Berita Siantar
Polres Siantar Pasang Garis Polisi di Kandang Sapi Terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku
Polres Pematangsiantar bersama Dinas Ketahana Pangan dan Pertanian memasang garis polisi di kandang ternak sapi
Penulis: Alija Magribi | Editor: Tommy Simatupang
TRIBUN-MEDAN.com, SIANTAR - Polres Pematangsiantar bersama Dinas Ketahana Pangan dan Pertanian memasang garis polisi di kandang ternak sapi di Kelurahan Mekar Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, yang terindikasi Penyakit Mulut dan Kuku (PMK), Rabu (29/6/2022).
Langkah ini pun ditanggapi beragam persepsi oleh peternak.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (Ketapang) dan Pertanian Kota Pematangsiantar Ali Akbar menyampaikan, sejauh ini 138 ekor sapi di Kelurahan Mekar Nauli masih suspek PMK.
Status sapi tersebut belum positif lantaran sample air liur dan darah belum dikirimkan ke laboratorium hewan.
"Suspek 138 ekor di Kelurahan Mekar Nauli. Belum diambil sempelnya. Pihak Veteriner di Medan sudah kita kontak (hubungi), namun belum datang. Kita belum bisa pastikan juga kapan mereka datang untuk mengambil sampel," ujar Ali.
Ali pun meminta peternak memahami pemasangan garis polisi ini, sebagai pengingat agar hewan ternak tersebut tidak dikeluarkan dari kandang seiring menanti veteriner dari Medan tiba di Siantar untuk mengambil langkah penanganan.
“Pemasangan garis police line terhadap sembilan kandang sapi milik masyarakat di Kelurahan Mekar Nauli tersebut merupakan kebijakan dari pihak kepolisian. Garis Police Line itu agar tidak keluar, itu kebijakan dari pihak kepolisian," pungkasnya.
Sejauh ini, kata Ali, di hewan ternak sapi yang dinyatakan positif PMK berada di Kelurahan Tambun Nabolon, Kecamatan Siantar Martoba, Kota Pematangsiantar dengan jumlah 12 ekor.
Sementara itu, sejumlah peternak di Kelurahan Mekar Nauli, Kecamatan Siantar Marihat, Kota Pematangsiantar tidak setuju dengan pemasangan garis polisi (police line) di kandang sapi mereka. Pemberian garis polisi dinilai peternak bukanlah solusi yang tepat dari pemerintah kota dalam penanganan hewan mereka.
Para peternak mengaku, mereka harus melepas-liarkan hewan ternaknya untuk cari makan di lahan perkebunan.
Sebab, bagi peternak yang memiliki sapi dengan jumlah banyak, akan kesulitan menyediakan rumput ke dalam kandang.
"Kemarin sempat satu hari kita kereng (kandangkan). Tapi karena tidak ada solusi, sapi (lembu) sudah dilepaskan untuk cari makan," ujar Supri (54) peternak sapi yang ditemui, Rabu (29/6/22) siang.
Konsep pemasangan garis polisi sendiri, menurut Supri agak berlebihan. Masyarakat luar akan mempersendikan buruk terhadap kandang-kandang warga.
"Kalau lah orang awam yang melihat, tentu dipikiran mereka sapi milikku bermasalah. Padahal tidak, ku buka saja garis Police Line itu. Sekarang ku simpan itu di rumah," terangnya.
Lebih lanjut Supri menerangkan, sementara ini ia mengobati sapi yang memiliki gejala PMK dengan obat-obatan tradisional seperti jamu olahan dengan komposisi campuran gula merah dan madu.
