Breaking News

SIMAK Penjelasan Ahli Soal Kemungkinan Penyakit Mulut dan Kuku Menular ke Manusia

Drh Ai Srimulyati, M.Si lewat laman resmi Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian menyebut PMK pada hewan, kecil kemungkinan menulari manusia.

Tribun Medan/Mustaqim Indra Jaya
Ilustrasi - Petugas melakukan pemeriksaan terhadap seekor sapi. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Penyakit kuku dan mulut (PMK) pada hewan ternak kembali mewabah pada awal Mei 2022.

Penyakit yang jamak menyerang sapi, kambing, domba, atau babi ini tengah merebak dan menjangkiti ribuan ternak di berbagai daerah di Indonesia.

Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE) sebenarnya secara internasional telah mengakui Indonesia bebas penyakit kuku dan mulut (PMK) sejak 1990 silam.

Baca juga: WABAH PMK Serang Hewan Ternak, Gubernur Edy Minta Warga tak Panik dan Jangan Buang Bangkai ke Sungai

Kini, PMK dilaporkan terdeteksi di Jawa Timur, Aceh, Yogyakarta, Lombok Tengah, Lombok Timur, Jawa Tengah, sampai Jawa Barat.

Selepas penyakit ini merebak, beberapa orang khawatir apakah penyakit kuku dan mulut pada hewan bisa menular pada manusia.

Dilansir dari Kompas.com, Drh. Ai Srimulyati, M.Si lewat laman resmi Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian menyampaikan, penyakit kuku dan mulut pada hewan kecil kemungkinan menular atau menginfeksi manusia.

Jika ada infeksi pada manusia, gejalanya hanya berupa luka lepuh ringan seperti lesi.

Namun, secara umum penyakit kuku dan mulut pada hewan tidak mengancam manusia.

Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Jawa Tengah Agus Wariyanto juga menyatakan, kecil kemungkinan PMK pada hewan menular pada manusia.

“Virus ini tidak menular ke manusia, jangan khawatir ini tidak seperti Covid-19,” kata dia, seperti dilansir dari laman resmi Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, (11/5/2022).

Agus juga menyampaikan, warga tak perlu panik karena penyakit mulut dan kuku yang menyerang sapi, kambing, domba, atau babi bisa disembuhkan.

Selain itu, produk daging dari hewan-hewan yang terinfeksi PMK tersebut masih bisa dikonsumsi, asalkan diolah dengan benar.

“Daging bisa dikonsumsi. Tapi, hati-hati pada bagian moncongnya yang mengalami luka lepuh, berliur, serta saluran cerna. Jangan dimakan,” ujar dia.

Meskipun bisa dikonsumsi, tapi biasanya hewan yang terkena penyakit mulut dan kuku memiliki harga jual yang rendah.

Hal ini karena PMK membuat hewan tidak nafsu makan, serta bobot tubuh dan produksi susunya merosot.

Baca juga: 598 Hewan Ternak di Sumut Diduga Positif PMK, Berikut Wilayah yang Terjangkit

Sementara itu, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Eropa mencatat, selama wabah PMK yang melanda Inggris pada 2001 lalu, tidak ada laporan penyakit kuku dan mulut menular secara langsung pada manusia.

Penyakit ini bisa menular pada manusia karena konsumsi susu yang tidak dipasteurisasi dari hewan penderita, makan daging yang tidak dimasak sampai matang dari produk hewan penderita, dan kontak langsung dengan hewan penderita.

Selain itu, tidak ada penularan langsung penyakit ini dari manusia ke manusia lainnya.

Begitu terpapar biang penyakit, infeksi pada manusia bakal menunjukkan gejala dalam waktu dua sampai enam hari.

Gejalanya tergolong ringan, di antaranya kesemutan, muncul luka seperti lecet di tangan, kaki, dan mulut, sakit tenggorokan, atau demam.

Setelah terinfeksi penyakit kuku dan mulut dari hewan, penyakit ini pada manusai bisa sembuh sendiri dalam waktu seminggu.

Penyebab penyakit mulut dan kuku berasal dari infeksi virus penyakit mulut dan kuku (VPMK) yang merupakan anggota dari genus Aphthovirus dalam keluarga Picornaviridae.

Begitu terpapar kuman penyebab PMK, hewan yang tertular bisa menunjukkan gejala penyakit dalam waktu dua hari sampai dua minggu.

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kabupaten Bogor, beberapa gejala penyakit mulut dan kuku pada hewan yang perlu diwaspadai di antaranya:

- Suhu tubuh hewan ternak atau sapi mencapai 41 derajat Celsius

- Tidak nafsu makan

- Terlihat menggigil

- Produksi susu untuk sapi perah menurun drastis

- Sering menggosok-gosokkan bibir, menggertakkan gigi, ada leleran liur di mulut

- Suka menendang-nendangkan kaki

- Terdapat luka lepuh pada selaput lendir hidung, puting susu, dan di antara kuku. Selang 24 jam, luka tersebut pecah

- Bobot tubuh menurun

Gejala penyakit mulut dan kuku pada kambing atau domba biasanya luka lepuh terlihat di gigi. Namun, hewan ternak muda bisa mati mendadak.

Penyakit kuku dan mulut dapat menular dengan cepat.

Di antaranya lewat kontak langsung dengan hewan penderita, paparan kuman di mobil angkutan, alat peternakan, sampai menular lewat udara dengan kondisi tertentu dari radius 100–200 Kilometer.

Untuk mencegah wabah penyakit mulut dan kuku pada hewan meluas, setiap hewan penderita penyakit ini harus diisolasi dan diobati.

Segera hubungi dokter hewan agar dapat ditangani.

Sedangkan hewan ternak sehat lainnya juga perlu diisolasi, dipisahkan dari hewan yang sakit, dan dijaga kesehatannya agar daya tahan tubuhnya tidak menurun dan tertular penyakit.

Pastikan peternak menjaga kebersihan dengan mendisinfeksi secara berkala; termasuk area kandang, peralatan peternakan, serta kenakan baju dan sepatu bersih saat kontak dengan hewan ternak yang sehat.

(*/tribun-medan.com/Kompas.com)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Penyakit Kuku dan Mulut pada Hewan, Apakah Menular pada Manusia?

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved