Cacar Monyet
WHO Tetapkan Cacar Monyet Darurat Kesehatan Global, Ini Gejala dan Penularannya
Wabah cacar monyet saat ini telah menunjukkan situasi darurat kesehatan publik yang harus menjadi perhatian Internasional.
Penulis: Husna Fadilla Tarigan | Editor: Randy P.F Hutagaol
TRIBUN-MEDAN.com, MEDAN - Cacar monyet ditetapkan menjadi darurat kesehatan masyarakat Internasional oleh WHO.
Wabah cacar monyet saat ini telah menunjukkan situasi darurat kesehatan publik yang harus menjadi perhatian Internasional.
Hingga saat ini cacar monyet tersebar di 75 negara di dunia, dengan total 17.156 kasus positif.
Baca juga: TRAGIS, Kakak Beradik Tewas saat Hadiri Pemakaman Adat Batak Sari Matua, Duka Bertimpa Duka
Gejala yang timbul pada penderita awal yakni demam, sakit kepala, pembengkakan anggota tubuh, sakit punggung, nyeri otot, kelesuan.
Cara penularan penyakit ini adalah terjadinya kontak fisik terhadap suspek. Virus masukbke dalam tubuh melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau mata. Juga dapat ditularkan melalui hubungan intim.
Baca juga: RIZKY Billar Beri Lesti Kejora Mobil Mewah di Hari Ulang Tahun, Dibandingkan dengan Reino Barack
Saat ini Indonesia sudah mengimbau seluruh daerah untuk mencegah penularan masuk ke Indonesia.
Berdasarkan rekomendasi satgas monkeypox PB IDI yakni memperluas dan memperketat skrining pada pintu masuk pelabuhan, bandara, dan pos lintas batas darat negara (PLBDN).
Meningkatkan kemampuan laboratorium jejaring dalam diagnosis molekuler spesimen pasien suspek.
Meningkatkan edukasi kepada masyarakat terkait epidemi, gejala, cara penularan, dan cara langkah pencegahan pribadi.
Meningkatkan kemampuan dalam identifikasi kontak erat pada pasien suspek dan global cacar monyet.
Memberikan informasi terkini kepada masyarakat mengenai situasi cacar monyet secara berkala dan transparan untuk menghindari kepanikan akibat ketimpangan siaran berita.
Mengenal Gejala Cacar Monyet pada Tubuh, Kini Lebih dari 1.000 Kasus Monkeypox
Ada lebih dari 1.000 kasus cacar monyet (Monkeypox) yang dilaporkan ke Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dalam wabah saat ini di luar negara-negara di Afrika.
Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan bahwa risiko berkembangnya Monkeypox di negara-negara non-endemik kini memang nyata, namun ini tentu masih dapat dicegah.
Dikutip dari laman Reuters, Kamis (9/6/2022), 29 negara telah melaporkan kasus dalam wabah saat ini yang dimulai pada Mei lalu.
Kendati demikian, tidak ada kasus kematian yang dilaporkan.
Dalam konferensi pers di Jenewa, Swiss, Tedros juga menyampaikan ada lebih dari 1.400 kasus yang diduga Monkeypox pada tahun ini di Afrika dan 66 kematian.
"Sungguh cerminan yang disayangkan dari dunia tempat kita hidup bahwa komunitas internasional baru sekarang memperhatikan Monkeypox, itu karena penyakit ini telah muncul di negara-negara berpenghasilan tinggi," kata Tedros.
Ia menekankan bahwa wabah itu menunjukkan tanda-tanda penularan pada komunitas di beberapa negara.
Oleh karena itu, WHO pun merekomendasikan agar orang yang mengalami gejala Monkeypox untuk mengisolasi diri di rumah.
Sementara itu, Pemimpin Teknis WHO untuk Monkeypox, Rosamund Lewis mengatakan bahwa 'kontak dekat antarpribadi' adalah cara utama penyebaran virus ini.
"Meskipun risiko penularan virus ini melalui aerosol belum sepenuhnya diketahui, petugas kesehatan yang merawat pasien Monkeypox harus memakai masker," kata Lewis.
WHO menjelaskan bahwa kasus Monkeypox yang terjadi saat ini masih didominasi pria yang berhubungan seks dengan sesama jenis, meskipun kasus pada wanita juga telah dilaporkan.
Lembaga ini pun bekerja sama dengan organisasi lain yang berkaitan dengan penyakit AIDS serta kelompok masyarakat untuk meningkatkan kesadaran dan menghentikan penularan.
"Vaksinasi pasca pajanan, termasuk untuk petugas kesehatan atau kontak erat, juga pasangan seksual, idealnya dalam 4 hari pajanan dapat dipertimbangkan untuk beberapa negara," kata WHO.
Menurut penelitian, vaksin yang digunakan sebenarnya dirancang untuk melawan cacar yang diketahui lebih berbahaya dan telah dibasmi dari dunia pada 1980.
Namun vaksin ini kini diklaim dapat berfungsi untuk melindungi dari Monkeypox.
Pejabat senior WHO Sylvie Briand pun menyampaikan bahwa saat ini lembaga tersebut tengah menilai potensi vaksin terhadap cacar dan sedang menghubungi produsen serta negara-negara yang sebelumnya telah menjanjikan vaksin ini.
Ketahui ciri-ciri Cacar Monyet yang kini sudah menyebar ke sejumlah negara eropa.
Cacar Monyet atau monkeypox ternyata bisa menular juga dari tikus.

Satu lagi penyakit yang menjadi perhatian dunia.
Namanya monkeypox atau cacar monyet.
Sejumlah negara melaporkan adanya kasus cacar monyet yang mengifeksi warganya.
Sebagai antisipasi, berikut ciri-ciri dan penyebab cacar monyet.
Kompas.com memberitakan, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah mengonfirmasi 80 kasus cacar monyet di 11 negara.
Kasus cacar monyet antara lain sudah terkonfirmasi di Jerman, Prancis, Belgia, Inggris, Amerika Serikat, dan Kanada.
WHO mengingatkan agar semua negara mewaspadai penularan dan penyebaran cacar monyet.
Menurut WHO, kasus cacar monyet berpotensi menjadi serius.
Hal ini karena kasus cacar monyet terjadi di negara yang tidak endemic monkeypox. Dilansir dari Kompas.com, cacar monyet adalah penyakit infeksi yang disebabkan virus Orthopoxvirus dari keluarga Poxviridae.
Penyakit ini biasanya menyerang orang yang tinggal dekat dengan hutan hujan tropis.
Namun, belakangan cacar monyet juga menyerang warga perkotaan.
Hewan yang bisa jadi inang atau pembawa virus cacar monyet di antaranya tupai, tikus, dan primata sejenis monyet.
Asal-usul cacar monyet
Kasus cacar monyet yang menyerang manusia kali pertama ditemukan menyerang anak laki-laki usia sembilan tahun di Republik Demokratik Kongo, pada 1970 silam.
Sejak itu, penyakit sejenis banyak menyerang warga yang tinggal di pedesaan sekitar hutan hujan di Kongo, wilayah Benin, Kamerun, Republik Afrika Tengah, Republik Demokratik Kongo, Gabon, Pantai Gading, Liberia, Nigeria, Sierra Leone, dan Sudan Selatan.
Wabah cacar monyet berskala besar sempat menerjang Nigeria sejak 2017 lalu, dengan temuan kasus suspek di atas 500 orang, lebih dari 200 orang terkonfirmasi mengidap cacar monyet, dan tiga persen di antaranya meninggal dunia.
Pada 2003, wabah cacar monyet kali pertama menjangkiti wilayah luar Afrika, yakni terjadi di AS. Menurut ahli, penderita bisa tertular penyakit ini setelah kontak fisik dengan anjing yang terinfeksi cacar monyet.
Dari hasil penyelidikan, hewan ini tertular dari hewan tikus berkantung gambia dan dormice yang diimpor dari Ghana.
Dari satu kasus tersebut, cacar monyet menyerang 70 penderita di AS. Pada medio 2018 sampai Mei 2022, penyakit ini juga dilaporkan menyerang warga di Israel, Inggris, dan negara lainnya.
Para ahli hingga kini sedang meneliti sumber infeksi dan pola penularan penyakit ini.
Ciri-ciri cacar monyet
Dilansir dari laman resmi Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC), gejala dan ciri-ciri cacar monyet mirip dengan gejala cacar lainnya, yakni:
- Demam
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Kelelahan
- Sakit punggung
- Kelenjar getah bening bengkak
- Badan panas dingin
- Muncul ruam dan bintik-bintik berisi cairan khas cacar air
Gejala dan ciri-ciri cacar monyet biasanya muncul selang seminggu sampai dua minggu setelah penderita terpapar virus penyebab cacar monter.
Penderita bisa merasakan tanda penyakit di atas sekitar dua sampai empat minggu.
Penyakit cacar monyet bisa menular dari satu penderita ke penderita lain lewat kontak erat, terkena cipratan cairan dari saluran pernapasan, terkena luka cacar penderita, atau menyentuh benda yang terkontaminasi penyakit.
(cr26/tribun-medan.com)