Tragedi Kematian Brigadir J
JEJAK Digital Obrolan Orang-orang Dekat Ferdy Sambo, Rekam 4 Titik Keberadaan Handphone
Komnas HAM mengungkapkan, saat ini telah dikantongi jejak digital berupa obrolan orang-orang dekat Irjen Ferdy Sambo, melalui telepon seluler (ponsel)
TRIBUN-MEDAN.COM - Tragedi kematian Brigadir J benar-benar menyita atensi publik. Hingga kini, penyebab pasti meninggalnya Brigadir J belum juga terungkap.
Kasus kematiannya masih dalam tahap penyidikan oleh tim khusus Mabes Polri dan juga Komnas HAM serta Kompolnas.
Baca juga: BERITA Populer Hari Ini - Bus Rombongan Haji Alami Kecelakaan hingga Istri Ferdy Sambo Menangis
Lalu, menunggu kesimpulan akhir dari dokter forensik terkait hasil autopsi ulang Brigadir J yang diperkirakan bisa memakan waktu sesingkat-singkatnya 4 Minggu.
Terkini, Komnas HAM mengungkapkan, saat ini telah dikantongi jejak digital berupa obrolan orang-orang dekat Irjen Ferdy Sambo, melalui telepon seluler (ponsel).
Bahkan siapa omong kepada siapa, tentang apa pada hari kematian Brigadir J tersebut, saat ini sudah dikantongi seluruhnya oleh Komnas HAM. Hal ini dibeberkan oleh Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam.
Baca juga: Sering Transaksi Sabu di Pos Jaga Malam Rumah Walet, Udin Digulung Satnarkoba Polres Tanjungbalai
Sebelumnya telah terungkap, bahwa sebelum Brigadir J tewas, korban sempat menelepon Vera Simanjuntak, kekasihnya.
Obrolan Brigadir J dengan sang kekasihnya Vera Simanjuntak itu terjadi pada Jumat 8 Juli 2022 pukul 16.43 WIB, beberapa menit sebelum korban dihabisi secara kejam.
Jam itu adalah komunikasi terakhir Brigadir J. Setelah itu keluarga tak bisa lagi berkomunikasi dengan Brigadir J. Namun, pukul 17.05 WA Brigadir J sempat aktif.
Tentang jejak digital berupa obrolan melalui ponsel antara orang-orang dekat Irjen Ferdy Sambo itu berdasarkan data cell dump dan print outnya digital forensik Siber Polri.
Cell dump merupakan teknik penyelidikan keberadaan ponsel di dalam satu titik lokasi. Data cell dump diperoleh dari Base Transceiver Station (BTS).
Fakta tentang obrolan itu, dibeberkan Komisioner Komnas HAM, Choirul Anam, saat konferensi pers mengenai perkembangan penyelidikan kasus Brigadir J, Rabu 27 Juli 2022 lalu.
Saat itu Choirul Anam memegang kertas print out cell dump. Hanya saja, Choirul Anam melipat sebagian print out tersebut, sehingga tak utuh isi lengkapnya.
"Ada empat titik cell dump, menarik jaringan komunikasi di area Magelang dan Jakarta. Raw materialnya kami dikasih, sequence jaring-jaringnya siapa ngomong apa dan sebagainya juga dikasih semua kepada ," ungkap Choirul Anam.
Choirul Anam yang membidangi Pemantauan/Penyelidikan pun memperlihatkan print out cell dump rombongan Irjen Ferdy Sambo dari Magelang ke Jakarta.
Cell dump merekam 4 titik keberadaan handphone atau telepon seluler yang masuk rombongan Ferdy Sambo dan orang-orang di dekatnya.
Pasca konferensi tersebut, Choirul Anam pun menjadi sorotan. Ia bahkan disebut tak transparan saat menjelaskan perkembangan kasus kematian Brigadir J.
Potongan video Choirul Anam melipat kertas print out cell dump pun kini viral di media sosial. Muncul anggapan, Komnas HAM tak transparan mengusut kematian Brigadir J.

Siapa Hubungi Siapa?
Dikonfirmasi soal ini, Choirul Anam meminta masyarakat menonton video konferensi pers perkembangan penyelidikan kasus Brigadir J pada Rabu secara utuh. "Lihat (video secara) lengkap," kata Anam saat dihubungi melalui pesan singkat pada Jumat 29 Juli 2022.
Merujuk video konferensi pers tersebut, Choirul Anam menjelaskan kertas atau print out cell dump yang dia pegang, adalah catatan penyelidikan yang masih mentah dan harus dianalisis lagi.
Menurut dia, print out data cell dump berisi banyak nomor ponsel orang di sekitar lokasi orang-orang yang berkomunikasi. Jadi, tak mungkin langsung dipublikasikan.
"Itu raw material yang nanti kami analisis untuk menentukan titik-titik mana komunikasi awal yang terjadi di wilayah-wilayah yang terekam dalam cell dump," jelas Anam.
Anam menjelaskan data cell dump merupakan data komunikasi dalam bentuk digital. Perlu dicatat, data tersebut tidak memuat percakapan langsung dengan bahasa manusia.
"Itu komunikasi antara teknologi dengan teknologi, bukan orang dengan orang. Jadi itu jaring laba-laba, siapa menghubungi siapa, dan siapa terhubung dengan siapa ada di situ," ucap Anam.
Choirul Anam melanjutkan, Irjen Ferdy Sambo akan diperiksa setelah semua tahapan pemeriksaan telah selesai.
"Irjen Ferdy Sambo akan diperiksa kalau tahapan-tahapan semua bahan yang kita punya selesai," katanya.
Dia menyebut saat ini pihaknya akan menyimpulkan terlebih dahulu hasil dari pemeriksaan yang sudah dilakukan.
"Misalnya dalam konteks komunikasi terekam komunikasinya kayak apa dalam konteks keterangan yang lain, keterangannya kayak apa. Dalam CCTV terekam, nanti kaya apa prosesi CCTV-nya, baru itu semua kita ambil (kesimpulan) baru kita akan manggil Irjen Sambo,"ujarnya.
Komnas HAM juga butuh pendalaman beberapa pihak sehingga, dari CCTV terus ada komunikasi (telepon) terus nanti kelengkapan keterangan, baru akan manggil Irjen Sambo,"pungkasnya.
Pesan Terakhir Brigadir J Kepada Kekasih
Sang kekasih Vera Simanjuntak disebut masih sempat berkomunikasi dengan Brigadir J pada Jumat 8 Juli 2022 pukul 16.43 WIB. "Terakhir komunikasi itu hari Jumat pukul 16.43 WIB. Ada pesan cari pengganti yang lain dan itu Brigadir J sedang menangis. Tidak ada tanda-tanda kalau ia akan dibunuh. Jadi hanya sebatas tanya-tanya kabar saja," kata Ferdi, kuasa hukum Vera Simanjuntak, Minggu 24 Juli 2022.
Hal itu dikatakan Ferdi selesai mendampingi kliennya, Vera, menjalani pemeriksaan di Polda Jambi.
Vera, menurut Ferdi, terkejut mendapat informasi baku tembak Brigadir J dengan Bharada E di rumah dinas Ferdy Sambo, atasannya, yang kini nonaktif sebagai Kadiv Propam Mabes Polri.
Apalagi dijelaskan, baku tembak sekitar pukul 17.00 WIB. Vera dan Brigadir J rencananya menikah, namun takdir berkara lain: Brigadir J direnggut maut.
Belakangan beredar sebuah foto Brigadir J menangis saat video call dengan Vera Simanjuntak yang diungkap kuasa hukum Brigadir J, Kamaruddin Simanjuntak.
Melansir Warta Kota, Brigadir J menangis setelah dapat ancaman ajudan lain Ferdy Sambo inisial D berpangkat Brigadir. Selama ini Bharada E yang selalu jadi sorotan.
"Squad lama itu. Inisial D, berpangkat Brigadir," kata Kamaruddin kepada Wartakotalive.com melalui pesan tertulis, Kamis 28 Juli 2022.
Ia menduga Brigadir D yang membuat Brigadir J ketakutan.
Brigadir ini yang diduga kerap mengancam akan membunuh Brigadir J.
Kamaruddin membenarkan dalam video call dengan Vera Simanjuntak, Brigadir J sempat pamitan dan meminta pacarnya itu mencari pria lain.
"Noted: Keterangan Poto Alm. Brigadir Nopriansyah Yoshua Hutabarat, Ketika Alm : Pamitan & Memohon Maaf serta Meminta Mencari "pria lain" Sebagai Pengganti Dirinya, Sekaligus Menjelaskan Bahwa Dia Akan Pergi Untuk Selamanya, Karena "AKan Dibunuh Oleh Para Squad Lama Yang Pada Kurang Ajar.. !" kata Kamaruddin di laman Facebooknya dengan melampirkan tangkapan layar video call Brigadir J dengan Vera Simanjuntak.
Wajah Brigadir J dalam tangkapan layar itu, tampak ketakutan dan menangis. Sementara Vera mencoba menenangkan kekasihnya dengan ekspresi sedih.
Kamaruddin memastikan Brigadir J dapat ancaman pembunuhan saat di Magelang pada 7 Juli 2022 atau sehari sebelum tewas di rumah dinas Ferdy Sambo.
"Bila naik ke atas akan dihabisi," ucap Kamaruddin menirukan nada ancaman untuk polisi berusia 27 tahun itu di Jambi pada Sabtu 23 Juli 2022.
Sebelumnya, Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Ahmad Ramadhan di Mabes Polri Jakarta, Senin 11 Juli 2022, menjelaskan Brigadir J tewas setelah terlibat adu tembak dengan Bharada E.
Tembak menembak itu berlangsung di rumah dinas Ferdy Sambo di Kompleks Polri, Duren Tiga, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat 8 Juli 2022 sekitar pukul 17.00 WIB.
Artinya sekitar 17 menit setelah Vera Simanjuntak berkomunikasi dengan Brigadir J maka terjadilah penembakan itu.
Ramadhan menjelaskan, Brigadir J diduga sempat melakukan pelecehan dan menodongkan pistol ke kepala istri Ferdy Sambo di dalam kamar sebelum insiden adu tembak terjadi.
(*Tribun-medan.com/ TribunJambi.com/ Pos Kupang)
Artikel telah tayang di Tribun Jakarta dengan judul: Obrolan Ponsel Orang Sekitar Ferdy Sambo di Hari Brigadir J Tewas Terekam, Komnas HAM: Ada 4 Titik