Penyakit Mulut dan Kuku
DINAS Pertanian Deliserdang Kekurangan Stok Obat untuk Penanganan Hewan yang Terpapar PMK
Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang kehabisan stok obat untuk penanganan hewan yang terpapar virus Penyakit Mulut dan Kuku.
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com,DELISERDANG - Bidang Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang kehabisan stok obat untuk penanganan hewan yang terpapar virus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Padahal kasus PMK sendiri hingga saat ini terus bertambah. Karena kondisi ini tidak banyak yang bisa dilakukan oleh pihak dinas.
"Sangat butuh sekali kita sekarang ini memang obat PMK ini. Karena sudah habis sama kita saat ini. Sudah seminggu juga kita kehabisan obat,"ujar Kabid Peternakan Dinas Pertanian Kabupaten Deliserdang, Refli Sofyan Siregar Kamis, (26/5/2022).
Refli menyebut sebelumnya pihaknya juga sudah mendapat bantuan obat dari Pemerintah Pusat melalui Provinsi.
Saat ini Pemkab pun disebut sudah mengajukan permohonan kembali. Belum diketahui secara pasti kapan pasokan obat akan kembali didatangkan.
"Katanya dalam waktu dekat ini akan datang obatnya. Kalau penularannya kondisinya saat ini terus bertambah di tempat kita. Tercatat hingga kemarin sudah ada 430 hewan sapi yang terkena PMK,"kata Refli.
Meski bisa mengenai hewan lain namun saat ini, lanjut Refli baru sapi saja yang terkena PMK.
Sementara untuk kerbau, kambing dan babi belum sama sekali ada laporan yang terjangkit.
Disebut kalau populasi sapi yang terkena ini masih sedikit dibanding populasi hewan sapi sebanyak 103.800 an di Kabupaten Deliserdang.
"Belum ada sapi yang mati sapi yang kena PMK ini. Kami juga mohon sama masyarakat yang khususnya punya ternak banyak untuk membeli obat dan nanti yang melaksanakan pengobatannya seperti untuk suntik dan terapi kami. Itu bisa dibeli sendiri harganya sekitar 100 ribu untuk satu botol sama jenisnya sama yang diberi pemerintah,"ucap Refli.
Untuk sejauh ini Refli mengatakan mereka lebih mengutamakan ternak masyarakat yang jumlah sapinya sedikit dua sampai tiga.
Ketika untuk yang banyak dan punya usaha besar diarahkan untuk bisa membeli obat secara mandiri.
Disebut ketika dua kali terapi biasanya hewan yang mengalami luka di mulut dan kaki serta mengeluarkan air liur akan langsung sembuh.
"Kasus PMK di tempat kita ada di 5 Kecamatan mulai dari Galang, Tanjung Morawa, Pagar Merbau, Percut Seituan hingga Hamparan Perak. Yang paling banyak di Kecamatan Percut Seituan. Kambing belum ada yang kena karena lebih kuat data tahannya, sebenarnya yang paling mudah terkena PMK ini babi tapi karena di tempat kita populasinya juga minus hanya sekitar 32 ribu lagi makanya belum ada yang kena karena posisnya pun di kandangkan,"katanya.
Dari analisa yang dilakukan kalau hewan sapi yang terkena PMK ini yang kena adalah hewan yang dirawat dengan cara digembalakan.
Sementara untuk yang dirawat di kandang disebut lebih kuat kondisinya.
Karena itu Refli pun meminta agar hewan sapi yang sudah dipesan untuk kebutuhan hari raya Idul Adha untuk tidak lagi digembalakan. Hal ini untuk mencegah terjadinya penularan yang lebih besar.
"Ada kasus yang kita temukan peternaknya itu tidak punya kandang. Jadi selama ini dibawah pohon sawit saja kandangnya 24 jam. Nah inilah yang mudah terkena PMK. Jadi saat ini lebih baik makanannya dicarikan atau diarit rumputnya baru diberi makan di kandang,"ucapnya. (dra).
Peternak sapi yang ada di Desa Dalu X B Kecamatan Tanjung Morawa Kabupaten Deliserdang saat ini heran mengapa dunia peternakan saat ini dihebohkan dengan pemberitaan Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Irmadi Suwanto (54) mengatakan sudah dari kelas 2 SD menjadi peternak sapi. Ciri-ciri penyakit yang saat ini disebutkan oleh Pemerintah disebut sudah dari zaman dulu ada.
"Terus terang saya dari kelas 2 SD melihara sapi dan Alhamdulillah tidak pernah putus. Menurut saya pribadi dari dulu penyakit itu yang sudah ada. Nggak ada yang aneh, saya sudah lihat juga pemberitaan di televisi terkait penyakit PMK,"ucap Irmadi.
Ia mengaku dari 20an ekor sapinya saat ini dan 30an ekor kambing yang ia pelihara semuanya dalam keadaan sehat. Karena sehat semuanya sudah dipanjar untuk disembelih pada saat hari raya Idul Adha. Disebut semuanya tinggal diantar saja saat hari H karena sudah dibeli mulai dari 13.5 juta sampai 16 juta perekor.
"Alhamdulillah ternak saya semuanya sehat. Punya saya ini rutin 3 bulan sekali disuntik. Ya ada dokter hewan yang datang dan bayarannya Rp 50 ribu perekor. Kalau penyakit sapi ini ya kalau dia sakit pasti pincang kakinya, itu biasa saja. Kalau mulutnya mengeluarkan lendir itu kalau kata orang tua kita dulu terkena ulat bulu,"kata Irmadi.
(dra/tribun-medan.com)