Berita Seleb
Terpuruk hingga Pernah Dikabarkan Meninggal, Penyanyi Religi Sulis Banting Setir Buka Usaha Bebek
Sebelum munculnya grup band religi dengan vokalis Nissa Sabyan, masyarakat sudah lebih dahulu mengenal penyanyi cilik bernama Sulistyowati atau Sulis.
TRIBUN-MEDAN.com - Sebelum munculnya grup band religi dengan vokalis Nissa Sabyan, masyarakat sudah lebih dahulu mengenal penyanyi cilik bernama Sulistyowati atau Sulis.
Kira-kira masih ingat dengan Sulis yang sangat terkenal di era 2000-an dengan tembang sholawat Nabi yang kerap ia bawakan?
Ia juga semakin dikenal usai debut bersama Haddad Alwi pada tahun tersebut. Karya mereka pun sering didengar saat memasuki bulan suci Ramadhan.
Kini, Sulis sudah jarang menghiasi layar kaca, ketenarannya sudah tergantikan dengan penyanyi baru yang lebih banyak diminati masyarakat.
Lama tak muncul di layar kaca , Sulis dikabarkan sudah menikah pada tahun 2014 dengan seorang pengacara bernama Alfin Febryan.
Sayang pernikahan Sulis tak bertahan lama.
Hal itu disampaikan Sulis dalam acara Rumpi No Secret yang tayang pada Selasa 12 April 2022 lalu.
Baca juga: Ternyata Pernikahan Pertama Sulis Hancur, Kini Sang Penyanyi Religi Sudah Nikah Lagi, Sosok Suaminya
Baca juga: Dulu Disebut Sempat Meninggal, Kabar Terkini Sulis, Mantan Penyanyi Cilik Rekan Duet Haddad Alwi
Sulis mengaku begitu terpuruk ketika pernikahan pertamanya berujung kehancuran.
Ia bahkan sempat tiga tahun lamanya menarik diri dari dunia luar.
Kemudian, ia menikah dengan Muhammad Nur, lelaki yang sudah lama ia kenal sebelumnya. Keduanya melangsungkan pernikahan di awal 2022.
Lantas bagaimana dengan kabar terbaru Sulis?
Ternyata, kini Sulis diketahui tengah berbisnis kuliner untuk menyambung kehidupan. Ia memilih berdagang bebek yang diberi nama Bebek Manjah.
Sulis sengaja memilih nama tersebut karena memiliki filosofi sendiri baginya.
"Jadi ini Bebek Manjah. Manjah ini artinya bukan yang lenjeh atau apa, Manjah ini dalam bahasa Arab artinya sukses,” tutur Sulis.
Tak hanya itu, ia juga bekerja sama dengan anak-anak pesantren di Solo untuk proses produksi.