Berita Sumut

CERITA Petani yang Menyaksikan Erni Pinem Meninggal Dunia Saat Hadang Buldozer yang Gusur Lahannya

Aksi memperebutkan lahan di Dusun III Bekala, Desa Simalingkar A, Kecamatan Pancur Batu berujung kematian.

CERITA Petani yang Menyaksikan Erni Pinem Meninggal Dunia Saat Hadang Buldozer yang Gusur Lahannya

TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Aksi memperebutkan lahan di Dusun III Bekala, Desa Simalingkar A, Kecamatan Pancur Batu berujung kematian.

Seorang petani, Erni Pinem (52) yang melakukan protes lahan tempatnya bertani diratakan dengan buldoser meninggal dunia, Selasa (21/6/2022).

Perempuan paruh baya ini diduga meninggal dunia saat menghadang alat berat diduga dari PT Propernas Nusa Dua masuk ke lahan itu. 

Erni tidak sendirian, ia bersama dengan petani jagung lain berupaya menghadang pergerakan dari alat berat itu. Namun, semua tidak bisa terelakkan.  

Delfita Sitompul, yang ikut memprotes aktivitas buldoser menceritakan ketika itu memang ada aksi saling dorong antara warga dengan pihak PT Propernas Nusa Dua.

Selain itu, turut hadir sejumlah polisi dan pemuda setempat. Kepada tribun-medan.com, Erni menunjukkan lokasi peristiwa tersebut.  

"Di sinilah kejadiannya, terjadi bentrok itu saling dorong. Di hadang preman sama polisi. Ada sekitar 30 menit lebih," kata Delfita kepada Tribun-medan, Jumat (24/6/2022).

Delfita mengatakan saat menghadang buldozer, tiba - tiba Erni panik dan sempat berteriak untuk mengusir pihak PT Propernas Nusa Dua.

"Nanam jagung dia. Di sini sudah lemah dia kami bawa, di posko di situ langsung pingsan. Tapi masih ngomong dia, kita usir saja preman ini dari penjarah tanah kita ini," sebutnya.

Sementara itu, seorang rekan lainnya Minawati br Ginting mengungkapkan kesedihannya, setelah mengetahui Erni meninggal dunia.

"Sakit kali hati kami ini, tapi nggak bisa kami berbuat apa - apa, tolong lah, polisi pun tidak menanggapi laporan kami. Sakit hati kami ini, begitu kawan kami pergi," ungkapnya.

Ia mengatakan, setelah lahan masyarakat di sana digusur mereka hanya bisa pasrah.

"Dimana kami tinggal, dimana kami bejuang, dimana kami menanam, kalau engga kami tanam jagung itu, tidak makan kami, tidak sekolah anak - anak kami," ujarnya.

Minawati berharap, agar pihak PT Propernas Nusa Dua bisa menghentikan penggusuran.

Ia pun meminta presiden Joko Widodo agar dapat menghentikan aksi penggusuran tersebut.

"Hentikan buldoser itu, haruskan kami tidur di jembatan. Apa tanggapan presiden sama kami seperti ini, mohon tolong kami. Tolong kasihan kami, kami sudah tak berdaya lagi," ujarnya.

Dengan berlinang air mata, Minawati memohon agar lahan mereka tidak digusur oleh pihak PT Propernas Nusa Dua.

"Jadi kemana lagi harus kami minta pertolongan, kami orang susah, orang miskin kalau tidak berladang kami tidak makan, tolong kami," katanya sambil histeris.

Sebelumnya, seorang emak-emak sekaligus petani tewas usai diduga terlibat bentrok dengan pihak PT Propernas Nusa Dua, di Dusun III Bekala, Desa Simalingkar A, Kecamatan Pancur Batu, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.

Dalam rekaman video yang beredar, tampak emak-emak berkaos putih pingsan, dan sempat ditolong teman-temannya.

Korban tampak lemas, sementara teman-temannya sesama emak-emak terdengar menangis meraung-raung.

"Ini karena di buldoser ladang kami makanya kaya gini. Bapak Jokowi, ibu Megawati tolong kami bantu. Dimana janjimu," kata seorang emak-emak terdengar dari video, dilihat Jumat (24/6/2022).

Sementara itu, Kapolsek Pancur Batu Kompol Suriyanto Ginting saat dikonfirmasi membenarkan adanya petani meninggal dunia ketika menghadang alat berat yang diduga dari PT Propernas Nusa Dua.

Namun dia menyebut emak-emak itu meninggal bukan karena tertabrak ataupun bentrok, melainkan lemas kelelahan.

Meski demikian, dia enggan berkomentar lebih jauh soal peristiwa tersebut.

"Lemas. Sudah diautopsi tidak ada terkena benda keras. Kejadian sekitar dua hari yang lalu," ucapnya.

(cr11/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved