Perang Rusia vs Ukraina

Jerman Jengkel Terhadap Ukraina, Kunjungan Presiden Ditolak Mentah-Mentah tapi Terus Minta Senjata!

"Saya pikir argumen utamanya berbeda - presiden kami mengharapkan kanselir agar dia (Scholz) dapat mengambil keputusan praktis langsung, termasuk

Waktu sangat penting karena "setiap menit tank tidak datang... anak-anak kita yang sekarat, diperkosa, dibunuh," klaim Arestovych.

Kalangan politik Jerman "melihat gambaran mengerikan" dari perang yang katanya mengingatkan kehancuran Berlin pada 1945. Apa yang dilakukan tentara Rusia di Ukraina "tidak berbeda".

Scholz, seperti Steinmeier dari kubu Sosial Demokrat, awalnya menanggapi serangan Rusia dengan menjanjikan perubahan dramatis dalam pertahanan Jerman dan kebijakan luar negeri termasuk peningkatan besar-besaran dalam pengeluaran militer.

Tapi dia sejauh ini menolak, terutama karena alasan sejarah, untuk mengirim senjata berat ke Ukraina.

Jerman sampai sekarang mengirim senjata pertahanan termasuk senjata anti-tank, peluncur rudal dan rudal permukaan-ke-udara sebagai tanggapan atas konflik tersebut.

Sikap tersebut mempertajam ketegangan di dalam pemerintahan Scholz, dengan para menteri dari partai Hijau yang memerintah bersama, mendesak pengiriman senjata tambahan.

"Hanya ada satu orang yang bisa menunjukkan jalannya dan itu adalah Kanselir Olaf Scholz," kata Marie-Agnes Strack-Zimmermann, kepala komite pertahanan di majelis rendah parlemen Jerman dan wakil terkemuka dari Partai Demokrat Bebas, pihak ketiga dalam koalisi Scholz.

Namun, anggota Sosial Demokrat menunjukkan penentangan mereka untuk meningkatkan pasokan senjata ke Ukraina, sambil memperingatkan eskalasi yang akan makin parah dan tidak terkendali.

"Jika kami mengirimkan senjata berat, maka kami dengan cepat menghadapi pertanyaan apakah tim pelatihan Jerman atau sukarelawan dari Jerman untuk menjalankan sistem senjata itu diperlukan," kata anggota parlemen Joe Weingarten kepada harian Die Welt.

(*/KOMPAS.TV)

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved