Laut China Timur

Kawasan Asia Timur Memanas, Jepang Keluarkan Peringatan Perang

Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida telah memperingatkan bahwa konflik bersenjata ala Ukraina bisa pecah di Asia Timur.

Editor: AbdiTumanggor
jsd
Jet tempur Jepang mengusir pesawat penyusup dari Rusia 

TRIBUN-MEDAN.COM - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida telah memperingatkan bahwa konflik bersenjata ala Ukraina bisa pecah di Asia Timur.

Dia mengatakan bahwa perdamaian dan stabilitas di Selat Taiwan sangat penting bagi Tokyo dan komunitas internasional.

"Kita harus berkolaborasi dengan sekutu kita dan negara-negara yang berpikiran sama, dan tidak pernah mentolerir upaya sepihak untuk mengubah status quo dengan penggunaan kekuatan di Indo Pasifik, terutama di Asia Timur," kata Kishida dalam pertemuan dengan Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, Kamis.

"Ukraina mungkin Asia Timur besok," tambah PM Jepang.

Kishida mengatakan Jepang tetap berkomitmen pada masalah seputar Taiwan, yang ingin dikuasai Beijing, untuk diselesaikan melalui dialog.

Pulau itu menaikkan tingkat siaga tinggi tak lama setelah Rusia menyerang negara tetangga itu pada akhir Februari.

Rudal hipersonik YJ-21 China
Rudal hipersonik YJ-21 China (Naval Post)

Menteri Luar Negeri Joseph Wu menyatakan harapan pada hari Sabtu bahwa China akan diberi sanksi jika mengancam pulau itu dengan kekuatan atau menyerangnya.

Taiwan dan China sebelumnya saling menuduh memicu ketegangan di kawasan itu.

Beijing menolak perbandingan Taiwan dengan Ukraina pada saat itu sebagai tidak pantas.

Menanggapi pernyataan Kishida baru-baru ini pada hari Jumat, juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian memberi pernyataan.

"Jika pihak Jepang tulus menjaga perdamaian dan stabilitas di Asia Timur, maka itu harus segera berhenti memprovokasi konfrontasi negara-negara besar," katanya.

Bulan lalu, mengutip kampanye militer Rusia di Ukraina di antara alasan lain, Partai Demokrat Liberal (LDP) yang berkuasa di Jepang mengajukan proposal untuk memperbarui Pedoman Program Pertahanan Nasional, dokumen strategi militer utama negara itu.

Kapal Coast Guard Thailan Patroli di Laut.
Kapal Coast Guard Thailan Patroli di Laut. (Taipei Times)

Menurut media Jepang, langkah tersebut mencakup perubahan yang akan memungkinkan Jepang untuk memperoleh "kemampuan serangan balik" untuk menyerang pangkalan musuh dan pusat komando.

Pada bulan Desember, AS dan Jepang menyusun rencana militer darurat sebagai tanggapan atas potensi konflik antara China dan Taiwan, menurut Kyodo News.

China sebelumnya menuduh Jepang ikut campur dalam masalah Taiwan, yang dianggapnya urusan dalam negeri.

Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved