Ramadhan 1443 Hijriyah
Mengerjakan Sholat Tahajud Tanpa Tidur, UAS Jelaskan Hukumnya Jadi Qiyamul Lail
"Kalau tidur dulu namanya shalat tahajud kalau tidak tidur dulu namanya qiyamul lail," terang Ustaz
TRIBUN-MEDAN.com - Shalat tahajud salah satu shalat sunnah yang dianjurkan. Ustadz Abdul Somad jelaskan fikih mengenai shalat tahajud.
Sebagaimana diketahui, waktu pengerjaan shalat tahajud yakni di malam hari atau sepertiga malam.
Hal ini berarti secara normal, shalat tahajud ditunaikan setelah terjaga dari tidur.
Lalu bagaimana hukumnya shalat tahajud dikerjakan sebelum tidur?
Baca juga: Sedang Jalani Puasa, Aurel Marah Besar ke Atta Halilintar, Ayah Ameena Bak Bocah Kepergok
Baca juga: TARGET Rusia, Finlandia akan Bernasib Seperti Ukraina, Sangat Mengerikan Bagi Seluruh Rakyatnya
Ustadz Abdul Somad menjelaskan melaksanakan shalat tahajud harus didahului dengan tidur terlebih dahulu.
Meski demikian, apabila ada hal lain yang perlu dilakukan di malam hari dan terpaksa tidak tidur, atau misalnya sedang insomnia, diharapkan tidak melewatkan shalat malam.
Senantiasa tetap menunaikan shalat sunnah, atau ibadah malam.
Ibadah malam tersebut disebut dengan qiyamul lail.
"Kalau tidur dulu namanya shalat tahajud kalau tidak tidur dulu namanya qiyamul lail," terang Ustaz Abdul Somad dilansir Banjarmasinpost.co.id dari kanal youtube Ustadz Menjawab.
Baca juga: Amalan Sunnah di Jumat Pertama Ramadhan, Ustaz Adi Hidayat Jelaskan Keistimewaannya
Baca juga: Celine Evangelista Benar-benar Kepincut Pesona Ariel NOAH, Janda Stefan Beri Kode Mesra
Ia menjabarkan qiyamul laih artinya tegak di waktu malam, yang bermakna menegakkan shalat malam.
Untuk itu, tetap melaksanakan shalat malam, dengan niat qiyamul lail. Meskipun berniat tahajud tetap dapat pahala qiyamul lail.
Sesuai yang dikerjakan Rasulullah SAW jumlah rakaat shalat tahajud yakni:
1. Empat rakaat + empat rakaat + tiga rakaat (4 + 4 + 3 = 11 rakaat), berdasarkan HR. Al-Bukhari dari 'Aisyah.
2. Dua rakaat iftitah + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + dua rakaat + satu rakaat (2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 2 + 1 = 13 rakaat), berdasarkan HR. Muslim dari 'Aisyah.
Pada satu rakaat Nabi Muhammad minimal membaca 100 ayat surah Al-Baqarah.