Lapas Pematangsiantar
Lapas Narkotika Pematangsiantar Sembeli 18 Hewan Kurban Bersama Warga Binaan
Sehari sebelumnya, Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar menyerahkan dua ekor kambing dan satu ekor sapi kepada Panitia Qurban Masjid Ar-Rahman
TRIBUN-MEDAN.COM, SIANTAR - Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar bersama Warga Binaan Pemasyarakatan telah menggelar salat Idul Adha 1443 H, di Lapangan Lapas Narkotika, Minggu (10/7/2022).
Setelah itu, pihak Lapas juga menyembelih 18 ekor hewan kurban bersama dengan warga binaa.
Sehari sebelumnya, Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar menyerahkan dua ekor kambing dan satu ekor sapi kepada Panitia Qurban Masjid Ar-Rahman untuk dibagi-bagikan kepada masyarakat sekitar
Kecamatan Raya, Kabupaten Simalungun.
Total hewan kurban yang disembelih pada Perayaan Hari Raya Idul Adha tahun 2022 ini, terdiri atas enam sapi dan 12 kambing.
Semua hewan kurban tersebut merupakan amal dari Warga Binaan yang tergerak hatinya untuk mengadakank kegiatan tersebut, di Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar.
“Saya sangat terkesan dengan kepedulian Warga Binaan untuk berbagi dengan sesama, dan tahun
ini hewan yang diqurbankan jumlahnya sangat banyak dibandingkan tahun-tahun sebelumnya sejak
Lapas ini berdiri,” papar Kalapas Sopian, yang kemudian mengutarakan kesannya atas pelaksanaan perayaan Hari Raya Idul Adha 1443 Hijriah di Lapas yang beliau pimpin.
“Besar harapan Saya bahwa gairah beramal Warga Binaan ini tidak kendor. Kepedulian terhadap
sesama itu sangat penting, untuk memperkokoh tali persaudaraan terhadap sesama,” pungkas
beliau.
Ada kisah menarik seputar cerita kurban Warga Binaan di Lapas Narkotika Kelas IIA
Pematangsiantar tahun 2022 ini.
Humas Lapas Narkotika Kelas IIA Pematangsiantar menyampaikan, seorang Warga Binaan yang berkurban demi memenuhi wasiat orang tuanya yang telah meninggal dunia.
Sebelum meninggal dunia, orang tuanya berpesan agar anaknya menyembelih hewan kurban atas nama
orang tuanya, agar menjadi amal manakala orang tuanya tersebut meninggal dunia kelak.
Pesan yang dapat dipetik dari peristiwa ini adalah, bahwa Warga Binaan yang sedang menjalani pidana sekalipun, dapat terbuka pintu hatinya untuk mengabdi kepada orangtuanya dan memiliki kepedulian terhadap sesama.
Alangkah ironisnya, bila masyarakat yang hidup di luar Lembaga Pemasyarakatan dengan segala kebebasan dan keleluasaan, tidak tergerak hatinya untuk perduli terhadap sesama.
*