Kontroversi Tewasnya Brigadir Yosua
Ungkap Decoder CCTV Diganti, Ini Sosok Ketua RT Rumah Dinas Kadiv Propam, Pernah Jabat Kapolda Sumut
Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 Komplek Polri Duren Tiga, Mampang, Jakarta Selatan mengaku marah dan geram terkait penggantian decoder CCTV.
TRIBUN-MEDAN.com - Seno Sukarto, Ketua RT 05 RW 01 Komplek Polri Duren Tiga, Mampang, Jakarta Selatan mengaku marah dan geram terkait penggantian decoder CCTV di pos keamanan oleh polisi.
Penggantian decoder CCTV itu baru ia ketahui Senin (11/7/2022). Dirinya merasa tak dianggap sebagai Ketua RT oleh aparat kepolisian yang mendatangi rumah dinas Kadiv Propam Polri, Irjen Pol Ferdy Sambo.
Akibat dari penggantian tersebut, Seno mengaku tidak bisa melihat rekaman CCTV di sekitar kawasannya pada saat kejadian adu tembak.
Baca juga: Pensiunan Jenderal Bintang Dua Ungkap Decoder CCTV Diganti Setelah Insiden Brigadir J Ditembak Mati
"Maksudnya itu bukan CCTV di rumah Pak Sambo, CCTV alatnya yang di pos, ya dari mereka (yang ganti), saya tahunya hari Senin," katanya Rabu (13/7/2022).
Hal itu membuatnya tak bisa mengetahui jenazah korban diangkut menggunakan mobil ambulans atau mobil pribadi.
"Saya tanya sama satpam, ya dia aja enggak tahu diganti yang baru, alatnya ininya itu, ya mungkin karena semua CCTV sini kan pusatnya di pos keamanan," bebernya.
Seno Sukarto juga mengungkap tidak adanya koordinasi polisi dengan dirinya mengenai kejadian berdarah yang menewaskan Brigadir Nopryansah Yosua Hutabarat atau Brigadir J.
Sebab, aparat kepolisian tidak memberi tahu terjadinya peristiwa penembakan Brigadir J di dalam rumah Irjen Pol Ferdy Sambo.
Selain itu, Seno Sukarto mengaku kesal dengan aparat kepolisian karena tak meminta izin atau tak memberi tahu saat penyidik melakukan olah TKP.
Kata Seno, sebagai Ketua RT, dirinya adalah penanggung jawab lingkungan dan keamanan di Komplek Polri Duren Tiga.
Sehingga segala permasalahan yang terjadi di tempat tinggalnya, kata Seno, dirinya harus mengetahuinya termasuk ketika polisi mengganti CCTV kompleks.
"Jadi saya memang tersinggung juga dalam hal ini. Sama sekali enggak ada laporan, nggak ada ini, merintahkan satpam seenaknya saja. Kenapa tidak memberi tahu saya sebagai ketua RT," tegasnya.
Lelaki 84 tahun itu mengaku sempat marah besar ketika mengetahui aparat kepolisian menyuruh satpam kompleknya untuk berjaga di gerbang depan.
Baca juga: IPW Soroti Keanehan Autopsi Jenazah Brigadir J yang Dilakukan Polisi Sebelum Diserahkan ke Keluarga
Hal itu terjadi saat polisi datang untuk melakukan olah TKP dan banyak anggota yang datang ke lokasi kejadian.
Sebab dengan jumlah personel yang banyak diterjunkan ke lokasi, kata Seno, seharusnya polisi bisa melakukan penjagaan secara mandiri tanpa perlu bantuan satpam.