Ramadhan 1443 Hijriyah

Banyak Belum Tahu, Inilah Batas Waktu Sholat Tarawih Sendiri di Rumah, Lengkap Bacaan Doa dan Niat

kita harus tetap istiqomah menjaga ibadah kita seperti Shalat Tarawih dan shalat sunnah lainnya.

Editor: Dedy Kurniawan
ummionline.com
Sholat Malam Tarawih 

TRIBUN-MEDAN.com - Tak terasa malam ini kita kaum muslimin telah memasuki malam malam akhir Ramadhan 1443 H / Ramadhan 2022.

Tentunya kita harus tetap istiqomah menjaga ibadah kita seperti Shalat Tarawih dan shalat sunnah lainnya.

Kita dianjurkan untuk melakukan Shalat Tarawih secara berjamaah. Namun jika berhalangan tentunya bisa Shalat Tarawih sendirian.

Shalat Tarawih umumnya dilaksaakan setelah Shalat Isya secara berjamaah. Lantas waktu Shalat Tarawih sendirian sampai jam berapa?

Baca juga: Alami 6 Hal Ini di Bulan Ramadhan Wajib Hukumnya Mandi Wajib, Berikut Niat dan Tata Caranya

Baca juga: Berusia 1.400 Tahun, Ini Penampakan Jubah Nabi Muhammad SAW, Disimpan Keturunan Uwais Al Qarni


 
Mengutip buku Panduan Lengkap Ibadah Muslim yang ditulis oleh Ustadz M.Syukron Maksum, pelaksanaan Shalat Tarawih diselenggarakan pada malam hari.

Baca juga: Mama Muda Ngaku Jumpa Klien, Kepergok Suami Digoyang Brondong di Hotel, Auto Kesetanan

Baca juga: Hubungan Badan dengan 500 Wanita, Tyson Fury Ungkap Resep jadi Juara Dunia Kelas Berat

Waktu mengerjakan Shalat Tarawih dimulai setelah shalat Isya sampai datangnya Subuh atau fajar.

Sementara menurut pendapat mazhab Syafi’i, waktu tarawih sama seperti waktunya shalat witir, yaitu waktu di antara shalat Isya dan terbitnya fajar.

Itu artinya, shalat tarawih harus dilaksanakan setelah shalat Isya, tidak sah dilakukan sebelumnya.

Sementara Hukum melaksanakan Shalat Tarawih adalah Sunah Muakadah, artinya sangat dianjurkan untuk dilaksanakan.

Baca juga: Saat Sahur Gadis Belia Tak di Kamar, Tetiba Pulang Ngeluh Sakit di Intim, Diantar Pria Misterius

Baca juga: Percaya Gak Percaya, Aurel Ungkap Kejadian Tak Biasa di Kamar Yuni Shara, Atta Sampai Syok


Tata Cara Shalat Tarawih

Dikutip dari buku Panduan Lengkap Shalat Sunah Rekomendasi Rasulullah, Pendapat pertama menyebutkan bahwa, jumlah rakaat Sholat Tarawih sebanyak 20 rakaat. Pendapat ini berdasarkan berdasarkan praktik salat tarawih pada masa Umar dan Utsman yang mengerjakan 20 rakaat salat tarawih ditambah 3 rokaat

Pendapat kedua menyebutkan jumlah rakaat Sholat Tarawih sebanyak 8 rakaat, hal ini didasarkan pada diriwayatkan Aisyah, bahwasanya Rasulullah SAW tidak pernah menambah atau mengurangi jumlah rakaat tarawihnya dari jumlah tersebut. Hadist ini diriwayatkan oleh Ibnu khuzaimah dan Ibnu Hibban.

Baik 20 atau 8 rakaat, masing-masing dikerjakan dalam dua rakaat satu salam.

Hal ini berlaku bagi Shalat Tarawih berjamaah ataupun Shalat Tarawih sendirian.

Niat Shalat Tarawih

- Niat Salat Tarawih Berjemaah (sebagai makmum)

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ مَأْمُوْمًا ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati ma’muman lillahi ta’aalaa

Artinya: Aku niat Salat Tarawih dua rakaat menghadap kiblat sebagai makmum karena Allah Ta’ala.

Umat muslim di Kota Banjarmasin memenuhi ruang induk Mesjid Raya Sabilal Muhtadin Banjarmasin untuk melaksanakan salat tarawih. ((dok banjarmasinpost.co.id/syaiful anwar))
- Niat shalat tarawih sendiri

اُصَلِّى سُنَّةَ التَّرَاوِيْحِ رَكْعَتَيْنِ مُسْتَقْبِلَ الْقِبْلَةِ ِللهِ تَعَالَى

Ushalli sunnatat taraawiihi rak’ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta’aalaa

Artinya: Saya niat salat sunnah tarawih dua rakaat menghadap kiblat karena Allah Ta’ala

Niat Sholat Witir

- Niat Sholat Witir Sendiri - 2 rakaat:

اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَتَيْنِ لِلَّهِ تَعاَلىَ

Ushalli sunnatal witri rak'ataini lillahi ta'ala.

Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir dua rakaat karena Allah Ta'ala).

- Niat Sholat Witir Sendiri - 1 Rakaat:

اُصَلِّى سُنَّةَ الْوِتْرِ رَكْعَةً لِلَّهِ تَعاَلىَ

Ushalli sunnatal witri rak'atan lillahi Ta'ala.

Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir satu rakaat karena Allah Ta'ala).

Niat Sholat Witir Imam/Makmum - 2 rakaat:

Ushalli sunnatal witri rak'ataini mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa

Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir dua rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa."

Niat Shalat Witir Imam/Makmum - 1 Rakaat:

Ushalli sunnatal witri rak'atan mustaqbilal qiblati adaa’an (ma’muman/imaman) lillaahi ta’alaa

Artinya : "Saya menyengaja sholat sunah witir satu rakaat menghadap kiblat menjadi (ma’muman/imaman) karena Allah ta’alaa." Allah Ta'ala).

Tata cara Shalat Tarawih

1. Mengucap takbir ketika takbiratul ihram sambil niat di dalam hati.

2. Baca ta'awudz dan Surat Al-Fatihah. Setelah itu baca salah satu surat pendek Alquran.

3. Rukuk.

4. Itidal.

5. Sujud pertama.

6. Duduk di antara dua sujud.

7. Sujud kedua.

8. Duduk istirahat sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua.

9. Mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama.

10. Salam pada rakaat kedua.

Bacaan Doa Kamilin

اَللهُمَّ اجْعَلْنَا بِالْإِيْمَانِ كَامِلِيْنَ. وَلِلْفَرَائِضِ مُؤَدِّيْنَ. وَلِلصَّلاَةِ حَافِظِيْنَ. وَلِلزَّكَاةِ فَاعِلِيْنَ. وَلِمَا عِنْدَكَ طَالِبِيْنَ. وَلِعَفْوِكَ رَاجِيْنَ. وَبِالْهُدَى مُتَمَسِّكِيْنَ. وَعَنِ الَّلغْوِ مُعْرِضِيْنَ. وَفِى الدُّنْيَا زَاهِدِيْنَ. وَفِى اْلآخِرَةِ رَاغِبِيْنَ. وَبَالْقَضَاءِ رَاضِيْنَ. وَلِلنَّعْمَاءِ شَاكِرِيْنَ. وَعَلَى الْبَلاَءِ صَابِرِيْنَ. وَتَحْتَ لِوَاءِ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ سَائِرِيْنَ وَعَلَى الْحَوْضِ وَارِدِيْنَ. وَإِلَى الْجَنَّةِ دَاخِلِيْنَ. وَمِنَ النَّارِ نَاجِيْنَ. وَعَلى سَرِيْرِالْكَرَامَةِ قَاعِدِيْنَ. وَبِحُوْرٍعِيْنٍ مُتَزَوِّجِيْنَ. وَمِنْ سُنْدُسٍ وَاِسْتَبْرَقٍ وَدِيْبَاجٍ مُتَلَبِّسِيْنَ. وَمِنْ طَعَامِ الْجَنَّةِ آكِلِيْنَ. وَمِنْ لَبَنٍ وَعَسَلٍ مُصَفًّى شَارِبِيْنَ. بِأَكْوَابٍ وَّأَبَارِيْقَ وَكَأْسٍ مِّنْ مَعِيْن. مَعَ الَّذِيْنَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ مِنَ النَّبِيِّيْنَ وَالصِّدِّيْقِيْنَ وَالشُّهَدَآءِ وَالصَّالِحِيْنَ وَحَسُنَ أُولئِكَ رَفِيْقًا. ذلِكَ الْفَضْلُ مِنَ اللهِ وَكَفَى بِاللهِ عَلِيْمًا. اَللهُمَّ اجْعَلْنَا فِى هذِهِ اللَّيْلَةِ الشَّهْرِالشَّرِيْفَةِ الْمُبَارَكَةِ مِنَ السُّعَدَاءِ الْمَقْبُوْلِيْنَ. وَلاَتَجْعَلْنَا مِنَ اْلأَشْقِيَاءِ الْمَرْدُوْدِيْنَ. وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَآلِه وَصَحْبِه أَجْمَعِيْنَ. بِرَحْمَتِكَ يَاأَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ

Allâhummaj‘alnâ bil îmâni kâmilîn. Wa lil farâidli muaddîn. Wa lish-shlâti hâfidhîn. Wa liz-zakâti fâ‘ilîn. Wa lima ‘indaka thâlibîn. Wa li ‘afwika râjîn. Wa bil-hudâ mutamassikîn. Wa ‘anil laghwi mu‘ridlîn. Wa fid-dunyâ zâhdîn. Wa fil ‘âkhirati râghibîn. Wa bil-qadlâ’I râdlîn. Wa lin na‘mâ’I syâkirîn. Wa ‘alal balâ’i shâbirîn. Wa tahta liwâ’i muhammadin shallallâhu ‘alaihi wasallam yaumal qiyâmati sâ’irîna wa alal haudli wâridîn. Wa ilal jannati dâkhilîn. Wa minan nâri nâjîn. Wa 'alâ sariirl karâmati qâ'idîn. Wa bi hûrun 'in mutazawwijîn. Wa min sundusin wa istabraqîn wadîbâjin mutalabbisîn. Wa min tha‘âmil jannati âkilîn. Wa min labanin wa ‘asalin mushaffan syâribîn. Bi akwâbin wa abârîqa wa ka‘sin min ma‘în. Ma‘al ladzîna an‘amta ‘alaihim minan nabiyyîna wash shiddîqîna wasy syuhadâ’i wash shâlihîna wa hasuna ulâ’ika rafîqan. Dâlikal fadl-lu minallâhi wa kafâ billâhi ‘alîman. Allâhummaj‘alnâ fî hâdzihil lailatisy syahrisy syarîfail mubârakah minas su‘adâ’il maqbûlîn. Wa lâ taj‘alnâ minal asyqiyâ’il mardûdîn. Wa shallallâhu ‘alâ sayyidinâ muhammadin wa âlihi wa shahbihi ajma‘în. Birahmatika yâ arhamar râhimîn wal hamdulillâhi rabbil ‘âlamîn.

Artinya:

“Yaa Allah, jadikanlah kami orang-orang yang sempurna imannya, yang memenuhi kewajiban-kewajiban, yang memelihara shalat, yang mengeluarkan zakat, yang mencari apa yang ada di sisi-Mu, yang mengharapkan ampunan-Mu, yang berpegang pada petunjuk, yang berpaling dari kebatilan, yang zuhud di dunia, yang menyenangi akhirat, yang ridha dengan qadla-Mu (ketentuan-Mu), yang mensyukuri nikmat, yang sabar atas segala musibah, yang berada di bawah panji-panji junjungan kami, Nabi Muhammad, pada hari kiamat, yang mengunjungi telaga (Nabi Muhammad), yang masuk ke dalam surga, yang selamat dari api neraka, yang duduk di atas ranjang kemuliaan, yang menikah dengan para bidadari, yang mengenakan berbagai sutra ,yang makan makanan surga, yang minum susu dan madu murni dengan gelas, cangkir, dan cawan bersama orang-orang yang Engkau beri nikmat dari kalangan para nabi, shiddiqin, syuhada dan orang-orang shalih. Mereka itulah teman yang terbaik. Itulah keutamaan (anugerah) dari Allah, dan cukuplah bahwa Allah Maha Mengetahui. Ya Allah, jadikanlah kami pada malam yang mulia dan diberkahi ini termasuk orang-orang yang bahagia dan diterima amalnya, dan janganlah Engkau jadikan kami tergolong orang-orang yang celaka dan ditolak amalnya. Semoga Allah mencurahkan rahmat-Nya atas junjungan kami Muhammad, serta seluruh keluarga dan shahabat beliau. Berkat rahmat-Mu, wahai Yang Paling Penyayang di antara yang penyayang. Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam.”

(*/Tribun-Medan.com) 

 

Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved