TRIBUNWIKI

DAFTAR Lengkap Marga Batak Toba dan Tradisinya, Mulai dari Perkenalan Hingga Acara Pernikahan

Suku Batak terdiri dari Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, dan Mandailing yang terdiri dari beberapa marga sebagai identitas dan pertanda.

Penulis: Tria Rizki | Editor: Ayu Prasandi
HO
Pernikahan Adat Batak Toba 

TRIBUN-MEDAN.COM, MEDAN –  Suku Batak merupakan suku yang memiliki bahasa, budaya, dan adat kebiasaan yang Khas di wilayah Sumatera Utara.

Suku Batak terdiri dari Toba, Karo, Pakpak, Simalungun, dan Mandailing yang terdiri dari beberapa marga sebagai identitas dan pertanda eksistensi dalam adat istiadat masyarakat Batak.

Marga Batak yang menempati wilayah Toba (Kabupaten Toba Samosir) terdiri dari marga Aruan, Batubara, Butarbutar, Baringbing, Doloksaribu, Dabukke, Banjarnahor Damanik, Gultom, Galingging, Hutagaol, Hutahaean, Hutajulu, Hutapea, Hasibuan, dan Hutasoit.

Selanjutnya ada marga Manurung, Marpaung, Manik, Manullang Manihuruk, Nadapdap, Napitupulu, Naipospos, Nainggolan, Nadeak, Napitu Nababan, dan Naiborhu.

Selain itu ada marga Purba, Pangaribuan, Panjaitan, Pardede, Pardosi, Pohan, Pasaribu, Panggabean, Rumapea, dan Rumahorbo.

Tak hanya itu, terdapat marga Sitohang, Situmorang, Sarumpaet, Siagian, Sialagan, Sianipar, Sibarani, Sibueam Silitonga, Silaen, Simangunsong, Simanjuntak, Sinurat, Sitorus, Sipahutar, dan Simbolon.

Dan ada marga Simarmata, Sijabat, Sidauruk, Sitanggang, Sitinjak, Samosir, Sihotang, Sinaga, Silaban, Siregar dan Situmeang, Tambun, Tambunan, Tampubolon Tarihoran, dan Tamba.

Dalam tradisi pernikahan Batak Toba melakukan berbagai prosesi pernikahan yang di gelar menurut adat suatu daerah yang selalu dapat menarik perhatian sebagai mempertahankan kebudayaan daerah.

Baca juga: SOSOK Christine Panjaitan, Artis Era 80an yang Berdarah Batak, Terlihat Awet Muda di Usia 62 Tahun

Berikut tradisi Batak Toba mulai dari perkenalan hingga merayakan pernikahan adat Toba :

1. Mangaririt

Tradisi mangaririt merupakan tahap persiapan pernikahan yang meliputi gadis yang akan dijadikan istri berdasarkan kriteria pria atau keluarganya.

Biasanya mangaririt dilakukan apabila pria tersebut merantau dan tidak bisa memilih pasangan sendiri.

2. Mangalehon Tanda

Tradisi mangalehon tanda merupakan tahapan seorang pria yang menemukan wanita sebagai calon istrinya.

Kemudian keduanya saling memberi tanda dengan pihak pria memberikan sejumlah uang kepada wanita dan pihak wanita akan menyerahkan kain sarung kepada laki-laki.

3. Marhusip

Tradisi marhusip atau melamar pihak wanita yang akan menjadi bagian keluarga, yang dihadiri oleh keluarga saja dan utusan dari dongan tubu, boru, dongan sahuta.

Lalu pihak laki-laki akan ke rumah pihak wanita dengan membawa makanan seperti kue, buah-buahan dan lainnya.

Saat tradisi ini berlangsung akan dibicarakan mengenai rencana perkawinan terutama mengenai sinamot atau emas kawin, pihak yang menyelenggarakan (Suhut bolahan amak), tanggal pamasu-masuon, dan tempat yang bersifat tertutup.

4. Marhata Sinamot

Tradisi marhata sinamot merupakan kegiatan yang membicarakan beberapa jumlah sinamot dari pihak pria.

Dan membahas mengenai jumlah ulos, ternak yang disembelih, jumlah undangan, dan tempat upacara pernikahan.

Nah, tradisi marhata sinamot ini menjadi waktu untukpihak wanita dan pria melakukan perkenalan antar dua keluarga secara resmi.

5. Pundun Saut

Tradisi pundun saut merupakan prosesi pada keluarga pria untuk mengantarkan ternak yang disembelih untuk pihak parboru.

Selanjutkan akan melakukan makan bersama dengan pembagian Jambar Juhut (daging) kepada anggota kerabat, dan diakhiri dengan kedua belah pihak untuk sepakat menentukan waktu martumpol (pertunangan) dan pamasu-masuon (pemberkatan).

Baca juga: DERETAN Komposer Berdarah Batak Berprestasi, Ada yang Mendapatkan Gelar Komponis Nasional Indonesia

6. Martumpol

Tradisi martumpol ini disebut sebagai acara pertunangan, atau acara kedua pengantin dihadapkan pada pengurus jemaat gereja yang diikat dalam janji untuk melangsungkan pernikahan.

Upacara adat juga diikuti oleh orangtua dan kedua calon pengantin dan keluarga, beserta para undangan yang biasanya diadakan di gereja.

7. Martonggo Raja

Tradisi martonggo raja akan membahas mengenai prosesi adat hari H, terkhususnya mengenai keterlibatan masing-masing anggota keluarga besar.

Biasanya membagi tugas dalam memberi dan menerima ulos dan lainnya yang telah disepakati dalam acara marhusip sebelumnya.

8. Manjalo Pasu-Pasu Parbagason

Tradisi manjalo pasu-pasu parbagason dapat diartikan seperti pemberkatan pernikahan yang dilaksanakan di gereja oleh pendeta.

Setelah pemberkatan, kedua pengantin pulang ke rumah dan dilanjutkan dengan mengadakan upacara adat Batak, acara ini akan dihadiri oleh seluruh oleh seluruh undangan dari pihak pria maupun wanitanya.

9. Ulaon Unjuk 

Tradisi ulaon unjuk merupakan pemberkatan kedua pengantin untuk melakukan pemberkatan adat dari seluruh keluarga, khususnya kedua orang tua.

Dalam upacara adat inilah disampaikan doa-doa untuk kedua pengantin yang diwakili dengan pemberian ulos.

Adapun ulos yang digunakan pada tradisi ulaon unjuk yaitu ulos hela (ulos pengantin), ulos pansamot, dan ulos paramai.

10. Dialap Jual

Tradisi dialap jual merupakan pesta pernikahan diselenggarakan di rumah pengantin wanita, sehingga acara akan dilaksanakan pada pengantin wanita ke tempat mempelai pria.

11. Ditaruhon Jual

Tradisi ditaruhon jual ini dilakukan apabila pesta pernikahan dilaksanakan pada rumah pria, maka pengantin wanita diperbolehkan pulang ke tempat orang tuanya.

Lalu pengantin wanita diantar kembali ke para namboru (saudara) nya ke tempat sang suami, selanjutnya akan mengadakan acara makan bersama dengan seluruh undangan yang masih berkenan ikut ke rumah pengantin pria.

Baca juga: TERUNGKAP Dua Alasan Yuni Shara Betah Menjanda, Satu di Antaranya soal Adat Batak Sistem Patrilineal

12. Paulak Une

Tradisi paulak une merupakan Langkah untuk kedua belah pihak, bebas saling berkunjung-mengunjungi setelah beberapa hari berselang upacara pernikahan yang biasanya dilaksanakan seminggu setelah upacara pernikahan.

Dalam tradisi ini pengantin akan mengunjungi rumah keluarga dari pihak pria terlebih dahulu, lalu akan mengunjungi keluarga lain dari pihak wanita.

13. Manjae

Tradisi manjae merupakan proses upacara pernikahan yaitu proses dipisah rumah dan penghasilan Ketika pengantin pria dan wanita sudah berapa lama menjalani hidup rumah tangga.

14. Maningkir Tangga

Tradisi maningkir tangga dilakukan setelah melakukan tradisi manjae, orang tua dan keluarga pengantin akan mengunjungi rumah dan diadakan makan bersama.

(cr16/tribun-medan.com) 

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved