Viral Medsos

Kisah Gadis 13 Tahun, Hilang Berhari-hari, Malah Ditemukan Terpampang di Aplikasi Kencan Open BO

Keesokan harinya, keluaga EN mendapatkan informasi dari tetangganya bahwa foto EN terpampang dalam sebuah aplikasi berbagi pesan.

Editor: AbdiTumanggor
Istimewa
Ilustrasi Gadis Belia berusia 13 tahun 

TRIBUN-MEDAN.COM - Kisah gadis berusia 13 tahun asal Jakarta Timur berinisial EN, ditemukan keluarga terpampang pada aplikasi yang biasa digunakan untuk prostitusi online.

EN terakhir kali diketahui pergi bersama pacarnya. 

Setelah itu, ia tidak kunjung pulang hingga keluarganya melapor polisi.

Polisi kemudian mengungkap bahwa gadis yang masih sekolah itu beada di salah satu apartemen

Tak hanya itu, EN juga mau saja dijual oleh kekasihnya sendiri kepada para lelaki hidung belang.

Keluarga EN, mengatakan, awalnya EN meninggalkan rumah pada Selasa lalu.

EN meninggalkan rumah bersama kekasihnya, RB, warga Kecamatan Kramat Jati, Jakarta Timur, tanpa pamit kepada orangtuanya.

"Saya sempat cari-cari keliling lingkungan. Akhirnya ke rumah teman (EN). Kata temannya dia (EN) sama cowok," ujar keluarga.

Keesokan harinya, keluaga EN mendapatkan informasi dari tetangganya bahwa foto EN terpampang dalam sebuah aplikasi berbagi pesan.

EN disebut menawarkan jasa prostitusi secara daring (online).

 

Keluarga kemudian memastikan bahwa sosok yang di foto itu benar-benar EN.

Ia melakukan komunikasi lewat voice note untuk memastikan suara keponakannya.

Dari situ, Hendra mengetahui keberadaan EN.

"Akhirnya dilaporkan ke polisi," ujar keluarga.

Keluarga bersama polisi langsung mendatangi Apartemen tersebut.

Hasilnya, diamankan RB selaku mucikari dan empat perempuan lain yang dijadikan Pekerja Seks Komersial (PSK), satu di antaranya EN.

Pihak Polres Jakarta Timur mengatakan, kasus tersebut telah dilimpahkan ke kepolisian Jakarta Selatan.

Sebab, locus-nya di Jakarta Selatan.

"Dilimpahkan ke Jaksel," jelas pihak Polres Jakarta Timur.

Korban trauma

EN yang kini sudah berada di rumah bersama ksang ibu, WS pun sudah menjalani proses visum guna kepentingan penyidikan untuk membuktikan kasus.

Berdasar penuturan EN, saat masih bersama RB sudah dua kali melakukan kekerasan seksual sebelum dijual kepada dua pria di Apartemen seharga Rp 300 ribu dan Rp 400 ribu.

Belum diketahui pasti berapa banyak korban yang dijadikan perempuan Open BO oleh RB.

"Dari Rp 400 ribu yang pertama Rp 300 ribu diambil RB, katanya buat uang sewa kamar. Rp 100 ribu dikasih korban. Kedua dijual Rp 300 ribu, itu seluruh uangnya diambil pelaku," sambung dia.

Masih berdasar penuturan EN, modus yang digunakan RB untuk membawa keponakannya lalu dijual sebagai perempuan open BO yakni dengan menawarkan kerja.

Iming-iming kerja dari RB yang diduga sudah beberapa melakukan aksi serupa kepada perempuan lain kini mengakibatkan EN trauma berat, EN tidak lagi ceria seperti biasa.

"Sekarang dia (EN) lebih banyak diam di rumah, murung. Enggak seperti biasanya lah. Saya paling sarankan jangan keluar rumah lebih dulu," kata  keluarga.

Dia menjalani pemeriksaan psikologis untuk memulihkan trauma.

"Tadi pas saya kasih keterangan ke Polres Jakarta Selatan juga ada tim dari P2TP2A DKI Jakarta kasih pendampingan psikologis. Mudah-mudahan traumanya tidak parah," ujarnya.

Merujuk pernyataan tim P2TP2A Pemprov DKI Jakarta, pendampingan psikologis terhadap EN agar trauma tidak berkelanjutan bakal dilakukan hingga proses Pengadilan nanti.

(*/Tribun-medan.com/Tribunnews)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved