Breaking News

Perang Rusia Ukraina

APAKAH Putin Mengulang Blunder Uni Soviet / Rusia di Afghanistan dalam Invasi ke Ukraina?

Seperti Stalin ketika turun ke Finlandia, Putin gagal mempertimbangkan kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri, hidup atau mati.

Editor: Tariden Turnip
rbth
APAKAH Putin Mengulang Blunder Uni Soviet / Rusia di Afghanistan dalam Invasi ke Ukraina? Pasukan angkatan laut Rusia dihancurkan Jepang dalam perang Rusia Jepang 1905 

Amotz Asa-El, penulis Israel dalam artikel di Jerusalem Post kekalahan memalukan Rusia terjadi ketika  para pemimpin Rusia kembali menyerah pada godaan petualangan militer.

Seperti Lenin ketika  menginvasi Polandia, Vladimir Putin menyerbu Ukraina tanpa berkonsultasi dengan siapa pun, menipu dirinya sendiri bahwa pasukannya akan diterima, ternyata disambut perlawanan sengit yang tidak disangka

Seperti Stalin ketika turun ke Finlandia, Putin gagal mempertimbangkan kemampuan Ukraina untuk mempertahankan diri, hidup atau mati.

Seperti Brezhnev ketika menyerang Afghanistan, Putin gagal mengkonfigurasi kelemahan ekonominya.

Seperti Tsar Nikolai II ketika menyerang Jepang, gagal menyadari keterbatasan militernya.

Pasien hamil tua dievakuasi petugas setelah rumah sakit bersalin di Mariupol dibombardir Rusia 9 Maret 2022 (afp)
Dan seperti Nikolai I ketika menyerang Turki, dia gagal menilai respons dunia luar.

Dan yang paling tragis, Putin gagal menyadari bahwa kemenangan besar militer Rusia terjadi ketika menangkis penjajah, sedangkan invasi ke Ukraina diluncurkan, tanpa ada serangan Ukraina yang berbaris ke Leningrad, Stalingrad, Moskow seperti yang dilakukan Hitler dan Napoleon.

Ukraina dibombardir, kota-kotanya dihancurkan, menunjukkan mereka tidak ada persiapan untuk perang dengan Rusia.

Tapi Ukraina pasti akan bangkit, seperti Rusia bangkit melawan Napoleon.

Napoleon berharap perang frontal dengan pasukan Rusia.

Bagaimanapun Rusia menghindari bentrokan seperti itu, menarik pasukannya ke pedalaman, mengerahkan upaya logistiknya dan terus-menerus menyerang konvoi Napoleon dengan serangan gerilya.

Inilah yang dilakukan Ukraina, menghindari pertempuran lapis baja dan pertempuran udara yang dipersiapkan Rusia.

Sekarang, tidak peduli bagaimana perang ini berakhir, Ukraina telah menunjukkan cukup semangat nasional, sumber daya militer, dan kebijaksanaan politik untuk menunjukkan bahwa bahkan untuk Rusia yang perkasa, Ukraina terlalu besar untuk dicerna, dan terlalu berduri untuk dikunyah.

''Itulah sebabnya ada alasan untuk mencurigai bahwa seperti tsar tahun 1853 dan 1904, seperti Lenin pada tahun 1920, seperti Stalin pada tahun 1939, dan seperti Brezhnev pada tahun 1979, Vladimir Putin memilih petualangan dan akan mendapatkan kekalahan,'' ujarnya. ( JPOST )

Halaman 3 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved