yang memotivasi presiden Rusia untuk menyerang tetangganya dan mengancam tatanan dunia dengan mengorbankan ribuan korban?
Dr James Pritchett adalah dosen dalam studi perang dan hubungan internasional di University of Hull mengatakan, serbuan Rusia berasal dari kekhawatiran bahwa Ukraina telah menjadi terlalu kebarat-baratan dalam beberapa tahun terakhir.
Rusia semakin khawatir setelah Ukraina berencana gabung dengan NATO - aliansi militer antara 28 negara Eropa, AS dan Kanada - yang akan memperkuat kekuatan militer negara itu.
Ukraina yang memperoleh kemerdekaan lebih dari 30 tahun yang lalu, dilihat oleh Rusia sebagai pos terdepan menuju Eropa Barat.
Baca juga: Hantu Kyiv Dikabarkan Tembak Jatuh 5 Pesawat Rusia, Netizen Jadi Penuh Harap
Baca juga: Tentara Ukraina Ledakkan Diri untuk Hancurkan Jembatan yang akan Dilewati Tentara Rusia
"Politik Ukraina telah berubah sedikit sejak awal 2000-an - mereka lebih condong ke arah Barat daripada Timur," kata Dr Pritchett.
Mendapatkan kembali kendali atas Ukraina akan memastikan Putin bahwa negara itu tidak pernah menjadi anggota NATO.
Dr Pritchett mengatakan Rusia telah bergerak dalam pasukan tidak resmi ke berbagai negara republik Pecahan Soviet sejak 2014 menggunakan metode yang dikenal sebagai "perang hibrida".
Namun invasi ini jauh lebih langsung, agresif dan mendalam, menunjukkan upaya untuk mengacaukan militer Ukraina.
Diperkirakan Putin berusaha untuk mendapatkan seluruh Ukraina, bukan hanya bagian timur negara itu. Itu artinya akan membutuhkan agresi besar-besaran.
Pasukan telah berkumpul di hampir semua perbatasan Ukraina selama beberapa minggu. Meskipun demikian, Moskow berulang kali membantah memiliki rencana untuk menyerang negara itu.
Dr Pritchett mengatakan kemungkinan alasan Rusia menunggu sampai pekan ini untuk menyerang adalah karena Olimpiade Musim Dingin yang sedang berlangsung di Beijing.
"China dan Rusia kurang lebih adalah sekutu," kata Dr Pritchett.
"Mereka cenderung bekerja sama di panggung internasional. China juga membiayai Rusia dalam banyak hal. Jadi sebagai kekuatan senior, saya ragu bahwa China akan senang jika Rusia mengalihkan perhatian dunia dari Olimpiade Musim Dingin."
Apa yang akan terjadi selanjutnya?
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/Presiden-Rusia-Vladimir-Putin-kekayaan.jpg)