Viral Medsos
Video Syur Caca Garut alias DCAN, Janda Muda Berusia 20 Tahun Jualan di Tiga Akun Instagramnya
DCAN ditangkap polisi karena aksinya nekat menjual video syur miliknya secara terang-terangan kepada warganet.
NE (20) mengaku teman dekat DCAN semasa duduk di bangku sekolah menengah atas (SMP). NE mengatakan cukup kaget saat mendengar DCAN viral di media sosial.
"Enggak nyangka sih kaget kok viral, D itu teman sekelas saya pas sekolah. Saya merasa prihatin," ujarnya kepada Tribunjabar.id, Minggu (31/7/2022).
NE juga mengungkap sosok Caca Garut temannya itu memang dikenal nakal sejak sekolah. Ia menuturkan DCAN atau Caca Garut sering dipanggil guru BK (guru bimbingan konseling) karena kerap melanggar aturan sekolah.
Menurutnya NE, DCAN juga sering bergaul dengan teman-teman yang berumur lebih tua darinya. Tak hanya nakal saat di SMP, ternyata DCAN juga masih melanggar aturan di SMA. Setelah lulus SMP, DCAN diketahui melanjutkan sekolah di salah satu SMA di Kecamatan Cibatu.
Menurut NE, Caca Garut tidak melanjutkan pendidikannya karena drop out. Hal yang mengejutkannya, ternyata di usia muda Caca Garut itu sudah memiliki anak.
Dari informasi yang didapatkan, sang anak bahkan masih balita berusia dua tahun.
Jual Konten Pornografi Dirinya karena Alasan Tidak Ada pekerjaan
Dalam pemeriksaannya, Caca Garut menceritakan tentang aktivitasnya di Instagram yang menjual konten pornografi.
Kapolres Garut AKBP Wirdhanto Hadicaksono mengungkap aksi nekat Caca Garut saat menjual konten pornografi.
DCAN atau pelaku kerap melakukan live streaming untuk menggaet para pengikutnya agar tertarik membeli video asusila miliknya.
Saat live streaming yang dilakukan Caca Garut mengenakan busana hampir telanjang. "Sehingga menarik konsumennya untuk melakukan direct massage, dari direct massage itu pelaku menawarkan sejumlah layanan, kalo misalnya mau video full telanjang seperti itu ada biaya tambahan," ujarnya saat konferensi pers kasus tersebut.
Ia menuturkan, harga yang ditawarkan pelaku kepada konsumennya senilai Rp 300 ribu per video. Dari hasil pendalaman, terdapat ratusan akun yang melakukan transaksi jual beli video asusila.
Setelah konsumen mengirimkan sejumlah uang, pelaku kemudian mengirimkan video pribadinya melalui aplikasi lain yaitu Telegram. "Termonitor juga transaksi di medsosnya, ada juga yg menginginkan 7 video jadi Rp 2,1 juta, dia kirim melalui aplikasi yang lain," ucapnya.
AKB Wirdhanto Wirdhanto Hadicaksono mengatakan, pelaku menghasilkan pundi-pundi rupiah dari aktifitasnya yang dijalankan dalam kurun waktu dua bulan terakhir.
Selain itu pelaku juga mendapat pemasukan dari salah satu agen judi slot, peran pelaku yakni menjadi affiliator judi untuk menggaet pengguna baru.
