Perang Rusia Ukraina
Warga Binjai Terjebak di Ukraina, Edy Rahmayadi Angkat Bicara Bilang Begini
Gubernur Sumut, Edy Rahmayadi angkat bicara terkait adanya warga Kota Binjai yang terjebak di Ukraina
TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN - Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi angkat bicara terkait invasi Rusia ke Ukraina yang berdampak kepada beberapa orang warga asal Sumatera Utara.
Menurut Edy Rahmayadi, hal tersebut merupakan tanggung jawab pemerintah pusat.
"Itu sudah dikerjakan secara terjadwal oleh pemerintah pusat dan itu sudah tanggung jawab pemerintah pusat," ujar Edy, Selasa (8/3/2022).
Menurut Edy, Pemerintah Provinsi Sumatera Utara saat ini hanya melakukan pengawasan (monitoring) terkait penanganan terhadap WNI di Ukraina.
"Kita hanya monitor dan menanyakan dan itu dalam proses," katanya.
Baca juga: Kabar Edy Rahmayadi Bakal Maju Bersama Bobby Nasution Pilkada 2024, Begini Jawabannya
Sebelumnya, tercatat sebanyak enam warga Kota Binjai dan tiga warga Kabupaten Langkat, Sumatera Utara, yang bekerja di Ukraina terjebak di dalam banker.
Mereka tak bisa menyelamatkan diri karena gempuran serangan dari Rusia ke Ukraina yang terus terjadi sejak Invasi pada Kamis (24/2/2022).
Dalam video yang mereka bagikan, mereka berharap agar bisa segera dievakuasi dan dipulangkan ke tanah air.
Diketahui, enam warga Binjai tersebut adalah Enam orang warga Kota Binjai yang terkepung perang Ukraina dan Rusia itu adalah Iskandar, Muhamad Raga Prayuda, Muhamad Aris Wahyudi, Syahfitra Sandiyoga, Agus Alfirian, Rian Jaya Kusuma.
Sementara tiga orang warga Kabupaten Langkat yang juga terjebak adalah Dedi Irawan, Zulham Ramadhan dan Amri AbasIskandar.
Dalam video yang mereka bagikan, mereka meminta pertolongan agar bisa dievakuasi dan kembali ke Indonesia.
Baca juga: Komentar Edy Rahmayadi Soal Aturan Pelaku Perjalanan Domestik tak Perlu Tes PCR/Antigen
“Kita Warga Negara Indonesia (WNI) yang masih terjebak di Kota Chernihiv Ukraina bagian utara berjumlah 9 orang warga Binjai dan Langkat berharap untuk dievakuasi segera karena kondisi di sini semakin berbahaya,” ucapnya dalam video yang beredar.
Para pekerja ini diketahui bertahan di pabrik plastik milik warga Yordania di Chernihiv, Ukraina.
Satu dari WNI yang masih bertahan adalah anak dari Rutami.
Rutami membawa foto anaknya saat telekonferensi dengan pihak Duta Besar Indonesia untuk Ukraina di Binjai Command Center (BCC) Balai Kota Binjai pada Senin (7/3/2022) siang.
Ia mengaku sedih, karena mengetahui kondisi sang anak tidak akan dan dalam gempuran ledakan bom Rusia.
Baca juga: Edy Rahmayadi Bikin Kaget Pedagang Sate Kerang yang Nikahkan Anaknya: Saya Kira Cuma Papan Bunga
"Ini kan kami lagi ada video call. Tiba-tiba dia teriak lari, lari, ada bom meledak. Kami dengar semua. Makanya kami sedih," katanya sambil menangis sesenggukan dan mengusap air matanya dengan kain kerudungnya.
Rutami menuturkan bahwa sang anak sudah bekerja di Ukraina sejak tahun 2019.
Selama perang terjadi, dia intens berkomunikasi dengan anaknya melalui WhatsApp call.
Sang anak, Raga Prayuda diketahui kerap membagikan kondisi Ukraina di tengah gempuran militer Rusia.
Raga mengaku pada Rutami ia selalu mengunggah kondisi Ukraina di laman Facebooknya, agar bisa menjadi bukti penderitannya selama di sana.
"Saya bilang, jangan di-Facebook-kan, nanti kau diejek, dia bilang, enggak apa-apa Mak. Biar orang tahu penderitaan kami di sini. Itu hancur perasaan kami. Berarti anak saya di sana menderita, dia anak baik Pak. Saya enggak punya harta selain dia," katanya.(cr14/tribun-medan.com)