Perang Nuklir
Inilah Orang Jerman Bekerja pada Proyek Bom Atom Inggris, Tapi Akhirnya Jadi Mata-mata Uni Soviet
Pada tahun 1944, Klaus Fuchs ditugaskan ke Los Alamos, New Mexico, untuk bekerja dengan program nuklir Amerika atas nama Inggris.
TRIBUN-MEDAN.COM - Menjelang Perang Dunia 2, banyak kekuatan besar dunia sedang mengerjakan kemajuan dalam bidang nuklir.
Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman, dan Uni Soviet memiliki kesadaran yang tajam tentang potensi senjata nuklir selama tahun 1930-an, ketika pengujian telah mengungkapkan potensi ledakan.
Semua pihak diam-diam bekerja untuk menemukan kunci persenjataan nuklir.
Keamanan adalah yang paling penting. Tidak ada pihak yang mau berbagi apa yang mereka pelajari.
Tidak heran banyak negara yang berusaha mendapatkan rahasia tentang program nuklir negara lain.

Sehingga mereka mempekerjakan lusinan mata-mata dengan harapan mendapatkan sekilas pengetahuan tentang kemajuan ilmiah dari musuh mereka atau bahkan sekutu mereka sendiri.
Di antara mereka ada Klaus Fuchs, seorang fisikawan asal Jerman yang terbukti menjadi mata-mata Uni Soviet.
Dilansir dari thevintagenews.com pada Rabu (6/4/2022), dia berhasil memberikan rahasia ke beberapa negara bagian.
Klaus, meskipun lahir sebagai orang Jerman pada tahun 1911, sangat menentang kebangkitan Partai Nazi.
Dia punmelarikan diri ke Inggris pada tahun 1933.
Saat ia bekerja di Inggris, dia sadar tidak bisa kembali ke Jerman. Sehingga Klaus Fuchs mengajukan permohonan kewarganegaraan Inggris.
Namun perang telah pecah antara Jerman dan Inggris.
Karena Klaus adalah orang Jerman, dia dikirim ke kamp interniran di Quebec, Kanada.
Ini dilakukan sebagai tindakan untuk mencegah operator musuh Jerman bertindak di dalam perbatasan Inggris.
Tidak terpengaruh oleh tindakan tersebut, Klaus melanjutkan pekerjaannya sebagai fisikawan, menerbitkan beberapa makalah dan akhirnya melakukan kontak dengan anggota partai komunis.