Motif pembunuhan Brigadir J
Terungkap Hasil Swab Alat Vital Pada Autopsi Pertama Brigadir J dan Peluru Bersarang di Punggung
Fakta baru kasus Brigadir J atau Brigadir Yosua Hutabarat. Hasil autopsi pertama menunjukkan penyebab kematian Brigadir J.
Hasil autopsi, ada tujuh luka tembak dengan dua luka tembak di antaranya disimpulkan sebagai penyebab kematian, yakni di bagian belakang kepala dan dada.
Di kepala, peluru masuk dari bagian belakang kepala sisi kiri dan keluar di hidung. Tembakan ini menembus rongga tengkorak dan merobek jaringan otak.
Sementara dari luka tembak di dada diketahui, peluru masuk di bagian dada sebelah kanan dan tidak ada luka tembak keluar karena anak peluru bersarang di jaringan bawah kulit punggung sisi kanan.
Luka tembak ini mematahkan iga kedua kanan depan dan merobek organ paru-paru sebelah kanan.
Sementara lima luka tembak lainnya dirinci dalam dokumen laporan autopsi.
Pertama, luka tembak masuk kelopak mata kanan bagian bawah, dengan luka tembak keluar pada selaput kelopak mata kanan bagian bawah.
Kedua, luka tembak masuk di bibir bagian bawah sisi kiri dengan luka tembak keluar pada leher sisi kanan. Luka tembak ini menembus tulang rahang bawah sisi kanan.
Ketiga, luka tembak masuk pada puncak bahu kanan dengan luka tembak keluar di lengan atas kanan sisi luar.
Keempat, luka tembak masuk pada pergelangan tangan kiri sisi belakang, dengan luka tembak keluar pada pergelangan tangan kiri sisi depan.
Luka tembak ini mengikis sebagian ujung tulang radius.
Kelima, luka tembak masuk pada jari manis tangan kiri sisi dalam, dengan luka tembak keluar di jari manis tangan kiri sisi luar.
Luka tembak ini mengenai jari kelingking dan jari tengah tangan kiri serta mematahkan tulang ruas ujung jari.
Tewas Seketika
Wakil Sekretaris Jenderal Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia Baety Adhayati mengatakan, seseorang yang tertembak di kepala bisa tewas seketika apabila peluru mengenai bagian batang otak atau otak kecil.
“Di bagian itu (batang otak/otak kecil) terdapat pusat pengaturan organ vital seperti paru-paru dan jantung. Sementara, luka tembak yang menembus paru-paru dapat menyebabkan perdarahan yang berujung pada gangguan pernapasan,” jelasnya.