Berita Sumut

UNIK, Buah Pisang Tumbuh dari Batang Pohon yang Sudah Membusuk

Pohon pisang unik kembali menggegerkan warga di Kabupaten Asahan. Pasalnya pisang kali ini berbuah dari batang pisang. 

Alif Alqadri Harahap / Tribun-Medan.com
Buah pisang tumbuh dari batang pohon yang sudah membusuk di Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan. 

TRIBUN-MEDAN.COM, ASAHAN - Pohon pisang unik kembali menggegerkan warga di Kabupaten Asahan. Pasalnya pisang kali ini berbuah dari batang pisang. 

Sebelumnya, buah pisang tumbuh secara unik juga pernah muncul di Asahan beberapa waktu lalu di Desa Aek Nagali, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan.

Namun pisang kali ini tumbuh di Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan

Namun, pisang kali ini berbuah dari batang pisang yang sudah mati atau membusuk yang berusia dua bulan sehingga pemilik, Sumiati Acu menumbangkan pohon pisang tersebut. 

"Padahal dua bulan lalu ini pohon pisangnya baru kami tebang karena sudah berbuah. Pisang buahnya kan cuma satu kali makanya ketika tau tiba-tiba muncul seperti ini kami terkejut juga," kata Acu , Selasa(28/6/2022).

Pisang yang tumbuh pada batang yang membusuk ini merupakan pisang jenis mas banten yang tumbuh misterius. 

"Ini tanah abang saya, namun pisang-pisang ini saya yang tanam. Kemarin itu, pagi saya di bilang sama anak saya, disuruhnya lihat pisang, pas saya lihat saya terkejut kok bisa berbuah seperti bunga," kata Acu. 

Buah pisang tumbuh dari batang pohon yang sudah membusuk di Desa Simpang Empat
Buah pisang tumbuh dari batang pohon yang sudah membusuk di Desa Simpang Empat, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Asahan.

Acu mengaku ia tidak ingin menebang pisang miliknya tersebut, dan akan membiarkan untuk berkembang menjadi besar. 

Kepala laboratorium Agrolab-Preneur Medan, Asep Rodiansyah SP, MSi, menjelaskan kejadian yang terjadi di Desa Simpang Empat, dan Desa Aek Nagali Kabupaten Asahan itu diakibatkan adanya faktor penyebab penyimpangan. 

"Salah satunya adalah genetik dan terganggunya hormon pada tumbuhan, untuk yang di Desa Aek Nagali adanya gangguan terhadap hormon sehingga terjadinya mutasi atau faktor fisiologis yang menyebabkan pemanjangan batang berhenti," jelas Asep. 

Sehingga calon jantung akan berkembang didalam balutan pelepah sehingga berkembang didalam membengkak dan akhirnya menebus bagian pelepah. 

Selain hormon, faktor cuaca dapat menyebabkan kan gangguan fisiologis tanaman sehingga hormim auksin tidak sehingga seimbang dan mengakibatkan calon bunga terhenti. 

"Setelah besar menyembul dan merobek lapisan pelepah seolah-olah muncul dari dalam batang pisang. Pisang ini busa tumbuh dengan baik karena memiliki daun untuk berfotosintesis," tambahnya. 

Lanjut Asep, untuk kasus pisang milik Sumiati yang ada di Desa Simpang Empat, terjadi karena hormon dan komponen cell yang bertanggung jawab terhadap pembungaan udah terbentuk sebelum tunas di potong, dan cadangan makanan pada bonggol digunakan untuk proses pembungaan. 

"Sehingga, walaupun sudah dipotong, pisang ini mampu menghasilkan buah. Namun, buah yang tumbuh tidak dapat optimal ataupun tumbuh besar. Karena cadangan makanannya terbatas akibat tidak ada daun yang melakukan fotosintesis," ujarnya. 

Katanya, perbandingan kelainan seperti ini satu banding seribu dan sering terjadi. Karena menurutnya, wilayah Sumatera Utara merupakan wilayah yang memiliki cuaca tidak menentu. 

"Saya sering menemukan kasus seperti ini. Salah satunya penyebabnya adalah cuaca di lingkungan yang mengganggu auksin hormon pada tumbuhan," pungkas Asep. 

(cr2/tribun-medan.com)

Sumber: Tribun Medan
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved