News Video
Sanksi Barat pada Rusia Jadi Boomerang, Ada 5 Dampak Buruk Jika Rusia Stop Pasokan Gas
Krisis energi membayangi Eropa setelah Amerika Serikat (AS) mendorong sekutunya untuk melarang impor minyak Rusia.
Eropa harus membeli gas di pasar terbuka, yang berarti jika mereka membeli dari negara-negara seperti Qatar atau AS, harus membayar lebih mahal.
TRIBUN-MEDAN.COM - Krisis energi membayangi Eropa setelah Amerika Serikat (AS) mendorong sekutunya untuk melarang impor minyak Rusia.
Larangan ini sebagai bentuk sanksi atas invasi milter Rusia ke Ukraina.
Sebagai balasan atas sanksi-sanksi barat, Vladimir Putin juga mengancam menghentikan pasokan gas alam dan kebijakan baru pembayaran.
Dikabarkan saat ini Rusia telah mengeluarkan kebijakan baru dalam perdagangan gas alamnya.
Presiden Vladimir Putin mengharuskan negara-negara Eropa yang membeli gas dari Rusia membayar dengan mata uang Rusia, Rubel.
Aturan baru ini akan mempengaruhi negara yang memberlakukan sanksi ekonomi dan membekukan cadangan mata uang Rusia.
Terlebih, beberapa negara Uni Eropa sangat bergantung pada pasokan energi Rusia.
Dikutip dari Russia Today, berikut ini dampak yang akan dirasakan Eropa.
Pertama, Eropa tidak akan mendapatkan gas jika negara-negara importir itu menolak membayar dalam rubel.
"Kami tidak akan memasok gas secara gratis, ini jelas," kata juru bicara Kremlin, Dmitry Peskov, pada Selasa (29/3/2022).
"Ketika ditanya apakah gas akan dimatikan untuk yang tidak membayar, Peskov menjawab: “Tidak ada pembayaran, tidak ada gas.”
Kedua, gas Rusia menyumbang sekitar 40 persen total konsumsi Eropa.
Sehingga jika, Rusia menghentikan pasokan gas, Eropa akan kesulitan dalam hal pemanas dan pembangkit listrik.