Hari Raya Idul Adha
HASIL Pantauan Hilal di OIF UMSU, 1 Dzulhijjah Jatuh Pada 30 Juni 2022
Ditegaskannya khusus bagi yang menggunakan hisab, terutama hisab hakiki wujudul hilal, malam hari ini sudah masuk 1 Dzulhijjah.
TRIBUN-MEDAN.COM-Medan- Observatorium Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara memantau hilal awal Dzulhijjah 1443 Hijrah dengan menggunakan teleskop, Rabu (29/6/2022).
Kepala OIF UMSU, Arwin Juli Rakhmadi Butar-butar mengatakan ketinggian hilal sudah mencapai 2 derajat lebih dengan elongasi mencapai 4 derajat.
"Pantauan dan persiapan sudah kita lakukan sejak kemarin, adapun data-data dari astronomi pada hari ini ketinggian hilal sudah mencapai 2 derajat lebih dalam arti belum memasuki 3 derajat dengan elongasi 4 derajat belom sampai 6,4 derajat," Ujarnya kepada Tribun Medan, Rabu (29/6/2022).
Baca juga: Tentukan Awal Zulhijah 1443 H, Pemerintah Gelar Sidang Isbat Sore Ini, Pemantauan Hilal di 86 Titik
Dikatakannya dalam data tersebut belum memasuki kriteria kementrian agama Indonesia yaitu tinggi bulan minimal 3 derajat dengan elongasi minimal 6.4 derajat.
Namun untuk Organisasi Masyarakat Muhammadiyah secara data Astronomi tersebut menyatakan tanggal 1 Dzulhijjah sudah masuk pada malam ini.
"Untuk Muhammadiyah, dengan data-data secara astronomi ini, bisa dipastikan pada malam ini setelah matahari terbenam dengan posisi hilal 2 derajat sekian bahwa Muhammadiyah menyatakan tanggal 1 Dzulhijjah sudah masuk pada malam hari ini," ucapnya.
Adapun untuk ormas yang lain ataupun kementrian agama masih tergantung laporan dari berbagai titik daerah yang melakukan pantauan hilal.
"UMSU sendiri selain menggunakan perhitungan hisab kita juga menggunakan rukiyat sebagai pengujian pengumpulan data dan hasilnya akan kita laporkan ke kementrian agama pusat," Katanya.
Ditegaskannya khusus bagi yang menggunakan hisab, terutama hisab hakiki wujudul hilal, malam hari ini sudah masuk 1 Dzulhijjah.
Baca juga: Wamenag Sebut Hilal Sudah di Posisi 3 Derajat, Peluang Besar Idul Fitri 1443 H Serentak di Indonesia
Sedangkan Ormas lain seperti NU, pemerintah masih menunggu laporan rukyat dan baru diputuskan secara fix pada saat sidang isbat oleh kementerian agama.
"Jadi dalam hal ini keputusan pemerintah, saya tidak bisa memprediksi apakah malam ini sudah masuk ataukah ditunda menjadi esok hari," Sebutnya.
Sedangkan untuk kondisi cuaca saat ini tidak menjadi penentu masuknya bulan Dzulhijjah.
"Patut dicatat, keberadaan cuaca pada saat ini bukan menjadi penentunya, yang menjadi penentu adalah posisi hilalnya. Jadi faktor keterlihatannya itu memungkinkan terlihat lebih kepada ketinggian hilalnya, sudut elongasi yang lebih tinggi, lalu didukung oleh cuaca baik, itu baru memungkinkan untuk terlihat," katanya.
(cr10/Tribun-Medan.com)