JANGAN Disindir! Begini Cara Hadapi Pasangan yang Suka Silent Treatment, Hubungan Bisa Langgeng
Era ini, sering terdengar istilah ‘silent treatment’. Biasanya remaja menggunakan bahasa ini sebagai bentuk eskpresi perasaan mereka.
TRIBUN-MEDAN.com - Era ini, sering terdengar istilah ‘silent treatment’. Biasanya remaja menggunakan bahasa ini sebagai bentuk eskpresi perasaan mereka.
Silent treatment sendiri merupakan sikap ketika seseorang memilih untuk diam dan mengabaikan orang lain yang sedang berkonflik dengannya.
Istilah ini juga sering ditemui dalam hubungan percintaan, di mana perilaku ini berguna untuk meredam emosi dan menenangkan diri.
Dalam ilmu psikologi, silent treatment termasuk ke dalam bentuk komunikasi yang tertunda dalam menyampaikan hal-hal seperti kemarahan, frustasi, kesedihan, kekecewaan, hingga pengunduran diri.
Sikap ini akan bermanfaat jika dilakukan singkat untuk meredakan emosi, namun jadi tanda peringatan jika mendiamkan dalam waktu lebih lama, misalnya berminggu-minggu.
Baca juga: Jangan Dipencet! Ini 7 Cara Efektif Menghilangkan Komedo di Sekitar Hidung
Baca juga: Lakukan 5 Cara Mudah Ini Untuk Menghemat Kuota Internet
Hubungan akan semakin memburuk jika pasangan terus menerus melakukan silent treatment, dan pastinya akan membuat bingung salah satu pihak
Melansir All Pro Dad, jika Tribuners, berada dalam posisi didiamkan oleh pasangan, pahami cara berikut untuk menghadapi silent tratment.
1. Hindari asumsi berlebihan atau sok tahu
Ada banyak penyebab mengapa pasangan mendiamkanmu, jika kamu sering bersikap sok tahu itu bisa saja kontraproduktif terhadap sudut pandang mereka.
Asumsi berlebihan dan rasa sok tahu dapat menyebabkan pembelaan diri, kemarahan, bahkan keheningan yang berkepanjangan.
2. Jelaskan keinginan untuk berkomunikasi
Anda harus tahu jika tidak selamanya diam itu adalah emas.
Karena mendiamkan pasangan dalam waktu yang lama tanpa menjelaskan penyebabkan juga bisa merusak hubungan.
Ada baiknya jelaskan dahulu masalahnya, kemudian beri waktu sendiri untuk saling berfikir dan intropeksi.

Lalu cobalah jelakan kembali keinginamu untuk berkomunikasi dengannya kembali.
3. Dengarkan dan jangan hanya berbicara
Komunikasi adalah jalan dua arah yang membutuhkan berbicara dan juga mendengarkan.
Jangan hanya menuntut untuk didengar, dalam hubungan mendengarkan juga sangat efektif untuk memperbaiki komunikasi.