News Video
Ibu Dua Pengembala Lembu yang Ditangkap Polsek Percut Sei Tuan Datangi Polrestabes Mencari Keadilan
Nurlelani (58), ibu dua orang pengembala yang ditahan oleh Polsek Percut Sei Tuan atas dugaan penganiayaan, mendatangi Propam Polrestabes Medan, Senin
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Nurlelani (58), ibu dua orang pengembala yang ditahan oleh Polsek Percut Sei Tuan atas dugaan penganiayaan, mendatangi Propam Polrestabes Medan, Senin (23/5/2022).
Kedatangan ke Unit Propam Polrestabes Medan ini untuk menuntut keadilan terhadap kasus yang menimpa dua orang anaknya bernama Sandra Ramadhan (23) dan Alta Rizki (30).
Kedua anaknya ini ditangkap oleh Polsek Percut Sei Tuan, pada Jumat (29/4/2022) silam atas tuduhan pengeroyokan terhadap seorang pengendara motor.
"Saya minta keadilan biar anak saya keluar, saya mohon tadi sama bapak itu. Dia bilang sudah di utus ke Polsek. Di urus kan mediasi di Polsek," kata Nurlelani kepada Tribun-medan, Senin (23/5/2022).
Menurutnya, kedua anaknya tersebut tidak bersalah dan tidak ada melakukan pengeroyokan terhadap pengendara sepeda motor.
"Saya mohonlah pak namanya anak saya ini, anak saya ini ngangon (pencari makan lembu) nggak ada bikin masalah, jadi saya mohon seadil-adilnya," sebutnya.
Ia menceritakan kronologis kejadian tersebut terjadi pada 9 April 2022 silam.
Saat itu anaknya, hendak pulang ke rumah membawa puluhan lembu yang akan dimasukkan ke dalam kandang.
Namun, ditengah perjalanan seorang pengendara yang katanya merupakan adik dari oknum TNI berpangkat Serma berinisial MS melintas di Jalan Simpang Kariman, Pasar III, Desa Saentis, Kecamatan Percut Sei Tuan.
Kemudian, pengendara itu tidak sabar ingin lewat sehingga menabrakkan sepeda motornya ke arah lembu hingga mengalami patah tulang kaki.
"Lembu saya di tabrak, marah anak saya terus mereka berantem. Nggak ada penganiayaan, nggak ada pengeroyokan," tuturnya.
Setelah ditangkap, dirinya sempat mengunjungi anaknya itu tetap sempat mendapatkan pengusiran oleh Kanit Reskrim Polsek Percut Sei Tuan, Iptu Bambang.
"Dua kali saya datang, di usir sama Kanit Bambang. Kedua kalinya datang pas perdamaian, tapi dia (pengemudi) nggak mau damai. Abangnya si pelapor pakai seragam tentara," katanya.
Dijelaskannya, setelah kedua anaknya mendekap di penjara Polsek Percut Sei Tuan, kehidupannya langsung drastis berubah, karena selama ini kedua anaknya itulah yang menjadi tulang punggung keluarga.
"Gimanalah sekarang yang nyari makan lembu juga sudah nggak ada. Saya mohon keluarkan anak saya, saya orang miskin. Beli beras juga harus ngutang," bebernya dengan mata berkaca-kaca.