Keluhan Pedagang

PEDAGANG Pasar Berastagi Keluhkan Tak Dapat Kepastian soal Lapak Berjualan sejak Kebakaran

Satu permasalahan yang masih terjadi ialah masih belum pastinya lapak jualan yang diberikan kepada pedagang.

Penulis: Muhammad Nasrul | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL
Suasana lapak dagangan pedagang korban kebakaran pasar tingkat Berastagi, Selasa (12/4/2022). (TRIBUN MEDAN/MUHAMMAD NASRUL) 

TRIBUN-MEDAN.com, KARO - Pascakebakaran pusat pasar Berastagi beberapa waktu lalu, hingga kini permasalahan masih tak kunjung usai.

Padahal, kebakaran yang meludeskan semua bangunan pasar tingkat Berastagi tersebut sudah hampir dua tahun berlalu tepatnya pada tanggal 17 November 2020.

Satu permasalahan yang masih terjadi ialah masih belum pastinya lapak jualan yang diberikan kepada pedagang.

Dengan kondisi ini, para pedagang harus mencari sendiri lapak dagangannya masing-masing.

Seperti yang dialami oleh Sri Wahyuni br Sembiring yang mengatakan selama satu tahun lebih ini ia harus berjualan di depan rumah warga.

Selama ini tidak ada kepastian yang diberikan oleh pemerintahan terkait lapak dagangan.

"Sangat memprihatinkan kami jualan di sini, enggak ada perhatian dari pemerintah jadi lapak kami cari sendiri," Ujar Sri, Selasa (12/4/2022).

Dikatakan Sri, dengan tidak adanya lapak dagangan yang dipastikan dari pemerintah mereka terpaksa harus berjualan di depan rumah warga.

Lapak dagangannya juga sudah berada di tepi jalan sehingga pembeli juga tak jarang harus berdesakan dengan kendaraan yang melintas.

"Di sini pun macet-macet, pembeli kami lari semua, pendapatan kami pun juga menurun," Ucapnya.

Ketika ditanya langkah apa yang sudah mereka terima dari pemerintah, ia mengaku pihaknya tidak ada mendapatkan perhatian sama sekali dari pemerintah daerah.

Diketahui, beberapa waktu lalu pemerintah sudah mulai mengatur kembali lapak dagangan pedagang yang menjadi korban. Namun, hal tersebut ternyata tidak dirasakan oleh semua pedagang.

"Itu janjinya memang, tapi sampai sekarang enggak ada. Kosong itu semua kami enggak didudukkan sampai sekarang," Katanya.

Mengenai pengalamannya selama ini berjualan di sana, Sri mengaku jika mereka sangat kesusahan.

Pasalnya, mereka harus rela memindahkan dagangannya sementara jika pemilik rumah memiliki keperluan.

Halaman
12
Sumber: Tribun Medan
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved