Unras di Kantor Bupari Deliserdang
Ratusan Warga Desa Lau Barus Baru Demo, Minta Pengaspalan Jalan
Ratusan warga Desa Lau Barus Baru, Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deliserdang, melakukan demo ke kantor Bupati Deliserdang Selasa, (26/7/2022).
Penulis: Indra Gunawan |
Ratusan Warga Desa Lau Barus Baru Demo, Minta Pengaspalan Jalan
TRIBUN-MEDAN. com, DELISERDANG- Ratusan warga Desa Lau Barus Baru, Kecamatan STM Hilir Kabupaten Deliserdang, melakukan aksi unjukrasa ke kantor Bupati Deliserdang Selasa, (26/7/2022).
Mereka datang dengan menuntut agar jalan di kampung mereka bisa diaspal secepatnya.
Selama ini kondisinya rusak parah karena tidak pernah ada perbaikan.
Meski jalan yang belum diaspal adalah kawasan perkebunan PTPN II kawasan perkebunan Limau Mungkur namun mereka berpendapat bukan berarti pemerintah bisa melupakan mereka.
Dianggap masyarakat juga berhak untuk mendapatkan keadilan khususnya dibidang infrastruktur jalan yang layak. Selama ini warga merasa belum merdeka.
" Sudah mau 77 tahun Indonesia merdeka tapi masyarakat Lau Barus Baru belum merdeka, "teriak massa bersama-sama.
Saat melakukan aksi ini beragam spanduk mereka bawa yang bertuliskan harapan agar Bupati juga bisa ikut perduli dengan kondisi kampung mereka.
Tampak saat itu yang menjadi pimpinan aksi dan paling lantang menyuarakan orasi adalah Rahman JP Hutabarat.
Karena sudah berulang kali melakukan aksi unjukrasa ke kantor Bupati dengan massa yang berbeda dirinya pun tampak begitu lantang menyampaikan setiap aspirasi.
Kepada wartawan dirinya pun ikut menyampaikan harapan.
" Kepada wartawan tolong liputlah berita ini sebenar-benarnya. Aliansi ini berjuang untuk rakyat. Dulu masalah di kampung Titi Payung yang belum dapat listrik (sekarang sudah dialiri) sekarang kami hadir lagi. Tolong beritakan ini, ada 10 km jalannya (yang rusak), mereka merasakan pagi siang dan sore jalannya sungguh parah padahal sudah 77 tahun Indonesia merdeka, "kata Rahman.
Kepala Desa Lau Barus Baru, Supriadi yang dikonfirmasi membenarkan bahwasanya jalan di kampung mereka saat ini rusak parah.
Namun yang saat ini dituntut warga untuk bisa diperbaiki adalah jalan sepanjang 10 km di area perkebunan PTPN II.
Disebut disaat musim hujan jalan ke kampungnya ini pun sulit dilalui.
" Ya sebenarnya ada yang sudah diaspal juga jalan di kampung kita sama Pemkab tahun 2019. Sekarang ya tinggal perawatannya saja yang belum. Yang rusak parah ini yang daerah jalan kebun. Karena tanah merah kalau hujan ya susah kali lah melewatinya. Kasian kita sama anak sekolah karena rusak kali, "ucap Supriadi.
Dijelaskan kalau masyarakatnya seluruhnya ada sekitar 900 kepala keluarga.
Jumlah penduduk sekitar 3 ribu jiwa.
Diakui kalau sebenarnya masyarakat dan Pemerintah Desa sudah pernah memohonkan kepada pihak kebun agar jalan bisa diperbaiki dan ditangani oleh Pemkab.
Namun saat ini surat yang dimohonkan juga belum ada tanggapan.
Camat STM Hilir, Hesron Girsang membenarkan kalau masyarakat juga sudah pernah bermohon kepada pihak Direksi PTPN II. Disebut dirinya juga ikut menandatangani permohonan itu karena memang kebutuhannya sangat diperlukan masyarakat. " Permohonannya supaya diberikan pembebasan jalan utama ke Direksi PTPN II untuk diaspal Pemkab. tapi sampai sekarang belum dibalas permohonan kita. Sedang berupaya juga kita, "kata Herson.
Kadis Sumber Daya Air, Bina Marga dan Bina Kontruksi Deliserdang, Janso Sipahutar membantah kalau Pemkab tidak perhatian dengan masyarakat Desa Lau Barus Baru.
Disebut pada tahun 2019 ada 4 km lebih juga jalan di desa tersebut yang sudah diaspal.
Disebut untuk yang jalan kebun harus terlebih dahulu ada izin pihak kebun apabila mau diaspal.
" Yang dipinta mereka sekarang inikan yang jalan kebun dan ini cukup panjang. Pemukiman ada satu dua. Kalau mau kita upayakan boleh dengan catatan itu memang penduduknya ramai atau ada desa yang mau dihubungkan dan terpaksa melewati kebun kalau ini kita minta tolong kebun. Kalau diizinkan kebun nggak apa apa, kontruksi nya milik kita tapi tanahnya mereka punya, "kata Janso.
Janson mengatakan jalan yang menjadi prioritas di Kabupaten Deliserdang awalnya 3760 km dan sekarang yang terbaru sudah 4 ribuan.
Disebut untuk memelihara dan membangunnya diperlukan dana yang banyak.
Karena hal itu makanya dipilih yang mana sangat prioritas.
" Prioritas ini misalnya karena masyarakatnya sangat padat. Yang kebun mau yang penting dan kita anggap itu prioritas dalam artian bahwa tidak ada akses lain. Di wilayah lain juga kita tangani. Dengan uang yang sedikit kita harus pandai pandai membagi ke seluruh Kabupaten itu. Azasnya kan azas berkeadilan karena anggaran terbatas, "katanya.
(dra/tribun-medan.com)

 
                 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
						
					 
				
			 
											 
											 
											