BELUM Ada Tersangka, Bharada E Akui Tembak Mati Brigadir J, Irjen Sambo Terekam CCTV Balik Arah
Inilah kronologi Bharada Richard Eliezer alias Bharada E menembak mati Brigadir Nofriansyah
Ketua LPSK, Hasto Atmojo Suroyo, mengungkapkan Bharada E membenarkan adanya insiden baku tembak di rumah Irjen Ferdy Sambo yang menewaskan Brigadir J, pada Jumat (8/7/2022).
Bharada E juga mengakui dirinya terlibat baku tembak dengan Brigadir J, seperti yang dikatakan pihak kepolisian dan Komnas HAM selama ini.
Tak hanya itu, Bharada E juga mengatakan ia melepaskan tembakan lantaran Brigadir J menembaknya lebih dulu.
“Dia (mengaku) lakukan (penembakan) itu (karena) kan dia ditembak duluan oleh Yoshua (Brigadir J),” ungkap Hasto, Sabtu (30/7/2022), dikutip dari Kompas.com.
Saat menjalani proses pemeriksaan psikologis, Bharada E terlihat dalam kondisi biasa saja.
Bharada E juga mengaku tak mendapat ancaman atau tekanan dari pihak tertentu terkait kasus Brigadir J.
Kepada LPSK, Bharada E mengatakan kondisinya baik-baik saja.
“Dia enggak menyampaikan (ada tekanan). Kami tanyakan, tapi dia bilang baik-baik saja,” ujar Hasto Atmojo Suroyo, saat dihubungi Kompas.com, Sabtu.
Hingga saat ini, Bharada masih berstatus pemohon, belum dilindungi oleh LPSK.
Edwin Partogi mengatakan Bharada E masih akan menjalani pemeriksaan psikologis lanjutan pada pekan depan.
"Seksi pemeriksaan psikologis ini masih akan berlanjut minggu depan," ungkap Edwin, Sabtu.
Di sisi lain, Hasto Atmojo Suroyo mengungkapkan proses pemeriksaan psikologis diperlukan untuk mengetahui apakah Bharada E butuh pendampingan atau tidak.
Apakah Bharada E akan mendapat perlindungan atau tidak, tergantung dari hasil pemeriksaan psikologis.
“Apakah yang diperlukan layanan psikologis atau bukan. Ini masih menunggu report-nya psikolog ya,” ungkapnya.
Selain itu, imbuh Hasto, pihaknya masih harus berkoordinasi dengan Kompolnas dan Komnas HAM sebelum memutuskan memberikan perlindungan pada Bharada E.
“Ada (koordinasi) ke Komnas HAM, Kompolnas, ya kira-kira pihak yang ada relevansinya dengan perkara inilah,” tandasnya.
Irjen Ferdy Sambo Tak Bareng Istri saat Pulang ke Jakarta
Fakta baru soal kasus penembakan Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo ternyata tak pulang ke Jakarta bersama rombongan istrinya.
Sebelum terjadi insiden penembakan di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo, Jumat (8/7/2022), rombongan istri Irjen Ferdy Sambo termasuk Brigadir J dan Bharada E, baru saja pulang dari Magelang, Jawa Tengah.
Menurut rekaman CCTV yang dilihat Komnas HAM, Irjen Ferdy Sambo tiba lebih dulu di rumah pribadinya yang satu komplek dengan rumah dinas, di kawasan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Setelahnya, sekitar pukul 16.00 WIB rombongan istri Irjen Ferdy Sambo tiba.
"Rombongan ini ada dua, pertama rombongan ibu P dua mobil, warna hitam, ada mobil Patwal (mengawal) di depannya, (berangkat) dari Magelang sekitar jam 10.00 lewat, sampai di Jakarta di rumahnya sekitar 16.00 lewat."
"Sebelum mereka (rombongan Ibu P) sampai di rumah pribadi Pak Sambo, kelihatan dari CCTV Pak Sambo masuk ke dalam rumah pribadi didampingi satu ADC-nya (aide de camp atau ajudan."
"Baru kemudian, jam 16.00 lewat datang ibu dengan rombongan ADC, asisten rumah tangga (ART), dll itu," urai Ketua Komnas HAM, Ahmad Taufan Damanik, dalam tayangan YouTube metrotvnews, dikutip Tribunnews.com, Minggu (31/7/2022).
Lebih lanjut, Taufan mengungkapkan Irjen Ferdy Sambo pulang ke Jakarta hanya bersama satu orang ajudannya.
Irjen Ferdy Sambo berangkat dari Jogja menggunakan pesawat, tidak bersama rombongan istrinya yang naik mobil.
"Dari informasi yang kami dapatkan, Pak Sambo ini dari Jogja, naik pesawat. Jadi berbeda dengan rombongan ibu P ini," ungkapnya.
"Ini mengklarifikasi pemberitaan yang mengatakan seolah-olah mereka (Ferdy Sambo, istri, Brigadir J, dan Bharada E) bersama-sama."
"Di dua mobil itu (rombongan istri Ferdy Sambo dari Magelang) tidak ada Pak Ferdy Sambo. Dia dari kota yang berbeda, naik pesawat, didampingi satu ADC-nya," tegas Taufan.
Kendati demikian, dalam rekaman CCTV lainnya, terlihat istri Irjen Ferdy Sambo, Brigadir J, dan Bharada E memang melakukan tes PCR setibanya mereka di Jakarta.
Taufan mengatakan, Brigadir J adalah orang paling terakhir yang melakukan PCR, tepat setelah Bharada E.
"Dalam CCTV itu, yang melakukan PCR adalah ibu P, ART-nya, ada satu lagi asisten orang situ, Brigadir J paling terakhir, sebelumnya ada Bharada E, dan satu lagi ADC namanya Riki," kata Taufan.
Seusai melakukan PCR, istri Irjen Ferdy Sambo pergi ke rumah dinas.
Sementara, Irjen Ferdy Sambo keluar menaiki mobil dan pergi ke arah berbeda.
"Nah, setelah PCR itu ibu masuk ke kamar lagi bersiap-siap, kemudian mereka bersama-sama pergi ke rumah dinas."
"Setelah beberapa lama mereka ke rumah dinas, terlihat Pak Ferdy Sambo keluar dari kamarnya menuju mobil, didampingi satu ADC dan mobil Patwal, bergerak ke arah yang berbeda, bukan ke rumah dinas," tutur Taufan.
Namun, Irjen Ferdy Sambo langsung berbalik arah menuju rumah dinas ketika mendapat kabar terjadi insiden penembakan.
(*/Tribun-Medan.com)
Artikel ini telah tayang Bangkapos.com dengan judul Pengakuan Bharada E Tembak Mati Brigadir J, Irjen Ferdy Sambo Terekam CCTV Balik Arah