Penembakan Istri TNI

Terungkap Motif Penembakan Istri Anggota TNI, Suaminya Terlibat, Jenderal Andika: Tidak Manusiawi

Kopral M diduga menjadi otak penembakan istrinya berinsial R (34) oleh empat pelaku. Terungkap setelah polisi menangkap satu pelaku

HO
Jenderal Andika Perkasa mengungkapkan ada motif hubungan asmara terkait kasus penembakan istri anggota TNI di Semarang 

TRIBUN-MEDAN.com - Terungkap dalang penembakan istri anggota TNI di Semarang yang terjadi pada Senin (18/7/2022). 

Pengungkapan otak penembakan terungkap setelah satu pelaku ditangkap pihak kepolisian yang bekerja sama dengan personel TNI. 

Kapolrestabes Semarang Kombes Irawan Anwar memastikan pelaku tidak melawan saat ditangkap. Namun, polisi masih mengejar tiga pelaku lagi yang ikut terlibat. 

Selain itu, polisi juga telah mengamankan dua unit sepeda motor jenis Beat dan Kawasaki Ninja. 

Namun, di balik itu semua, ada fakta baru terungkap. 

Petugas kepolisian dan TNI telah mencurigai Kopral M yakni suami dari R (34)  korban penembakan R. 

Setelah polisi dan TNI menangkap pelaku berinisial S (37), Kopral M mendadak kabur. Kopral M terpantau terakhir menemani istri menjalani operasi pengangkatan proyektil yang berasrang di tubuhnya. 

Namun, setelah itu, Kopral M tidak lagi kelihatan dan turut tidak hadir saat apel dinas.  

Akhirnya, TNI merasa ada yang tidak benar dari Kopral M. Terungkap bahwa ada motif asmara di balik peristiwa penembakan istri anggota TNI di Semarang. 

Kini, TNI mendalami dugaan motif asmara di balik kasus penembakan istri anggota TNI di Semarang Jawa Tengah.

Peristiwa ini turut menjadi perhatian dari Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa.

Panglima Jenderal Andika mengatakan telah memeriksa sejumlah saksi dan bukti elektronik.

Bahkan, kata Andika, pihaknya juga telah memiliki saksi yang punya hubungan khusus asmara dengan suami korban penembakan tersebut.

Hal tersebut disampaikannya usai memberikan pembekalan kepada 102 Taruna dan Taruni Akademi Angkatan Laut angkatan ke-69 tingkat III di KRI Bima Suci yang sandar di Dermaga Kolinlamil Tanjung Priok Jakarta Utara pada Jumat (22/7/2022).

"Kita sudah memiliki saksi-saksi. Termasuk saksi yang memang memiliki hubungan khusus asmara dengan suami korban ini," kata Andika.

Andika mengatakan berdasarkan pemeriksaan saksi-saksi dan bukti yang dimiliki pihak TNI terdapat dugaan kuat suami korban terlibat dalam penembakan tersebut.

Saat ini, kata dia, TNI juga tengah mencari suami korban yang buron.

"Sejak hari pertama kita sudah dan dugaan memang kuat karena suami dari korban ini dari sejak hari pertama. Dan bukti-bukti investigasi sudah mengarah kepada beberapa orang yang kami lebih cenderung juga mengaitkan ke suami korban," kata Andika.

Andika juga mengatakan TNI akan menjerat dengan pasal-pasal maksimal yang bisa diterapkan.

Ia pun meminta publik percaya pihaknya akan menuntaskan kasus tersebut.

"Jadi ini adalah masalah-masalah yang menurut saya sangat tidak manusiawi. Karena apakah kesenangan pribadi yang kemudian memberikan dorongan untuk melakukan apa saja, menghalalkan segala cara. Ini akan kita usut tuntas," kata Andika.

Kopral M, anggota Arhanud-15 Kodam IV Diponegoro yang merupakan suami korban penembakan misterus di Semarang dikabarkan menghilang.

Diberitakan sebelumnya, terjadi penembakan misterius di Jalan Cemara 3 Padangsari Banyumanik, Kota Semarang, Jawa Tengah pada Senin (18/7/2022) lalu.

Adapun yang menjadi korban dari insiden ini adalah istri Kopda M.

Kapendam IV/Diponegoro, Letkol Inf Bambang Hermanto mengatakan, Kopda M hingga sore ini belum terlihat melakukan aktivitas di kesatuannya.

Hingga saat ini pun Kopda M masih dalam pencarian.

"Sampai sekarang masih dilakukan pencarian," jelasnya di Mapolrestabes Semarang, Jumat (22/7/2022) dikutip dari Kompas.com.

Lanjut Letkol Inf Bambang menjelaskan, Kopral M sempat terlihat di lokasi tempat kejadian perkara saat terjadi penembakan.

Bahkan Kopral M sempat menemani istrinya dirawat di rumah sakit.

"Dia juga srempat menemani istrinya saat dirawat di rumah sakit," katanya.

Seusai menemani di rumah sakit, Kopral M dikabarkan hilang hingga saat ini.

Saat ini yang bersangkutan dinyatakan mangkir atau Tidak Hadir Tanpa Izin (THTI) dari kesatuannya.

Pelanggaran THTI pada masa damai sudah masuk kategori tindak pidana militer.

"Dia dinyatakan THTI karena tak terlihat di kesatuannya dan tidak ada izin kepada komandan batalyon."

"Maka oleh komandan batalyon dilaporkan ke pimpinan dibarengi dengan pelimpahan perkara ke penyidik Polisi Militer," kata Letkol Inf Bambang.

Kronologi Istri Anggota TNI Ditembak

Empat pelaku penembakan istri anggota TNI di Jawa Tengah tengah dalam pemburuan. Polisi telah melihat rekaman CCTV di lokasi kejadian. 

Polisi juga turut mendapatkan ciri-ciri pelaku penembakan istri anggota TNI berinisial RB yang terjadi di rumahnya Jalan Cemara III nomor 7 RT 8 RW 3 Kelurahan Padangsari Kecamatan Banyumanik Semarang, Senin  (18/7/2022) lalu.

Korban mengalami dua luka tembak pada tubuhnya.

Satu proyektil bersarang di tubuh korban, kemudian yang kedua tembus dan tertinggal di tempat kejadian perkara.

Kapolrestabes Semarang Kombes Pol Irwan Anwar didampingi Dandim 0733 Kota Semarang Letkol Honi Hanava mengungkapkan ciri-ciri pelaku melalui rekaman CCTV yang diputar di ruang Rupatama Mapolrestabes Semarang, Rabu (20/7/2022).

Berdasarkan rekaman CCTV, empat pelaku telah mengintai korban menggunakan dua sepeda motor Ninja warna hijau dan dan sepeda motor beat.

Pengendara sepeda motor Ninja menggunakan Jaket merah, celana jeans, helm hitam, sandal jepit, perawakan tubuh kurus, dan membawa tas selempang biru.

Sementara pembonceng yang merupakan eksekutor penembak mengenakan jaket jumper hitam, helm trail putih hitam, celana jeans, sepatu hitam merah, dan membawa senjata diduga pistol.

Kombes Irwan Anwar mengatakan tindakan eksekusi dilakukan setelah ada perintah dari telepon.

"Diduga eksekusi ada komando melalui telepon. Hal ini dilakukkan 3 menit sebelum korban berangkat menjemput sekolah," tutur dia.

Kemudian pengendara sepeda motor Beat menggunakan jaket jumper biru, celana hitam, tas biru muda, sepatu hitam, dan helm hitam.

Kemudian pembonceng jumper hitam motif merah, celana hitam, sepatu putih, tas hitam, dan berambut panjang berkuncir.

Menurut Kapolres, pengintaian berdasarkan real time CCTV dilakukan pada pukul 11.35WIB, dimana dua pelaku mendatangi ujung gang dekat pos satpam menggunakan sepeda motor Ninja.

Pada waktu yang sama disusul dua pelaku lainnya menggunakan sepeda motor beat warna hitam.

Kemudian pada pukul 11.38 berdasarkan rekaman CCTV korban keluar rumah menjemput anaknya di sekolah.

Korban saat itu mendapat kabar sedang kurang sehat.

Tak berselang lama diikuti oleh pelaku yang menggunakan sepeda motor beat.

"Dua pelaku yang melaju dari sisi kanan rumah korban. Selanjutnya pelaku yang merupakan eksekutor juga mengikuti ke sekolah anaknya (korban)," ujarnya.

Menurutnya peristiwa penembakan pertama terjadi setelah korban pulang menjemput anaknya pada pukul 11.47 WIB.

Melihat korban masih dapat berdiri setelah ditembak, pelaku memutar balik dan terjadi tembakan kedua.

"Saat itu terjadi perlawanan oleh korban. pelaku pengguna sepeda motor Ninja melarikan diri ke Jalan Cemara Raya. Pelaku pengguna sepeda motor Ninja terekam CCTV melaju di depan Masjid Raya Al-Muhajirin," tutur dia.

Kapolres memastikan pelaku ekseskutor bukan orang yang terlatih. Hal ini dilihat dari cara pelaku menembak korban saat kejadian.

"Ini bukanlah orang terlatih," imbuhnya.

Kombes Irwan menuturkan pihaknya fokus memberikan informasi kepada masyarakat ciri-ciri pelaku.

Hal ini diharapkan agar masyarakat dapat memberikan informasi jika mengetahui keberadaan pelaku.

"Kita bersyukur Kota Semarang telah terdapat jaringan CCTV baik terintergrasi dengan pemerintah maupun swadaya masyarakat. Meski telah ada CCTV masyarakat juga dapat berperan aktif dan peka terhadap lingkungan," tandasnya.

Sementara itu, Dandim 0733/BS Kota Semarang Letkol Honi Hanava meminta masyarakat ikut peduli dan membantu memberikan informasi.

Hal ini bertujuan agar kasus tersebut segera terungkap.

"Karena adanya kasus mengganggu dan mengusik keamanan kita bersama harapannya jika sudah tertangkap dapat membuat rasa aman," tutur dia.

Terkait keberadaan korban bersama keluargannya saat ini telah dipindahkan ke asrama Yonarhanud agar aman.

Selain itu Pihaknya bersama Polrestabes Semarang dan Pomdam membentuk jadwal piket untuk menjaga korban.

"Hal tersebut dilakukan keamaan korban," tuturnya.

(*)

Artikel sudah tayang di tribunnews.com

 

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved