Berita PSMS

POLEMIK PSMS Medan, Gubernur Edy Merasa Dibodoh-bododi dan Julius Raja Tagih Utang Rp 300 Juta

Konflik pengurus PSMS Medan masih berlarut-larut. Gubernur Edy sebagai bagian dari pemilik saham PSMS Medan marah dengan perpecahan yang terjadi di PS

HO
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi memberikan pembekalan kepada para pemain PSMS Medan yang akan mengikuti pemusatan latihan di Sidoarjo, Jawa Timur di Rumah Dinas Gubernur Sumut Jalan Jenderal Sudirman Nomor 41 Medan, Selasa (7/6/2022). 

TRIBUN-MEDAN.com - Konflik pengurus PSMS Medan masih berlarut-larut. Gubernur Edy sebagai bagian dari pemilik saham PSMS Medan marah dengan perpecahan yang terjadi di PSMS Medan.  

Diketahui, manajer PSMS Medan Mulyadi Simatupang tidak bisa masuk kongres PSSI di Jakarta, karena tidak turut diundang. 

Setelah dicari tahu, ternyata sudah ada perwakilan PSMS Medan yang hadir dalam kongres itu, yakni PSMS kubu Kodrat Shah. 

Menurut Edy Rahmayadi, sesuai dengan RUPS telah ditentukan pengurus PSMS Medan

Gubernur Edy pun marah dengan polemik ini. Ia merasa sudah ditipu oleh oknum-oknum yang berada di dalam kepengurusan PSMS. 

Menariknya, di tengah polemik ini, Gubernur Edy mengangkat menantunya Arifuddin Maulana Basri sebagai Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia (KMI).

Edy mengaku tidak ada lagi yang bisa dipercaya mengurus PSMS Medan. Ia merasa sepak bola telah dikaitpautkan dengan politik. 

Saat memberikan pembekalan untuk PSMS Menuju Liga 1 di Ruang Tengah Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (7/6/2022), Edy mengaku sudah dibodoh-bodohi. 

"Wah selama ini aku dibodoh-bodohi, cukuplah. Kalo dia lagi tak bisa dipercaya, oh cucuku nanti kutarok," ujar Edy

Edy juga melarang pemain untuk tidak ikut-ikutan bermain politik, juga disampaikan Edy. Menurutnya bermain bola tak boleh juga dicampuri urusan politik.

"Jangan campuri urusan politik, tak ada hubungannga bola dan politik," katanya.

Dalam pembekalan itu, hadir para pemain PSMS, manajemen dan official, di antaranya Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia, Arifuddin Maulana Basri, Direktur Umum Dan Hukum, Bambang Abimayu, Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang dan Pelatih PSMS Medan, I Putu Gede.

Edy juga melarang pemain untuk tidak ikut-ikutan bermain politik. Menurutnya bermain bola tak boleh juga dicampuri urusan politik.

"Jangan campuri urusan politik, tak ada hubungannga bola dan politik," katanya.

Lebih lanjut Edy Rahmayadi menceritakan PSMS adalah sebuah warisan budaya, heritage. Berdiri tahun 1950, PSMS pernah berjaya dan menjadi klub bergengsi bersama Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar.

Sumber: Tribun Medan
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved