PROFIL 5 SMA Negeri di Medan yang Banyak Luluskan Siswa ke PTN Lewat Jalur SNMPTN

SMA Negeri 13 Medan mencuri perhatian tahun ini dengan meluluskan 59 siswa ke PTN, meningkat dibanding tahun 2021 sejumlah 49 siswa.

Adapun 59 siswa SMAN 13 Medan tahun ini lulus di beberapa universitas, diantaranya UIN Malikus Shaleh, Politeknik Negeri Louksumawe, USU, dan UNIMED.

Diketahui, SMAN 13 Medan berdiri sejak tahun 1983 terletak di Jl. Brigjend Zein Hamid Km. 7 Titi Kuning, Medan Johor, Medan, Sumatra Utara.

SMA Negeri 13 Medan memiliki beragam fasilitas kelas full AC, perpustakaan, masjid, laboratorium, UKS, kantin, lapangan voli, lapangan basket, lapangan bulu tangkis, ruang OSIS dan lainnya.

Sementara itu, ada beberapa ekstrakulikuler yang ditawarkan diantaranya paskibra, Pramuka, futsal, basket, tenis meja, PMR, paduan suara, tari, english club, dan lainnya.

Baca juga: Izinkan Kantin dan Pelajaran Olahraga Diaktifkan Kembali, Kepsek SMAN 13: Tetap Prokes Kita Jaga

3. SMAN 1 MEDAN 

SMAN 1 Medan meluluskan 59 siswa ke PTN melalui jalur SNMPTN tahun ini, diantaranya ke ITB, UI, UGM, IPB, Undip, UNPAD, UNIBRAW, Unand, ITS, Itera, dan USU.

Hingga saat ini, SMAN 1 Medan masih menjadi favorit siswa SMP untuk melanjutkan jenjang pendidikan SMA.

SMAN 1 Medan berdiri tahun 1950 ini terletak di Jalan Jalan Teuku Cik Dik Tiro No. 1, Medan, Sumatra Utara.

Saat ini, Sekolah dipimpin oleh Sabar selaku
Kepala SMAN 1 Medan pada tahun 2021 mengganti Suhairi.

Adapun kepala sekolah pertama SMANSA yaitu R. M. Simanjuntak, M.Sc (1950-1960).

Berdasarkan data dari http://sekolah.data.kemdikbud.go.id/ per Mei 2021, SMANSA Medan saat ini memiliki 90 guru, 531 siswa laki-laki, dan 731 siswa perempuan.

Sama seperti sekolah pada umumnya, SMANSA memiliki dua jurusan yaitu IPA dan IPS dengan hingga saat ini memiliki 36 rombongan belajar.

Motto SMANSA Medan : "Jangan Tanya Sejuta Kebenaran yang Pernah Kau Ucapkan, Tetapi Tanyakan Tindakan Kebenaran Sekecil Apa yang Pernah Kau Berikan Kepada Bangsamu dan Negaramu".

Motto ini dikarang oleh Jasmen Maruli Tua Sinaga, seorang guru seni rupa pada saat itu.