Breaking News

Pertamina Untung

PERTAMINA Raup Keuntungan Rp 116,53 Triliun Selama 3 Tahun, Terungkap dalam RUPS

PT Pertamina (Persero) membukukan laba bersih senilai US$2,05 miliar, atau setara Rp 29,3 triliun di sepanjang 2021.

Editor: AbdiTumanggor
Dok. Elnusa Petrofin
PT Pertamina Raup Untung Periode 2018 hingga 2021 Sebesar 116,53 Triliun 

Selain itu  sebut dia, Pertamina juga melunasi 3 utang total 549 juta dollar AS pada 2020.  Kemudian 2021, melakukan pembayaran utang obligasi sebesar 391 juta dollar AS.

"Jadi tidak benar adanya asumsi bahwa Pertamina tidak bisa membayar kewajiban. Saat ini, Pertamina merupakan salah satu perusahaan Indonesia yang sehat, produktif dan efisien di tengah terpaan pandemi Covid-19," katanya.

Ia pun menambahkan, Pertamina mendapatkan pengakuan dari tiga lembaga pemeringkat utang internasional yang menunjukkan bahwa Pertamina mampu mengelola keuangan dan investasi secara kehati-hatian (prudent) sehingga termasuk dalam kategori perusahaan sehat.

Sehingga lembaga pemeringkat internasional yaitu Moody's, S&P dan Fitch menetapkan Pertamina pada peringkat investment grade masing-masing pada level baa2, BBB, dan BBB. "Ini menunjukkan kredibilitas dan kepercayaan investor kepada Pertamina yang semakin meningkat dari waktu ke waktu," kata Fajriyah.

Dengan kinerja keuangan tersebut, Pertamina berkontribusi pada pendapatan pemerintah hampir Rp 200 triliun pada 2020 yang berasal dari setoran pajak, dividen, Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) serta penerimaan negara dari minyak mentah dan kondesat bagian negara (MMKBN) dari blok-blok migas Pertamina.

Sementara itu, terkait dengan proyek pembangunan kilang, sejak 2018 Pertamina sudah gencar mengebut proyek kilang yang ada dengan perhitungan yang akurat dan cermat. Di antaranya proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balongan yang akan memberikan tambahan kapasitas produksi sebanyak 150.000 barel per hari di April 2022.

Sementara itu, proyek kilang RDMP Balikpapan nantinya dapat menekan defisit neraca migas hingga 2,65 miliar dollar AS per tahun. Menurutnya, karena kilang sudah bisa menghasilkan produk bernilai jual tinggi seperti gasoline (Pertamax Turbo, Pertamax, Pertalite) dengan kualitas Euro 5 dan propilena, produk petrokimia yang kebutuhannya masih sangat tinggi. Pertamina optimis keseluruhan proyek RDMP Balikpapan selesai pada 2024.

Di tahun 2020, Pertamina juga telah melakukan alih kelola Blok Rokan melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Dari Agustus hingga Desember 2021 pasca alih kelola, PHR WK Rokan berhasil mengebor 90 sumur tajak dan menaikkan tingkat produksi dari WK migas terbesar kedua di tanah air itu.

Dari sisi produksi, PHR WK Rokan mampu mencapai tingkat produksi sekitar 162.000 barel minyak per hari (BPOD) atau naik 4.000 BOPD dibandingkan sebelum alih kelola yang berada di kisaran 158.000 BOPD. Produksi PHR WK Rokan menyumbangkan sekitar 25 persen dari total jumlah produksi minyak nasional.

Hal inilah pencapaian target produksi nasional minyak 1 juta barel per hari (bph) dan gas 12 miliar kaki kubik per hari (bscfd) pada 2030 diharapkan terwujud. Dalam periode dua bulan pertama pasca alih kelola, PHR WK Rokan juga menyumbangkan penerimaan negara melalui penjualan minyak mentah bagian negara sekitar Rp 2,1 triliun dan pembayaran pajak sekitar Rp 607,5 miliar termasuk pajak-pajak ke daerah.

(*/Tribun-medan.com/ Kompas.com/ kompas.id)

Sumber: Tribun Medan
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved