Tradisi Suku Batak
SINAMOT atau Uang Mahar, Berikut Tradisi Pernikahan yang Ada di Suku Batak
Di Batak, takkan ada seorang bapak atau orang tua yang rela anaknya diboyong tanpa realisasi berupa Sinamot oleh seorang pria.
Penulis: Rizky Aisyah | Editor: Ayu Prasandi
Sinamot bukan ditujukan kepada pengantin perempuan melainkan diberikan kepada orangtua perempuan melalui proses negosiasi kedua keluarga.
Uang sinamot bukan untuk membeli sepeda motor, untuk berfoya-foya atau untuk membeli smartphone terbaru, tetapi fungsi sinamot adalah untuk membiayai keperluan adat pesta.
Dalam bahasa Batak, sinamot berarti uang mahar.
Proses kesepakatan dan serah-terima sinamot disebut sebagai Marhata Sinamot.
Acara tersebut diadakan sebelum proses Martumpol, yaitu bertunangan.
Martumpol sendiri biasanya dilakukan dua minggu sebelum prosesi pernikahan.
Lalu berapakah uang sinamot yang biasanya disetorkan oleh calon mempelai pria? Nah, ini uniknya.
Baca juga: Blak-blakan Jumlah Sinamot Borunya, Ema Sitorus: Mungkin Banyak Uangku, Daripada Mamak Beliau
Besaran uang sinamot didasarkan pada perhitungan tertentu, biasanya diukur berdasarkan sejumlah faktor ini:
- Tingkat pendidikan mempelai wanita.
- Pekerjaan mempelai wanita saat ini.
- Jarak tempat tinggal antara wanita dan pria. Status dalam silsilah keluarga.
- Status sosial keluarga.
- Reputasi atau citra mempelai wanita di masyarakat.
- Status rupa (Iya, serius. Makin cantik calonnya, makin mahal pula sinamotnya).
- Penghitungan uang sinamot ini tidak ada rumus pastinya.
Yang jelas, nilai sinamot yang akhirnya dibayarkan oleh pihak pria merupakan hasil negosiasi antara dua keluarga calon mempelai.
(cr30/tribun-medan.com)