KABAR DUKA, Presiden Sheikh Khalifa Tutup Usia, Pangeran Berpengaruh Disebut akan Pimpin UEA

UEA mengumumkan masa berkabung selama 40 hari dan penangguhan tiga hari kerja di seluruh sektor, setelah Presiden Sheikh Khalifa meninggal dunia.

Reuters via capture Daily Star
Sheikh Khalifa bin Zayed al-Nahyan. 

TRIBUN-MEDAN.COM - Uni Emirat Arab (UEA) mengumumkan masa berkabung selama 40 hari dan penangguhan tiga hari kerja di seluruh sektor pemerintah dan swasta.

Setelah Presiden Uni Emirat Arab (UEA), Sheikh Khalifa bin Zayed al Nahyan meninggal dunia di usia 73 tahun, pada Jumat (13/5/2022).

Dilansir CNBC, Sheikh Khalifa adalah presiden kedua negara Teluk itu yang menjabat sejak 2004. 

Sheikh Khalifa merupakan yang disegani karena mampu mengubah UEA, dari gurun kecil dibanding tujuh emirat, menjadi dikenal secara global.

Ia juga memimpin UEA selama masa-masa sulit dalam krisis keuangan 2008.

Baca juga: LIGA INGGRIS - Gagal Bawa Man United ke Liga Champions, Ronaldo Kode Bertahan di Old Trafford

"Kementerian Urusan Kepresidenan menyampaikan belasungkawa kepada rakyat UEA, negara Arab dan Islam, dan dunia atas berpulangnya Yang Mulia Sheikh Khalifa bin Zayed Al Nahyan, presiden UEA," demikian bunyi pernyataan dari kantor berita negara, WAM.

"Kementerian Urusan Kepresidenan juga mengumumkan bahwa UEA akan merayakan empat puluh hari berkabung dengan bendera dikibarkan setengah tiang mulai hari ini, dan menangguhkan pekerjaan di semua kementerian, departemen, dan entitas federal, lokal dan swasta selama tiga hari," tulis kantor berita itu dalam utasnya di Twitter.

Sheikh Khalifa menderita stroke dan menjalani operasi pada tahun 2014, manyebabkan ia jarang terlihat di depan umum selama bertahun-tahun.

Perannya sebagian besar hanya seremonial meskipun masih mengeluarkan dekrit.

Saudara Sheikh Khalifa, Putra Mahkota Abu Dhabi, Sheikh Mohammed bin Zayed (MBZ), yang merupakan penguasa de-facto UEA, bertugas mengelola urusan sehari-hari negara ini.

Menteri Luar Negeri AS, Anthony Blinken, menyebut Sheikh Khalifa sebagai teman sejati Amerika Serikat (AS).

AS, kata Blinken, tetap berkomitmen pada persahabatan dan kerja sama yang teguh dengan UEA.

Wakil Presiden AS, Kamala Harris juga menyampaikan belasungkawa.

Sky News melaporkan, tidak ada rincian yang diumumkan tentang sifat kematian Sheikh Khalifa atau tentang siapa yang akan menggantikannya

Tetapi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan (MBZ) secara luas diperkirakan akan naik di kursi kepresidenan.

Suksesi tersebut diperkirakan tidak akan menghasilkan perubahan arah kebijakan yang signifikan, termasuk di bidang minyak.

Sheikh Mohammed sudah mengendalikan kebijakan energi dan kekayaan minyak negara itu, yang diperkirakan berjumlah 6 persen dari cadangan terbukti dunia, sebagaimana dilansir dari Blommberg pada Jumat (13/5/2022).

Putra Mahkota juga ketua perusahaan minyak nasional UEA dan mengepalai Dewan Tertinggi Urusan Keuangan dan Ekonomi Abu Dhabi.

Posisi tersebut menjadikannya orang paling berkuasa di negara itu jauh sebelum kematian saudaranya.

“Secara fungsional itu sedikit berubah; MBZ telah menjalankan pemerintahan hampir sejak awal,” Ryan Bohl, seorang analis Timur Tengah di Stratfor Worldview menulis di Twitter.

“Tapi ini adalah akhir dari sebuah era untuk UEA, yang ditandai dengan periode kedua perkembangan pesat untuk sektor layanan dan pengetahuan.”

Sosok Sheikh Khalifa

Sheikh Khalifa lahir pada tahun 1948 di Abu Dhabi, sekira 23 tahun sebelum berdirinya Uni Emirat Arab pada 1971.

Sheikh Khalifa adalah putra tertua dari Sheikh Zayed bin Sultan Al Nahyan, pendiri negara tersebut.

Dia mengambil kursi kepresidenan pada tahun 2004 setelah ayahnya meninggal.

Sebelum menjabat presiden, dia adalah putra mahkota Abu Dhabi dan kepala Dewan Perminyakan Tertinggi Abu Dhabi.

Selama masa kepresidenannya, Sheikh Khalifa mengawasi reformasi ekonomi dan modernisasi sambil mengelola Otoritas Investasi Abu Dhabi, salah satu dana investasi terbesar di dunia.

Dia mendukung akuisisi klub sepak bola Liga Utama Inggris Manchester City oleh sebuah perusahaan investasi untuk keluarga kerajaan Abu Dhabi pada tahun 2008.

Menara tertinggi di dunia, Burj Khalifa di Dubai, dinamai berdasarkan namanya pada tahun 2010.

(*/tribun-medan.com)

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dan di Kompas.com

 

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved