Video Call Brigadir J
Video Call Brigadir J dengan Pacar Sebelum Tewas, Tahu Akan Dibunuh Oleh 'Squad Lama'
Brigadir J disebut sudah tahu dirinya akan dibunuh. Sempat melakukan video call dengan sang pacar sebelum meninggal
TRIBUN-MEDAN.COM,- Brigadir Nopryansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J ternyata sempat melakukan video call dengan pacarnya Vera Simanjuntak, sebelum akhirnya meninggal dunia.
Menurut Kamaruddin Simanjuntak, kuasa hukum keluarga, bahwa Brigadir J sudah tahu akan dibunuh oleh 'squad lama'.
Namun, belum jelas siapa 'squad lama' yang dimaksud.
Apakah sesama ajudan di rumah Irjen Ferdy Sambo, atau justru dari luar.
Dalam tangkapan layar video call terakhir Brigadir J dengan sang pacar, ia tampak menangis.
Ada yang menyebutkan, bahwa tangkapan layar itu diambil sebelum Brigadir J ditembak mati.
Namun demikian, belum bisa dipastikan lebih lanjut, pukul berapa Brigadir J melakukan video call dengan sang pacar.
Dalam tangkapan layar itu, tampak Brigadir J berada di atas kasur berseprai putih tengah sendirian.
Ia menangis berbincang dengan pacarnya lewat selular.
Jika benar bahwa tangkapan layar ini adalah video call terakhir Brigadir J dengan pacarnya sebelum ia tewas ditembak, muncul pertanyaan baru soal tuduhan polisi, bahwa Brigadir J masuk ke dalam kamar istri Irjen Ferdy Sambo.
Namun demikian, belum ada respon Mabes Polri mengenai unggahan Kamaruddin Simanjuntak ini.
Di akun media sosialnya, Kamaruddin Simanjuntak terang-terangan menyebut bahwa Brigadir J dibunuh.
Berikut adalah pesan di media sosial Kamaruddin Simanjuntak:
Dukung "Hasil Autopsi dan Visum Et Repertum Alm. Brigadir Polisi Nopriansyah Yoshua Hutabarat" segera diumumkan sekarang juga secara terbuka, obyektif dan transfaran, sesuai amanat Presiden RI, demi kepastian hukum, keadilan dan kemamfaatannya.
Dukung Jenazah Alm. Brigadir Polisi Nopriansyah Yoshua Hutabarat untuk dimakamkan sekarang secara kedinasan.
Mari tolak, alasan "kurang persyaratan administrasi."
Noted: Keterangan Poto Alm. Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat, Ketika Alm : Pamitan & Memohon Maaf serta Meminta Mencari "pria lain" Sebagai Pengganti Dirinya,
Sekaligus Menjelaskan Bahwa Dia Akan Pergi Untuk Selamanya, Karena "Akan Dibunuh Oleh Para Squad Lama Yang Pada Kurang Ajar.. !"
Demikian.
Shalom_horas.
Adv Kamaruddin Simanjuntak, S.H.
Ketua Tiem Advokat Pembela Hukum dan Keadilan Keluarga Alm. Brigadir Polisi Nopriansyah Yoshua Hutabarat
Bharada E buka suara ke Komnas HAM
Bharada E yang menembak Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J akhirnya buka suara di depan komisioner Komnas HAM.
Bharada E diminta keterangan oleh Komnas HAM soal tewasnya Brigadir Yosua.
Bharada E diminta keterangan tentang Brigadir Yosua bersama ajudan-ajudan Kadiv Propam nonaktif Irjen Ferdy Sambo.
Pemeriksaan Bharada E dan ajudan Irjen Ferdy Sambo lainnya terkait tewasnya Brigadir Yosua dilakukan pada Selasa (26/7/2022).
Enam dari tujuh ajudan atau aide de camp (ADC) Irjen Ferdy Sambo terkait insiden baku tembak yang menewaskan Brigadir Yosua dimintai keterangan.
Bharada E yang diduga menembak Brigadir Yosua hingga tewas turut hadir dalam pemeriksaan yang berjalan kurang lebih 6 jam itu.
Usai pemeriksaan ajudan-ajudan Irjen Ferdy Sambo, Komnas HAM membeberkan kondisi terakhir antara para ajudan sebelum kematian Brigadir Yosua pada 8 Juli 2022 lalu.
Penjelasan itu disampaikan Komisioner Komnas HAM Choirul Anam saat jumpa pers di Kantor Komnas HAM, Selasa (26/7/2022).
"Sebelum Jumat (hari kematian Brigadir J) kami tarik ke belakang, kami tanya semua apa yang terjadi, bagaimana peristiwanya, bahkan kondisinya kayak apa, itu salah satu yang penting. Misalnya begini, kondisinya bercanda-canda tertawa atau tegang, itu kami tanya," katanya.
Choirul Anam bilang, ajudan-ajudan yang diperiksa menyatakan kalau mereka masih tertawa-tawa saat itu.
Rentang waktunya bahkan sangat dekat dengan insiden penembakan tersebut.
"Beberapa orang yang ikut dalam forum (perkumpulan) itu ngomongnya memang tertawa. Itu yang kami tanya. Jadi kami lihat spektrum bagaimana kondisinya," Choirul Anam menjelaskan.
Namun, Choirul Anam tidak menjelaskan secara detail topik apa yang sedang dibahas para ajudan sehingga membuat mereka tertawa.
Ia memastikan kalau kondisi saat itu sangat rukun dan santai, tidak timbul ketegangan apapun.
"Soal tertawa kita tanya, ini kondisinya (ada) tekanan atau nggak dan sebagainya, (dijawab) bagaimana tekanan, orang tertawa-tawa kok. Itu banyak yang ngomong demikian," ucapnya.
Dalam pemeriksaan ajudan-ajudan Irjen Ferdy Sambo termasuk Bharada E, Choirul Anam bilang Komnas HAM menerapkan mekanisme secara terpisah.
Mereka diperiksa secara sendiri-sendiri untuk mendapatkan keterangan yang sejujur-jujurnya dari masing-masing ajudan.
"Ini penting untuk melihat sesuatu yang kami dapatkan sendiri oleh Komnas HAM. Untuk melihat constrain waktu dan melihat konteks yang terjadi dalam constrain waktu itu, termasuk tadi yang saya bilang di awal soal tertawa, tertawa," katanya.
Dari pantauan Tribunnews.com di lokasi, Bharada E datang secara terpisah dengan 5 ajudan lainnya.
Pemeriksaan Bharada E selesai lebih lama dibandingkan dengan lima ajudan lainnya.
Lima ajudan Irjen Ferdy Sambo selesai diperiksa pukul 16.25 WIB.
Sedangkan Bharada E selesai diperiksa dan meninggalkan Komnas HAM pada pukul 18.24 WIB.
Satu ajudan yang belum hadir diketahui saat ini keberadaannya masih di luar kota.
Komnas HAM akan menjadwalkan ulang untuk proses pemeriksaan yang bersangkutan.
Sebahagian artikel ini telah tayang di TribunJambi.com dengan judul Ajudan Irjen Ferdy Sambo Masih Tertawa-tawa Tepat Sebelum Brigadir Yosua Tewas Ditembak Bharada E.
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/medan/foto/bank/originals/tangkapan-layar-Brigadir-J-menangis-tahu-dirinya-akan-dibunuh.jpg)