Sosok
SOSOK Irjen Pol (Purn) Seno Sukarto, Mantan Petinggi Polri yang Bongkar Kejanggalan Kasus Brigadir J
Peristiwa itu melibatkan sopir dinas pribadi istri Irjen Sambo, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan ajudan Irjen Sambo, Bharada E.
Penulis: Rizky Aisyah |
TRIBUN-MEDAN.COM – Peristiwa polisi tembak polisi terjadi di rumah Kadiv Propam Polri Irjen Pol Ferdy Sambo di Kompleks Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, pada Jumat (8/7/2022).
Peristiwa itu melibatkan sopir dinas pribadi istri Irjen Sambo, Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat dengan ajudan Irjen Sambo, Bharada E.
Dalam peristiwa itu, Brigadir Yosua tewas dan menyisakan banyak kejanggalan.
Rumah singgah yang dijadikan sebagai tempat isolasi mandiri Irjen Sambo dan keluarga itu beralamat di Jalan Duren Tiga Utara 1 Nomor 46 RT 05/01, Duren Tiga, Pancoran Jakarta Selatan.
Seno adalah Ketua RT 5 RW 1 Komplek Perumahan Polri, Duren Tiga, Jakarta Selatan, lingkungan Komplek Polri tempat kejadian polisi tembak mati polisi di kediaman Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.
Seno Sukarto ternyata bukan warga biasa. Ia mantan petinggi Polri yang pangkat terakhirnya adalah Mayjen Pol (Purn), sekarang Irjen Pol.

Saat bergabung dengan TNI di bawah ABRI, para perwira tinggi polisi menyandang pangkat yang sama dengan TNI AD.
Pria kelahiran kelahiran 1938 itu pernah menjabat 2 kali sebagai Kapolda saat masih berdinas di Polri, yakni Kapolda Aceh dan Kapolda Sumatera Utara.
Jabatan terakhirnya semasa dinas yakni sebagai Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena Kapolri).
Sejak beberapa tahun silam, Seno Sukarto pensiun. Kini usianya sudah 84 tahun.
Seno Sukarto sempat kesal kenapa dirinya selaku Ketua RT tidak mendapat laporan dari polisi terkait kejadian polisi tembak mati polisi di kediaman Kadiv Propam Polri.
Seno mengungkap, sejak adanya peristiwa penembakan pada Jumat, 8 Juli 2022, yang menewaskan Brigadir J, tidak ada satupun anggota polisi yang datang kepadanya untuk memberikan informasi.
"Sampai sekarang saya ketemu aja enggak, terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT," ujar Seno saat ditemui di rumahnya, Rabu (13/7/2022), dikutip dari Tribunnews.com.
Bahkan, kata Seno, pengambilan alat CCTV di pos keamanan komplek yang dilakukan polisi baru diketahuinya pada Senin, 11 Juli 2022.
Sampai sekarang dirinya tidak mengetahui alasan di balik pengambilan decoder tersebut.
"Sampai sekarang saya ketemu aja enggak (dengan polisi), terus terang saya juga ya kesal. Saya ini dianggap apa sih, maaf saja saya ini Jenderal loh, meskipun RT. Saya tanya sama satpam, dia aja enggak tahu diganti yang baru alatnya ininya (decoder)," kata Seno.

(cr30/tribun-medan.com)