Perang Rusia Ukraina

Tentara Ukraina Abaikan Ultimatum Rusia untuk Menyerah, Banyak Bersembunyi di Pabrik Baja

Sebagian besar pembela Ukraina berlokasi di pabrik baja Azovstal, salah satu pabrik terbesar di Eropa.

Andrey BORODULIN / AFP
Pemandangan udara yang diambil pada 12 April 2022, menunjukkan kota Mariupol, selama invasi militer Rusia diluncurkan di Ukraina. Pasukan Rusia pada 12 April mengintensifkan kampanye mereka untuk merebut kota pelabuhan Mariupol. 

TRIBUN-MEDAN.com - Kementerian Pertahanan Rusia hari Minggu mengkonfirmasi bahwa tentara Ukraina di beberapa bagian kota tenggara negara itu telah mengabaikan ultimatum untuk menyerah.

Dalam sebuah pernyataan, Rusia mengatakan bahwa tentara Ukraina yang terkepung di pabrik Azovstal "ditawari untuk secara sukarela meletakkan senjata dan menyerah untuk menyelamatkan hidup mereka."

"Namun, rezim nasionalis Kiev, menurut hasil penyadapan radio, melarang negosiasi tentang penyerahan diri," klaim Kementerian seperti dikutip CNN, Minggu (17/4/2022).

Kementerian juga menegaskan bahwa menurut tentara Ukraina yang telah menyerah "ada sekitar 400 tentara bayaran asing yang bergabung dengan pasukan Ukraina" terjebak di pabrik. Termasuk orang Eropa dan Kanada.

"Jika terjadi perlawanan lebih lanjut, semuanya akan dilenyapkan," katanya.

Minggu pagi, seorang penasihat walikota Mariupol Petro Andriushchenko menolak ultimatum Rusia.

Ia mengatakan di Telegram bahwa "mulai hari ini, para pembela kami terus bertahan."

Mariupol telah dikepung selama lebih dari sebulan, dengan banyak korban dan sebagian besar kota dihancurkan oleh penembakan. Bangunan sipil telah menjadi sasaran termasuk rumah sakit bersalin dan teater tempat hingga 1.300 orang mencari perlindungan.

Gubernur militer wilayah Donetsk, Ukraina, di mana Mariupol berada, mengatakan pada Selasa hingga 22.000 orang mungkin tewas di kota itu. CNN tidak dapat memverifikasi angka-angka ini, karena tidak ada data independen yang tersedia.

Meskipun banyak yang telah melarikan diri, diperkirakan 100.000 orang masih tetap berada di Mariupol dan sekitarnya, yang dilaporkan sebagian besar berada di bawah kendali Rusia.

Menurut media pemerintah Rusia, sebagian besar pembela Ukraina berlokasi di pabrik baja Azovstal, salah satu pabrik terbesar di Eropa dengan jaringan rel dan tungku. Andriushchenko mengatakan perlawanan terhadap Rusia berlanjut di luar pabrik ini. (CNN)

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved