Berita Viral
Terungkap Fakta di Balik Viralnya Ibu-ibu Pulang Haji Pakai Baju dan Perhiasan Mencolok
Tak hanya dandanan serta pakaian yang mencolok, jemaah haji tersebut juga memakai sejumlah perhiasan.
TRIBUN-MEDAN.com - Terungkap fakta di balik ibu-ibu pulang haji pakai emas dan baju mencolok. Ternyata ini sebabnya.
Heboh ibu-ibu jemaah haji asal Sulawesi Selatan berdandan maksimal dan memakai pakaian mencolok ketika pulang ke Tanah Air setelah menunaikan ibadah.
Video yang memperlihatkan kehebohan ibu-ibu itu viral di media sosial.
Tak hanya dandanan serta pakaian yang mencolok, jemaah haji tersebut juga memakai sejumlah perhiasan.
Dalam video yang beredar memperlihatkan suasana di pesawat.
Ibu-ibu jemaah haji ini diduga dalam perjalanan pulang dari Arab Saudi ke Indonesia.
Sejumlah komentar pro kontra pun menghiasi unggahan tersebut.
Beberapa warganet bahkan menyindir, pulang berhaji malah jadi ajang pamer kasta sosial.
Kini terungkap faktanya.
Rupanya, bagi jemaah haji Bugis, mengenakan pakaian mencolok sepulang berhaji tidak untuk pamer, tapi melestarikan tradisi yang sudah ada sejak zaman pendahulu mereka.
Hal itu dikatakan Salmah (56), seorang jemaah haji asal kloter UPG 7, yang ditemui Tribunnews.com di Madinah, Jumat (7/8/2022).
"Ini tradisi orang Bugis. Tidak semua orangkan bisa ke haji makanya ketika pulang ke Tanah Air dalam keadaan sehat dan selamat, kita pakai begini, sebagai rasa syukur karena sehat," kata Salmah.
Pakaian yang dipakai itu pun juga pakaian tradisional.
Mulai dari atas, ada taliti yakni topi penutup kepala.
Kemudian, ada kain kerudung menutup topi disebut Mispah dan kain berbentuk jubah, atau Kabe.
"Kadang kita tambah kacamata," kata Salmah.
Mereka mengatakan, pakaian itu tak dibeli di Arab Saudi, tapi dibawa dari Indonesia.
Baju akan diganti ketika pesawat akan mendekati landing.
"Riasan juga di pesawat," kata Salmah.
Jemaah lain, yakni Kasmah (51), asal Kolaka pun mengungkapkan fakta yang sama.
Kasmah mengaku sudah menyiapkan baju renda berwarna kuning tua, juga kerudung dari brokat panjang.
"Ini ciri khas orang Bugis, tapi tidak dipakai di sini. Ini sudah ada sejak dari orang tua kita dari dulu," katanya.
Sedangkan jemaah lain, Hasbiah, mengaku ia tak tahu persis apa pesan dari tradisi ini.
Dia hanya berusaha menjalankan amanah orangtua, untuk melakukan hal serupa.
"Pesan orang tua pakai tradisi ini sebagai penanda orang yang baru pulang haji," kata Hasbiah.
Bawa Gelang Emas Seberat 500 Gram, Jemaah Haji Asal Makassar Jadi Sorotan
Bawa gelang emas 500 gram sepulang dari tanah suci, jemaah haji asal Makassar jadi sorotan.
Jamaah haji asal Makassar tersebut menjadi sorotan lantaran tampil mencolok daripada yang lainnya.
Momen tersebut terjadi saat para jamaah haji tiba di Bandara Internasional Sultan Hasanudin, Kamis (28/7/2022).
Berbeda dengan jamaah asal Kabupaten Soppeng yang hampir semuanya masih menggunakan batik, seragam yang digunakan saat ingin berangkat haji.
Busana dan perhiasan mewarnai jamaah asal Makassar.
Mulai gelang, cincin, anting, hingga pernak pernik di pakaian yang tergantung.
Bukan hanya gram, bahkan ada jamaah yang mencapai satu kilogram emas di pergelangan.
Satu di antara mereka adalah Martina, jamaah haji asal Makassar.
Ia menggunakan baju berwarna merah muda dengan penutup kepala atau bolang.
Ada belasan gelang terpasang di pergelangan tangan kanan dan kirinya.
Ia menyebutkan berat di setiap pergelangan itu 500 gram atau setengah kilogram.
"Saya beli perkilogram di Arab Saudi," kata Martina saat ditemui di Aula Arafah Asrama Haji Sudiang.
Selain yang digunakan, Martina juga mengaku masih memiliki beberapa perhiasan di dalam koper yang tidak digunakan.
Hal yang sama dengan Nurmala. Juga jamaah haji asal Makassar.
Busana warna merah yang digunakan sangat mencolok di bawah cahaya lampu di Asrama Haji Sudiang.
Setelah mengikuti pelepasan, sekitar 20 sanak keluarga yang datang menjemput di Asrama Haji Sudiang.
Tepat di depan gedung Zamzam, mereka berkumpul.
Satu persatu keluarga mendatangi dan memeluknya.
Saling menempelkan pipi dan mengabadikan momen lewat kamera android.
Ada 10 mobil datang menjemput," kata Nurmala.
Semuanya keluarga. Ada saudara, sepupu, dan keponakan," tambahnya.
Sesekali sanak keluarga memperbaiki penutup kepala Nurmala yang miring akibat pelukan bahagia yang menghampirinya.
Bahkan, saking bahagia dan ramai bersama keluarga, satu anting emas Nurmala di telinga kiri terjatuh.
Hilang sebelah. Tidak tahu dimana jatuh," katanya.
Namun ia tidak terlalu memperdulikan itu.
Yang penting, kata dia, sudah melaksanakan ibadah haji, dan kembali dengan selamat.
Bagi dia, bertemu kembali dengan keluarga sangat membahagiakan.
Selain mencolok pada busana, pergelangan dan jemari Nurmala juga menarik perhatian.
Beberapa emas di pergelangan tangan kiri dan kanannya.
Selain itu, empat cincin juga terpasang di jari telunjuk dan tengah di kedua tangannya.
"Inilah ciri khas Bugis Makassar," kata Nurmala.
Selain membawa perhiasan dari tanah suci, Nurmala juga membawa kurma dan air zamzam.
"Ini oleh-oleh untuk keluarga," ujarnya.
Ia mengaku sangat bahagia telah melaksanakan ibadah haji.
Pasalnya, Nurmala telah menunggu selama 13 tahun baru bisa menunaikan rukun Islam yang terakhir itu.
(*/ Tribun-Medan.com)
Artikel ini sudah tayang di Tribun Solo
