Berita PSMS
POLEMIK PSMS Medan, Gubernur Edy Merasa Dibodoh-bododi dan Julius Raja Tagih Utang Rp 300 Juta
Konflik pengurus PSMS Medan masih berlarut-larut. Gubernur Edy sebagai bagian dari pemilik saham PSMS Medan marah dengan perpecahan yang terjadi di PS
TRIBUN-MEDAN.com - Konflik pengurus PSMS Medan masih berlarut-larut. Gubernur Edy sebagai bagian dari pemilik saham PSMS Medan marah dengan perpecahan yang terjadi di PSMS Medan.
Diketahui, manajer PSMS Medan Mulyadi Simatupang tidak bisa masuk kongres PSSI di Jakarta, karena tidak turut diundang.
Setelah dicari tahu, ternyata sudah ada perwakilan PSMS Medan yang hadir dalam kongres itu, yakni PSMS kubu Kodrat Shah.
Menurut Edy Rahmayadi, sesuai dengan RUPS telah ditentukan pengurus PSMS Medan.
Gubernur Edy pun marah dengan polemik ini. Ia merasa sudah ditipu oleh oknum-oknum yang berada di dalam kepengurusan PSMS.
Menariknya, di tengah polemik ini, Gubernur Edy mengangkat menantunya Arifuddin Maulana Basri sebagai Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia (KMI).
Edy mengaku tidak ada lagi yang bisa dipercaya mengurus PSMS Medan. Ia merasa sepak bola telah dikaitpautkan dengan politik.
Saat memberikan pembekalan untuk PSMS Menuju Liga 1 di Ruang Tengah Rumah Dinas Gubernur, Jalan Jenderal Sudirman Medan, Selasa (7/6/2022), Edy mengaku sudah dibodoh-bodohi.
"Wah selama ini aku dibodoh-bodohi, cukuplah. Kalo dia lagi tak bisa dipercaya, oh cucuku nanti kutarok," ujar Edy
Edy juga melarang pemain untuk tidak ikut-ikutan bermain politik, juga disampaikan Edy. Menurutnya bermain bola tak boleh juga dicampuri urusan politik.
"Jangan campuri urusan politik, tak ada hubungannga bola dan politik," katanya.
Dalam pembekalan itu, hadir para pemain PSMS, manajemen dan official, di antaranya Direktur Utama PT Kinantan Medan Indonesia, Arifuddin Maulana Basri, Direktur Umum Dan Hukum, Bambang Abimayu, Manajer PSMS, Mulyadi Simatupang dan Pelatih PSMS Medan, I Putu Gede.
Edy juga melarang pemain untuk tidak ikut-ikutan bermain politik. Menurutnya bermain bola tak boleh juga dicampuri urusan politik.
"Jangan campuri urusan politik, tak ada hubungannga bola dan politik," katanya.
Lebih lanjut Edy Rahmayadi menceritakan PSMS adalah sebuah warisan budaya, heritage. Berdiri tahun 1950, PSMS pernah berjaya dan menjadi klub bergengsi bersama Persija Jakarta, Persib Bandung, Persebaya Surabaya, dan PSM Makassar.
Mantan Pangkostrad itu mengenang saat-saat terakhir PSMS bermain di Liga 1 tahun 2018. "Saya pindah dari Pangkostrad, eh turun ke Liga 2. Jadi ini klub besar, klub bersejarah. Kalian harus bermain baik, penuh dedikasi, tanggung jawab," ujar Edy.
Baca juga: Irfan Hakim Dilarikan ke IGD, Pingsan di Kamar, 3 Jam Dirawat Langsung Lakukan Hal tak Terduga
Baca juga: Oknum Sabhara Polrestabes Medan Jadi Pemasok Sabu, Polda Sumut Ngaku Buru Bandar Besarnya
Tagih Utang PSMS
Sekretaris PSMS Medan musim 2021/2022, Julius Raja mengatakan PSMS Medan di bawah naungan PT Kinantan Medan Indonesia (KMI) masih memiliki utang kepadanya.
"Bahwa PT KMI masih memiliki hutang sebesar Rp 294 juta kepada saya. Itu dana pribadi saya," ujar pria yang akrab disapa King itu kepada pers, Senin (6/6/2022).
Dijelaskannya, dana sebesar hampir Rp 300 juta itu dipakai untuk menyelesaikan sengketa pemain asing PSMS Medan saat musim 2012.
Dan pembayarannya diselesaikan pada 2019 lalu.
Kala itu manajemen terlibat sengketa dengan pemain asing PSMS Medan atas nama Moise Dario Maldonado Ovelar,.
Hal ini sempat membuat skuat berjuluk Ayam Kinantan dibayangi sanksi dari PSSI dan FIFA jika tidak segera dibayarkan.
"Dana pribadi itu untuk membayarkan dan menyelesaikan sengketa pemain asing. Pembayaran itu atas perintah Pembina PSMS. Saya punya buktinya semua," kata King sambil menunjukkan bukti-bukti pembayaran.

King mengatakan apabila sengketa pembayaran pemain asing tersebut tidak diselesaikan, maka PSMS tidak bisa mengikuti kompetisi Liga 2.
Selain itu, PSMS juga tidak bisa mendaftarkan pemain beserta tim ke induk persepakbolaan Tanah Air. Bahkan, PSMS sudah sempat dikenakan pengurangan poin oleh PSSI.
Lanjutnya pria yang kini bertindak sebagai Exco Asprov PSSI Sumut itu, ia meminta kepada pembina PSMS Medan untuk melunasi hutang tersebut.
Terlebih lagi, biaya yang digunakan tersebut merupakan dana pribadi yang ia kucurkan untuk klub PSMS Medan.
"Itu dia, jadi jangan kita ini dianggap tidak berkontribusi. Walaupun mungkin enggak seberapa. Niat kita kan ingin memajukan PSMS," ucapnya.
Baca juga: Gubernur Sumut Imbau Calon Jamaah Haji Asal Sumut Rajin Minum Air Putih
Baca juga: Penghuni Kos Tak Kunjung Kembali Sejak 5 Bulan Lalu, Pasutri Ini Justru Temukan Hal Tak Terduga
(cr14/cr12/tribun-medan.com)