Pendeta Ditembak OTK
PENDETA Ditembak OTK di Deliserdang Hingga Dada Jebol, Warga Bilang Begini Setelah Kejadian
Warga buka suara terkait adanya pendeta ditembak OTK di Kabupaten Deliserdang hingga dadanya jebol
Penulis: Indra Gunawan | Editor: Array A Argus
TRIBUN-MEDAN.COM,DELISERDANG- Kasus pendeta Fernando Tambunan (47) ditembak OTK (orang tidak dikenal) di kediamannya yang ada di perumahan Victoryland, Dusun III, Desa Jaharun A, Kecamatan Galang, Kabupaten Deliserdang kini masih ditangani Polresta Deliserdang.
Setelah sang pendeta ditembak OTK, polisi pun turun didampingi petugas INAFIS.
Dari lokasi pendeta yang ditembak OTK itu, polisi dan petugas INAFIS tampak memfoto rumah korban, dan memintai keterangan warga.
Menurut sejumlah masyarakat, sebelum pendeta ditembak OTK, mereka tidak melihat adanya tanda-tanda mencurigakan di lokasi.
"Kami tahunya karena istri korban berteriak minta tolong. 'Tolong aku, tolong suamiku kena tembak," kata Boru Barus menirukan ucapan istri sang pendeta, Selasa (28/6/2022).
Mendengar teriakan itu, para tetangga berhamburan keluar rumah.
Mereka kemudian berlari ke rumah pendeta Fernando Tambunan.
Di sana, warga melihat sang pendeta yang ditembak OTK dalam keadaan berlumuran darah.
Bagian dadanya jebol disebut ditembak OTK.
"Sebenarnya tempat kami ini amannya. Maling pun enggak ada. Makanya kami betah," kata Boru Barus.
Ia mengatakan, dirinya begitu kaget setelah tahu ada pendeta ditembak OTK di komplek tempat tinggalnya.
"Ya, terkejut kali lah ada kejadian seperti ini," kata Boru Barus.
Sementara itu, Rika, tetangga korban juga mengatakan hal serupa.
Sebelum kejadian, istri sang pendeta tengah mencuci piring.
Kebetulan, dapur rumah korban ada di bagian depan.
"Anaknya ada juga tadi malam di rumah. Anaknya ada dua," kata Rika.
Entah bagaimana, tiba-tiba terdengar suara teriakan dari istri korban.
Istri sang pendeta teriak minta tolong, hingga mengundang perhatian masyarakiat.
"Kami takut juga lah bang setelah kejadian ini. Padahal bapak itu biasa-biasa aja di sini, tapi bisa kena tembak," pungkas Rita.
Kronologis pendeta ditembak OTK
Menurut keterangan yang diterima Tribun-medan.com di lapangan, kasus pendeta ditembak OTK ini bermula saat korban duduk di teras rumahnya yang ada di Komplek Victoryland.
Saat itu, waktu sudah memasuki pukul 21.00 WIB.
Sang pendeta baru saja selesai makan, dan duduk main handphone sendirian.
Tak lama berselang, korban tiba-tiba saja memegang dadanya.
Baca juga: KONFLIK Lagi, Jemaat Gereja HKBP Pabrik Tenun Minta Ephorus Gantikan Pendeta Rumondang Sitorus
Sang pendeta kemudian menemui sang istri, sembari jalan tertatih.
Malam itu, bagian dada korban bercucuran darah.
Sontak, istri sang pendeta yang merupakan seorang guru PAUD panik.
"Ketika saya datang ke rumahnya, beliau sudah dibawa ke rumah sakit," kata Kepala Dusun III, Desa Jaharun A, Suparno, Selasa (28/6/2022) pagi.
Suparno mengatakan, bahwa korban sempat dibawa ke klinik.
Lantaran klinik tak mampu menangani, sang pendeta yang ditembak OTK kemudian dibawa ke RSUD Amri Tambunan untuk mendapat perawatan intensif.
Baca juga: TERKENAL Suka Bimbing Pendeta Muda, Inilah Pesan Mendiang Pdt WTP Simarmata: HKBP Menjadi Berkat
Tidak ada suara tembakan
Kasat Reskrim Polresta Deliserdang, Kompol I Kadek Hery Cahyadi mengatakan bahwa pihaknya masih menyelidiki kasus ini.
Kadek juga belum bisa menyimpulkan, senjata api jenis apa yang melukai korban.
Dari hasil pemeriksaan di lapangan, warga tidak ada mendengar suara letusan.
"Katanya tidak ada dengar suara letusan. Sekarang ini kami masih mengumpulkan saksi," kata Kadek.
Baca juga: Polemik Internal Gereja HKBP Pabrik Tenun, Jemaat Sebut Pendeta Rumondang Sitorus Pembohong
Ia mengatakan, untuk mengetahui jenis senjata api apa yang melukai sang pendeta, pihaknya masih menunggu operasi yang dijalani korban.
"Sejauh ini kami masih menunggu hasil operasi korban, untuk mengetahui jenis senapan atau senjata apa yang melukai korban," katanya.
Apa yang disampaikan Kadek turut didukung keterangan Kepala Dusun III, Desa Jaharun A, Suparno.
Menurut Suparno, saat kejadian tidak ada warga yang melihat bahwa korban ditembak.
"Enggak ada yang melihat siapa yang menembak," katanya.
Disinggung mengenai sang pendeta, Suparno mengatakan bahwa korban belum lama tinggal di dusunnya.
Ia menyebut, bahwa sang pendeta yang ditembak OTK baru sekitar enam bulan tinggal di wilayahnya.
"Kerjaannya memang pendeta. Namun yang bersangkutan baru setengah tahun tinggal di sini," katanya.
Tim INAFIS olah TKP
Pascakejadian, Tim INAFIS Polresta Deliserdang sudah turun ke lokasi.
Petugas memeriksa lokasi kejadian, termasuk mencari jejak dari mana asal usul amunisi yang melukai dada korban.
Kasat Reskrim Polresta Deliserdang, AKP I Kadek Hery Cahyadi mengatakan, bahwa pihaknya sudah memintai keterangan sejumlah saksi.
Namun dari beberapa saksi, mengaku tidak ada mendengar suara letusan saat kejadian.(dra/tribun-medan.com)