Wabah PMK
Vitamin dan Antibiotik untuk Hewan Mulai Langka di Kabupaten Asahan
Sejak wabah penyakit mulut dan kuku merebak, obat dan vitamin untuk hewan ternak mulai langka dan sulit didapat
Penulis: Alif Al Qadri Harahap | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,ASAHAN - Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) berdampak pada kelangkaan vitamin dan antibiotik khusus hewan ternak di pasaran.
Obat-obatan ini biasa digunakan untuk menaikan imun tubuh hewan, sekaligus obat demam pada hewan ternak seperti sapi dan domba.
Humas Satgas Penanggulangan PMK Kabupaten Asahan, Refni Dewita menjelaskan, selain langka, obat-obatan tersebut mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan.
"Obatnya itu sulit didapat, kalaupun ada harganya pasti mahal. Makanya saya heran kalau ada yang suntik harganya Rp 100 ribu, itu obatnya apa yang dimasukan," ujar Refni, Jumat (17/6/2022).
Baca juga: Bacaan Doa dan Tata Cara Menyembelih Hewan Kurban, Perlu Teliti Soal Kiblat dan Pisau
Katanya, untuk saat ini Dinas Peternakan Kabupaten Asahan juga belum memiliki stok obat-obatan untuk menyuntik hewan ternak.
"Makanya saya bilang ke kecamatan, saya sosialisasikan, kalau masalah harga suntik mahal, bukan di kami ya. Sampai-sampai saya bilang saya kasih nama obatnya, peternak sediakan, maka kami siap menyuntiknya," kata Refni.
Ia menjelaskan, ada dua obat yang bagus bila diberikan kepada hewan ternak.
"Karena ini sifatnya simptomatik, sehingga ini obat yang bisa disediakan, seperti antibiotik spektrum luas, itu ada VET OXY LA. Sedangkan vitaminnya, bisa diberikan Hematodin Hematopan," katanya.
Baca juga: Bhabinkamtibmas Polsek Kuala Cek Hewan Ternak Antisipasi PMK
Katanya, obat-obatan ini bukanlah vaksin untuk hewan yang terjangkit PMK, namun merupakan antisipasi dari gejala-gejala yang timbul dari tubuh hewan.
"Karena pemerintah pusat saat ini masih memproduksi vaksin untuk PMK. Namun, kemarin katanya sudah diluncurkan, dan kepala Dinas sudah meminta ke Pemerintah Pusat agar vaksin segera diturunkan ke Kabupaten Asahan," katanya.
Ia juga mengaku, saat ini untuk penanganan PMK, Dinas Peternakan dan Kesehatan Kabupaten Asahan tidak memiliki anggaran yang cukup untuk mensubsidi obat-obatan untuk gejala hewan.
"Kami saja rata-rata turun ke lapangan selalu menggunakan dana pribadi, karena dinas belum memiliki anggaran," pungkasnya.(cr2/tribun-medan.com)
