Upaya Pembunuhan

Di Kota Medan Sekeluarga Diculik dan Disiksa Ketua OKP, di Asahan Ayah dan Anak Dibacoki OTK

Dua kejadian hampir serupa terjadi di Kota Medan dan Kabupaten Asahan. Ayah dan anak jadi korban kekerasan OKP dan OTK

Editor: Array A Argus
HO
Ayah dan anak jadi korban pembacokan OTK hingga mengalami luka serius 

TRIBUN-MEDAN.COM,MEDAN- Dua insiden penyerangan berujung upaya pembunuhan terjadi di Kota Medan dan Kabupaten Asahan.

Di Kota Medan, satu keluarga yang terdiri dari ayah, anak dan menantu diculik dan disiksa Ketua OKP (organisasi kemasyarakatan pemuda) berseragam loreng oranye cokelat hitam di markasnya.

Sementara di Kabupaten Asahan, ayah dan anak dibacoki OTK (orang tidak dikenal) hingga mengalami luka serius di bagian kepala.

Untuk di Kota Medan, adapun yang diculik dan disiksa Ketua OKP ini tak lain Fadli Setiawan (30), warga Jalan Sutrisno, Kecamatan Medan Area.

Sementara yang di Kabupaten Asahan, adapun ayah dan anak yang dibacoki OTK yakni Dahrin dan Madan.

Menurut keterangan Fadli Setiawan saat membuat laporan di Polrestabes Medan, kasus penganiayaan dan penyiksaan yang dialami keluarganya ketika ayahnya bernama Yuliadi bertengkar dengan keluarga OKP bernama Novi.

 

Baca juga: Dukun Wanita Ngaku Setor ke Anggota OKP Agar Bisa Loloskan Pasien Jadi PNS

Kejadian tersebut berlangsung pada Kamis (31/3/2022) sore.

"Jadi aku sedang bekerja sebagai teknisi handphone, rupanya ada ribut ribut. Jadi aku sama adik ipar (Indra Sembiring) dan orang yang ada di sana melerai," kata Fadli, Rabu (6/4/2022).

Saat itu, Fadli mengaku tidak tahu bahwa yang ribut kala itu adalah ayahnya dengan seorang wanita bernama Novi. 

"Yang ku dengar, awalnya ayah ku mau keluar dari parkiran, rupanya si Novi di atas motor, tidak tahu apa sebabnya mereka ribut dan bertengkar," ujar Fadli. 

Tak lama usai keributan, puluhan orang menggunakan seragam loreng oranye cokelat hitam menjemput Fadli dan adik iparnya bernama Indra Sembiring dari tempat kerja. 

Baca juga: BAKAR MOBIL Wakapolres Madina, Anggota OKP Suruhan Mafia Tambang Emas Gebuki Wartawan

 

"Dua puluh menit selesai kejadian, mereka datang membawa aku dan adik ipar ku. Kami dibawa ke kantor mereka di Medan Area. Di sana aku dipaksa jadi saksi keributan itu. Dipukul, ditendang, dicekik dan diludahi juga sama mereka," kata dia. 

Tak hanya Fadli, sang ayah juga dijemput paksa dari rumahnya oleh puluhan orang.

Di hadapannya, puluhan orang meyiksa ayahnya hingga babak belur sebelum ketiganya dibawa ke Polsek Medan Area. 

"Mereka sebelumnya bersama puluhan orang  ke rumah menjemput ayah ku, kemudian mereka memukuli dan menganiaya ayah ku sampai habis lah.

Dan saya yang tidak tahu apa apa disuruh jadi saksi, bawasannya di sana ada pengeroyokan dan saya harus jadi saksi ayah saya ada ribut di situ, padahal saya tidak tau apa apa," ujar dia. 

Baca juga: Anggota OKP Hingga Anak Bupati Langkat nonaktif Diduga Ikut Siksa Tahanan Hingga Tewas

Atas kejadian penganiayaan yang dilakukan secara bersama sama kepadanya, Fadli melapor ke Polrestabes Medan. 

Dia melapor RPT yang merupakan Ketua OKP di Kecamatan Medan Area kepada pihak kepolisian.

Fadli berharap polisi mengusut peristiwa tersebut. 

"Saya hari itu juga langsung melapor, karena saya tidak tau menahu dengan hal itu. Kalau saya salah, atau keluarga saya salah dihukum dengan aturan yang berlaku.

Dan mereka pun oknum oknum harus dihukum dan diusut tuntas permasalahan ini. Saya hari ini memang membutuhkan keadilan," tutupnya.

Sementara itu, untuk kejadian yang menimpa Dahrin dan anaknya terjadi pada Rabu (6/4/2022) sekira pukul 01.30 WIB di Desa Bagan Asahan, Kecamatan Tanjungbalai, Kabupaten Asahan

Menurut Nurlela, istri Dahrin, saat kejadian dia tengah berada di dapur rumah. 

Tiba-tiba, dia mendengar teriakan sang anak.

Ada tiga laki-laki tak dikenal membawa senjata tajam sepanjang 30 sentimeter dan menyerang Madan.

"Anak saya (Madan) teriak-teriak minta tolong. Saya lihat dua orang orang pria membawa parang panjang," kata Lela. 

Selanjutnya, saat ia hendak melihat dan meminta tolong, datang satu orang pria lainnya membawa parang yang hanya mengenakan baju lengan puntung. 

"Pas itu, masuk satu lagi yang pakai kaus singlet ke arah belakang, entah apa yang dicari mereka, kemudian masuk ke kamar," katanya. 

Saat di kamar, tiga orang pelaku menganiaya Madan hingga jarinya putus. 

"Masalahnya kami tidak tahu kenapa," katanya. 

Disinggung Tribun-medan.com terkait siapa pelaku penganiayaan tersebut, Lela mengaku tidak mengetahuinya.

Namun dari keterangan korban, ia mengenali para pelaku. 

Terpisah, Kapolsek Sungai Kepayang, AKP Sabran saat dikonfirmasi Tribun-Medan.com belum menjawab.(tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved